Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan lingkungan asap rokok adalah penyebab berbagai penyakit, pada perokok aktif maupun pasif. Permasalahan kesehatan yang timbul saat ini merupakan akibat dari perilaku hidup yang tidak sehat, hal tersebut dapat dicegah bila fokus upaya kesehatan kemandirian keluarga dan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Salah satu terobosan yaitu melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Tujuan dilakukannya pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan edukasi dan sosialisasi Gerakan Berhenti Merokok untuk Mendukung Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) di Kelurahan Pauwo. Metode pelaksanaannya yaitu: mengunjungi runah-rumah yang terdapat perokok aktif, kemudian dilakukan pre-test sebagai data awal untuk mengetahui pemahaman masyarakat terkait bahaya merokok serta pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat; setelah itu diberikan edukasi dan leaflet yang didesain semenarik mungkin agar masyarakat berminat untuk membacanya. Leaflet berisi informasi tentang bahaya merokok, tips berhenti merokok dan pentingnya menerapkan PHBS; dan terakhir dilakukan evaluasi dengan kuesioner post-test. Hasil kegiatan menunjukan adanya peningkatan pemahaman masyarakat mengenai bahaya rokok dan pentingnya menerapkan PHBS dalam kehidupan sehari-hari. Kesimpulan pengabdian masyarakat ini yaitu pemahaman masyarakat mengenai rokok dan pentingnya menerapkan PHBS dalam kehidupan untuk mendukung program GERMAS mengalami peningkatan.
Kehidupan dan pekerjaan merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Bagi manusia, bekerja merupakan suatu kebutuhan dasar untuk pemenuhan kebutuhan maupun keinginan, baik bagi pria maupun Wanita. Seiring dengan perkembangan dunia industri pekerja perempuan maupun laki-laki sering terpajan dengan berbagai faktor risiko yang berpotensi mengancam kesehatannya termasuk kesehatan reproduksi. Gangguan reproduksi yang sering terjadi pada Wanita adalah gangguan menstruasi, gangguan kesuburan, dan gangguan pada kehamilan. Salah satu faktor risiko penyebab gangguan kesehatan reproduksi pada pekerja wanita yang ditemui di PT. X dan PT. Y yaitu faktor lingkungan kerja fisik. Kebaruan dalam penelitian yaitu melihat pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap kesehatan reproduksi pekerja wanita. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor lingkungan kerja yang berpengaruh terhadap gangguan kesehatan reproduksi pada pekerja wanita. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancang bangun cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada dua perusahaan di Sentra Industri Kabupaten Sidoarjo. Responden penelitian berjumlah 109 orang dengan menggunakan teknik simple random sampling. Pengukuran kebisingan dan suhu dilakukan langsung di lokasi penelitian guna mengetahui kondisi lingkungan di perusahaan tersebut. Model analisis data yang digunakan adalah Regresi Logistik Ganda. Hasil penelitian menunjukan sebanyak 18 responden (81,8%) bekerja di area kerja panas (28oC) dan sebanyak 40 responden (64,5%) bekerja di area kerja bising (85 dB) mengalami gangguan Kesehatan reproduksi. Hasil analisis statistic menunjukan ada pengaruh suhu terhadap gangguan reproduksi (p=0,002) dan tidak ada pengaruh kebisingan terhadap gangguan reproduksi (p=0,640). Simpulan bahwa sebagian besar pekerja wanita mengalami gangguan kesehatan reproduksi.Kata kunci : Suhu, Kebisingan, dan Pekerja Wanita. Abstract Life and work are inseparable. For humans, work is a basic need to fulfill needs and desires, both for men and women. Along with the development of the industrial world, female and male workers are often exposed to various risk factors that have the potential to threaten their health, including reproductive health. Reproductive disorders that often occur in women are menstrual disorders, fertility disorders, and disorders of pregnancy. One of the risk factors for reproductive health disorders in female workers found at PT. X and PT. Y is the physical work environment factor. The novelty of the research is to see the effect of the physical work environment on the reproductive health of female workers. The purpose of this study was to determine the factors in the work environment that affect reproductive health disorders in female workers. This research is an observational study with a cross sectional design. This research was conducted at two companies in the Industrial Center of Sidoarjo Regency. The research respondents were 109 people using simple random sampling technique. Noise and temperature measurements were carried out directly at the research site in order to determine the environmental conditions in the company. The data analysis model used is Multiple Logistics Regression. The results showed as many as 18 respondents (81.8%) working in hot work areas ( 28oC) and as many as 40 respondents (64.5%) working in noisy work areas ( 85 dB) experiencing reproductive health problems. The results of statistical analysis showed that there was an effect of temperature on reproductive disorders (p = 0.002) and no effect of noise on reproductive disorders (p = 0.640). The conclusion is that most of the female workers experience reproductive health problems.Keywords: Temperature, Noise, and Female Workers.
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg. Salah satu faktor risiko hipertensi adalah kebiasaan merokok. Banyak penelitian mengatakan bahwa efek jangka panjang dari merokok adalah peningkatan tekanan darah karena adanya peningkatan zat inflamasi, disfungsi endotel, pembentukan plak, dan kerusakan vascular. Kebaruan penelitian ini karena meneliti tentang hubungan perilaku merokok dengan kejadian hipertensi. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan perilaku merokok dengan kejadian hipertensi di Desa Botubulowe, Kabupaten Gorontalo. Desain penelitian yang digunakan adalah Cross-Sectional yang menghubungkan antara dua variabel yaitu perilaku merokok dengan kejadian hipertensi. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Botubulowe pada bulan Juni tahun 2021. Penelitian ini menggunakan instrument dengan menggunakan kuisioner dengan melakukan wawancara langsung dan menggunakan data sekunder dari Kantor Desa Botubulowe dianalisis secara univariat dan bivariat dengan menggunakan analisis statistic uji chi-square. Hasil uji statistic menunjukan Tidak ada hubungan antara perilaku merokok dengan kejadian hipertensi di Desa Botubulowe Kab. Gorontalo dengan hasil analisis data menggunakan uji chi-square diperoleh hasil p-value = 0,478 dan Tidak ada hubungan antara perilaku merokok dengan jenis hipertensi pada masyarakat Desa Botubulowe Kecamatan Dungaliyo. Dengan hasil analisis data menggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai p (p-value) = 0,583 dimana nilai tersebut lebih besar dari α= 0,05. Kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara perilaku merokok dengan kejadian hipertensi pada masyarakat Desa Botubulowe Kecamatan Dungaliyo tahun 2021.Kata Kunci : Merokok; Hipertensi AbstractHypertension is an increase in systolic blood pressure 140 mmHg and diastolic blood pressure 90 mmHg. One of the risk factors for hypertension is smoking. Many studies say that the long-term effect of smoking is an increase in blood pressure due to an increase in inflammatory substances, endothelial dysfunction, plaque formation, and vascular damage. The novelty of this study is because it examines the relationship of smoking behavior with the incidence of hypertension. The purpose of the study was to determine the relationship between smoking behavior and the incidence of hypertension in Botubulowe Village, Gorontalo Regency. The research design used was Cross-Sectional which connected two variables, namely smoking behavior with the incidence of hypertension. This research was conducted in Botubulowe Village in June 2021. This study used an instrument using a questionnaire by conducting direct interviews and using secondary data from the Botubulowe Village Office. The analysis was univariate and bivariate using chi-square test statistical analysis. The results of statistical tests show that there is no relationship between smoking behavior and the incidence of hypertension in Botubulowe Village, Kab. Gorontalo with the results of data analysis using the chi-square test, the results obtained p-value = 0.478 and there is no relationship between smoking behavior and the type of hypertension in the community of Botubulowe Village, Dungaliyo District. With the results of data analysis using the Chi-Square test, the p value (p-value) = 0.583 where the value is greater than = 0.05. Conclusion that there is no relationship between smoking behavior and the incidence of hypertension in the people of Botubulowe Village, Dungaliyo District in 2021.Keywords : Smoking; Hypertension
Exclusive breastfeeding is breastfeeding for the first six months without drinks or other food additives. The purpose of this study was to analyze the effect of attitudes, knowledge, and company facilities on exclusive breastfeeding by female workers. The location of this research is a company in the industrial center of Sidoarjo Regency. This type of research is observational with a cross-sectional research design. The research respondents were 89 female workers who met the inclusion criteria, namely female workers who during their work had children and breastfed for at least the first 6 months. Collecting data using a questionnaire sheet. In addition, direct observations were made at the research site to see the availability of breastfeeding facilities in the workplace. Data were analyzed used Chi-Square test. The results showed that mothers with a positive attitude (88.5%), good knowledge (83.3%), and admitted that the company had to breastfeed facilities at work but not complete (92.9%) influenced exclusive breastfeeding with p- values of 0.002, 0.000, and 0.000. It is recommended that the company complement the existing facilities in the breastfeeding room.ABSTRAKASI Eksklusif adalah pemberian ASI selama enam bulan pertama tanpa minuman atau makanan tambahan lain. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh sikap, pengetahuan dan fasilitas perusahaan terhadap pemberian ASI Eksklusif oleh pekerja wanita. Lokasi penelitian ini adalah perusahaan yang ada di sentra industri Kabupaten Sidoarjo. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan rancang bangun penelitian cross sectional. Responden penelitian berjumlah 89 pekerja Wanita yang memenuhi kriteria inklusi yaitu pekerja wanita yang selama bekerja telah memiliki anak dan menyusui minimal 6 bulan pertama. Pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner. Selain itu dilakukan pengamatan langsung di lokasi penelitian guna melihat ketersediaan fasilitas menyusui di tempat kerja. Data dianalisis menggunakan Chi-Square test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu dengan sikap positif (88,5%), pengetahuan baik (83,3%), dan mengaku perusahaan memiliki fasilitas menyusui ditempat kerjanya namun tidak lengkap (92,9%) memiliki pengaruh terhadap pemberian ASI Ekslusif dengan p-value sebesar 0,002, 0,000 dan 0,000. Disarankan Pihak Perusahaan lebih melengkapi fasilitas yang ada di dalam ruang menyusui.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.