Pondok pesantren Ulul Albab Cabang Sangkanhurip Kabupaten Bandung terletak di tengah persawahan sehingga masyarakat masih kesulitan dalam mengakses program yang diselenggarakan di pondok pesantren tersebut. Kondisi masyarakat yang sangat heterogen menyebabkan sering terjadi konflik diantara masyarakat itu sendiri bahkan dengan pihak pondok pesantren. Konflik yang terjadi pada masyarakat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu rendahnya pendidikan, kesulitan ekonomi dan rendahnya pemahaman agama pada masyarakat. Hadirnya pondok pesantren diharapkan mampu menjadi solusi dalam mengatasi permsalahan tersebut. Selain itu, budaya rentenir masih sangat merajalela sehingga bukan hanya menambah maslaah dalam ekonomi, melainkan masyarakat terus menanggung beban dosa yang berlipat dari memakan harta riba. Melihat permasalahan tersebut, maka kami tim peneliti dan pengurus pondok pesantren merancang sebuah model pemberdayaan perempuan berbasis pondok pesantren dalam upaya meningkatkan tiga aspek kehidupan yaitu Agama, Pendidikan, dan Ekonomi (APE). Model pemberdayaan perempuan yang kami namai model Kukis ini akan diujicobakan dalam penelitian dengan tujuan untuk melihat 1) kondisi sebelum dan sesudah penerapan model kukis, 2) Hambatan yang dihadapi, serta 3) Solusi permasalahan yang muncul pada penerapan model tersebut. Penelitian ini akan menggunakan metode pra eksperimen dengan membandingkan kondisi sebelum dan sesudah penerapan model kukis dengan sasaran penelitian yaitu perempuan usia produktif di lingkungan pondok pesantren. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi Peningkatan penghasilan rata-rata sebesar 18% yaitu Rp. 255.000 per warga belajar selama 1 bulan memulai usaha menunjukkan adanya keberhasilan penerapan model Kukis meskipun belum optimal. Pemahaman warga belajar juga mengalami peningkatan rata-rata sebesar 33%.Hambatan yang ditemukan dalam ujicoba model kukis adalah (1) Menurunnya motivasi warga belajar (2) rendahnya rasa percaya diri, (3) mental karyawan. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam ujicoba model kukis yaitu : (1) Mengidentifikasi warga belajar yang siap untuk membangun usaha, (2) menjalin kerjasama dalam pemasaran.
Peran PKG dalam upaya Meningkatkan Kompetensi Pendidik PAUD” di Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Tesis. Bandung: Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP Siliwangi Bandung). Penelitian ini bertujuan Penyusunan program PKG dalam upaya Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Pendidik PAUD di Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Hasil dari PKG dalam upaya, “Meningkatkan Kompetensi Paedagogik Pendidik PAUD di Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang”. Mengacu Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah No 73 Tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Sekolah, maka sejak 1998 Direktorat Pendidikan Pendidik merintis pembentukan wadah pendidikan nonformal yang diharapkan mampu mengatasi permasalahan di atas. Lembaga pendidikan non formal tersebut diberi nama Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif . Teknik pengumpulan data menggunakan pedoman wawancara, observasi dan dokumentasi. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian maka kesimpulan penelitian penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu menfaat secara teroritis dan secara praktis. Secara teoritis diharapkan akan adanya penambahan wawasan bagi para pendidik PAUD dalam melaksanakan proses pembelajaran baik pengetahuan dan keterampilannya merancang pembelajaran yang sesuai dengan tahap perkembangan dan pertumbuhan anak usia dini. Sehingga akan terjalin hubungan emosional antara pendidik PAUD dengan warga belajar (anak-anak) yang penuh keharmonisan, kehangatan, keakraban serta penuh kasih sayang yang pada gilirannya akan tercipta Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu untuk masa yang akan datang.Manfaat secara praktis diharapkan akan bermanfaat secara langsung dalam pelaksanaan dilapangan baik untuk peserta didik (anak-anak), lembaga Pendidikan PAUD, dan para pengelola Pendidikan PAUD.
Masalah dalam penelitian ini yaitu, "Bagaimana prosedur penyusunan instrumen evaluasi pelatihan yang digunakan oleh widyaiswara untuk mengukur keberhasilan pelatihan di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Lembang". Penelitian ini bertujuan untuk untuk memperoleh data dan informasi tentang prosedur penyusunan instrumen evaluasi pelatihan di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Lembang, untuk memperoleh data dan informasi tentang prosedur pengujian instrumen evaluasi pelatihan di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Lembang, serta untuk memperoleh data dan informasi pengolahan data hasil evaluasi pelatihan di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Lembang. Landasan teoritis yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai konsep pelatihan, konsep evaluasi dan pengertian instrumen evaluasi. Metode yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah metode deskriftif dengan teknik pengumpulan data adalah wawancara, observasi, studi dokumentasi dan studi literatur. Subjek utama penelitian ini adalah widyaiswara dan pengelola pelatihan di BBPPKS Lembang. Berdasarkan hasil temuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Prosedur penyusunan dan pengembangan instrumen tes yang dilakukan oleh widyaiswara di BBPPKS Lembangdimulai dari menetapkan tujuan tes, menetapkan hasil belajar yang akan diukur,mempersiapkan tabel spesifikasi (kisi-kisi), menetapkan isi materi tes, Menetapkan butir tes, menyiapkan norma aturan, dan mempersiapkan kunci skoring. 2) Prosedur pengujian instrumen evaluasi di BBPPKS Lembang tidak dilakukan pengujian validitas item soal dan pengujian reliabilitas instrumen evaluasi. Hal ini didasari alasan bahwa sifat pelatihan di BBPPKS Lembang yang dinamis sehingga tidak cukup waktu untuk melakukan pengujian tersebut, selain itu ada faktor kekurang pahaman beberapa widyaiswara menggunakan teknik statistik dalam pengujian tersebut.Tetapi secara keseluruhan instrumen evaluasi tersebut telah melewati langkah-langkah pengujian seperti validitas logis, validitas isi, validitas konstruk, validitas empiris, objektivitas, taraf kesukaran dan praktikabilitas. 3) Tahapan pengolahan data hasil evaluasi di BBPPKS Lembang Lembang dimulai dari pemeriksaan hasil evaluasi pembelajaran, perekapan data hasil evaluasi, pemberian skor, perubahan skor menjadi nilai dan analisis serta penafsiran data hasil evaluasi untuk pengambilan keputusan selanjutnya dilakukan secara berurutan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan oleh lembaga. Dari hasil analisis data yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa 1) Prosedur penyusunan dan pengembangan instrumen tes yang dilakukan oleh widyaiswara di BBPPKS Lembang telah sesuai dengan langkahlangkah penyusunan instrumen evaluasi pembelajaran yang baik. 2) Prosedur pengujian instrumen evaluasi di BBPPKS Lembang belum memenuhi kriteria ciri-ciri tes yang baik karena tidak dilakukan pengujian validitas item soal dan pengujian reliabilitas instrumen evaluasi. 3) Secara keseluruhan pengolahan data di L...
Penelitian ini membahas tentang pemberdayaan para anggota Persatuan Isteri Prajurit (Persit) dalam meningkatkan kemandirian melalui Kegiatan Pos Pelayanan Terpadu di Brigade Infanteri 15 Kujang II Cimahi. Tujuannya untuk mendeskripsikan kegiatan Pos Pelayanan Terpadu di Brigade Infanteri 15 Kujang II Cimahi dan untuk mendeskripsikan manfaat dari pemberdayaan anggota Persatuan Isteri Prajurit (Persit) dalam melaksanakan kegiatan Pos Pelayanan Terpadu di Brigade Infanteri 15 Kujang II Cimahi. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Instrumen dalam penelitian ini adalah yang melakukan penelitian itu sendiri, yaitu peneliti. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh kader Poyandu Mawar Brigif 15 Kujang II Cimahi sesuai dengan kegiatan pokok menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2006 diantaranya:kesehatan Ibu dan anak, imunisasi, pencegahan dan penanggulangan diare, gizi. Manfaat yang diperoleh kader posyandu dalam melaksanakan kegiatan di Posyandu Brigade Infanteri 15 Kujang II Cimahi yaitu kader posyandu merasa percaya diri dalam lingkungan sosialnya, kader mempunyai banyak teman (sosialisasinya baik), kader menjadi lebih mandiri dan disiplin, kader merasa terhormat bias bergabung sebagai kader Posyandu sehingga sosialisasi dengan warga Asrama lebih dekat, kader juga merasa bertambah pengetahuannya tentang kesehatan dasar bagi ibu dan anak.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.