BNSP telah mengatur standar profesionalitas guru dalam mengajar. Standar tersebut antara lain, guru wajib menguasai materi, struktur konsep, dan pola pikir keilmuan yang dapat mendukung proses pembelajaran matematika. Standar profesionalitas guru tersebut ditujukan agar guru mampu membantu dan membimbing peserta didik dalam mencapai tujuan belajarnya. Namun, hasil observasi mahasiswa calon guru matematika di salah satu universitas yang berada di Malang menunjukkan jika mereka masih mengalami kesulitan dalam membuat representasi matematis. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan kemampuan representasi simbolik mahasiswa calon guru ditinjau dari perbedaan gender. Perbedaan gender dalam penelitian ini untuk mendeskripsikan apakah perbedaan gender dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam membuat representasi matematis. Pendekatan Mixed Methods dengan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dipilih untuk menjabarkan tujuan penelitian. Data dikumpulkan melalui kegiatan dokumentasi dan tes. Tes diberikan kepada 35 mahasiswa calon guru dengan jurusan Pendidikan Matematika di salah satu universitas yang ada di Malang. Sebanyak 4 mahasiswa yang terdiri dari 2 mahasiswa perempuan dan 2 mahasiswa laki-laki dipilih untuk dikaji lebih rinci. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa perempuan lebih ulet dan teliti dalam menyelesaikan masalah matematis. Mereka mampu membuat representasi simbolik dari masalah yang diberikan. Mahasiswa perempuan juga membuat interpretasi dari simbol-simbol yang digunakan dalam selesaian masalah. Berbeda dengan mahasiswa laki-laki. Mereka lebih cenderung langsung menginputkan bilangan-bilangan yang termuat di soal kedalam algoritma selesaian masalah.
Abstrak. Komunikasi menjadi alat bagi siswa untuk menyampaikan pemikirannya agar dapat dipahami oleh orang lain. Mengingat pentingnya kemampuan komunikasi matematis, guru bertugas untuk membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan tersebut. Terdapat banyak cara yang bisa digunakan oleh guru, salah satunya penggunaan bahan ajar yang tepat guna. Penelitian ini membahas tentang pengembangan modul yang menekankan pada kemampuan komunikasi siswa agar bisa digunakan sebagai bahan ajar guru dalam membantu siswa. Penelitian dilakukan di Kelas VIII SMP Negeri di Batu dengan sampel penelitian sebanyak 23 siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan Mixmethod dengan model pengembangan ADDIE. Hasil dari validasi modul, uji keefektifan, uji normalitas, dan uji Wilcoxonmenyatakan bahwa terdapat peningkatan kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa sebelum dan sesudah menggunakan bahan ajar modul dengan interpretasi "sedang". Hasil uji kepraktisan juga menyatakan bahwa modul ini praktis untuk digunakan.Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa modul yang dikembangkan valid, efektif, dan praktis untuk digunakan sebagai bahan ajar guru dalam membantu siswa mengembangkan kemampuan komunikasi matematisnya.
Mahasiswa sebagai calon guru harus memiliki kemampuan dalam melakukan pembuktian matematis. Kemampuan tersebut berfungsi untuk meyakinkan seseorang akan suatu rumus ataupun teorema. Semakin tinggi kemampuan mahasiswa dalam melakukan pembuktian akan berdampak pada peningkatan keterampilan pembuktian matematika siswa. Secara umum metode pembuktian yang dikenal oleh siswa adalah pembuktian secara langsung dan tidak langsung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam melakukan pembuktian ditinjau dari proses sistematisasi. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam melakukan pembuktian matematis. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian yang dijelaskan secara deskriptif menunjukkan bahwa kemampuan pembuktian mahasiswa ditinjau dari proses sistematisasi masih lemah, mahasiswa belum memahami perbedaan antara rumus, definisi, teorema ataupun sifat. Selain itu, mahasiswa juga belum mengaitkan definisi, sifat, ataupun teorema yang relevan dengan pembuktian yang dilakukan. Akibatnya mahasiswa menyelesaikan soal dengan cara coba-coba. Salah satu faktor yang mempengaruhi hal tersebut yaitu kurangnya latihan dalam mengerjakan soal yang berbasis pembuktian matematika.
This paper reports the study of the critical thinking skills of 7th-grade students in junior high school on determining the coefficients of algebraic operation. Data were collected using worksheet and interviews. 34 students were involved during the study. The study reveals that there were 35% students who performed algebraic operations correctly. Students’ difficulty is mainly on determining the coefficients associated with the algebraic forms. In general, errors occur in the process of finding algebraic solutions, explaining the reasons for the stages of strategies taken and drawing conclusions. This is due to the fact that the main attention was given to the final result of the process of working on algebraic form problems, and less focus was paid on giving reasons for the process of working on problems that stimulate the students to think critically.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.