Menjelang era Ekonomi Global 2025, pemerintah Indonesia sedang menyiapkan langkah-langkah untuk mendukung masyarakat dalam berwirausaha sekaligus mewujudkan nawacita Presiden RI. Pendidikan tentang dasar-dasar wirausaha sudah mulai diajarkan di sekolah-sekolah sejak dini. Oleh karena itu, program pengabdian ini dilakukan untuk melengkapi materi yang sudah didapatkan di sekolah dengan mengadakan pelatihan studentpreneurship bagi pelajar untuk meningkatkan lifeskill dan efikasi diri dalam berwirausaha kepada siswa SMA dan SMK di Jawa Timur. Program ini diharapkan dapat mempersiapkan peserta untuk hidup di dunia yang penuh persaingan, mengasah bakat menjadi pengusaha, dan meningkatkan efikasi diri peserta dalam berwirausaha. Modul pelatihan studentpreneurship ini disusun menggunakan pendekatan ADDIE. Pelatihan dilakukan secara daring dan setelah mengikuti pelatihan, masing-masing peserta diwajibkan untuk mempraktikkan hasil pelatihan dengan membuat konsep bisnis berupa business plan dan business model canvas yang bisa peserta lakukan secara mandiri. Berdasarkan tugas yang dikumpulkan oleh peserta tampak bahwa mereka dapat berpikir kreatif dan inovatif dalam pembuatan business plan dan business model canvas. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pelatihan yang diberikan memberikan dampak pada lifeskill yang dimiliki peserta. Selain itu, hasil pretest dan posttest menunjukkan bahwa ada perbedaan antara skor efikasi diri dalam berwirausaha sebelum dan sesudah pelatihan.
Masa pandemi tentunya memberikan dampak tersendiri bagi orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Salah satu dampak yang paling terasa berat adalah tidak adanya akses untuk melakukan terapi secara langsung. Selain itu, karena semua siswa harus belajar di rumah maka orangtua yang harus mengambil peran untuk melakukan pendampingan belajar. Kondisi tersebut tentunya menimbulkan kesulitan tersendiri bagi para orangtua, terutama bila mereka belum terbiasa melakukan pendampingan secara mandiri pada anaknya yang berkebutuhan khusus. Untuk dapat mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut tentunya dibutuhkan resiliensi dari para orangtua. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran resiliensi para orangtua yang memiliki anak berkebutuhan di masa pandemi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Alat ukur yang digunakan adalah skala resiliensi yang disusun oleh peneliti dengan mengacu pada konsep teori pengasuhan dari Davis (1999).
The large number of bullying cases involving teenagers both as perpetrators and victims shows that intervention is needed to prevent the increasing number of cases. The education process for adolescents will be effective if it is carried out by their peers. Therefore, a module is needed to provide education for adolescents so that they can act as counselors for their peers in order to prevent bullying from occurring. The purpose of the community service activities carried out is to implement the Remaja “PEDULI” (Peka, Dukung, Lindungi) program to increase participants' knowledge of bullying and the skills needed as peer counselors.This training was conducted online for 2 meetings and post training assignments. The Remaja “PEDULI” module was developed using the ADDIE approach which consist of analisys, design, develop, implement, and evaluate. The impact of the module implementation was tested using a quasi-experimental method used a single group with a pretest and postest design. Result of data analysis showed that there was differences between mean test scores of participants before and after the training with value of t = -2.921 and value of p = 0.005 (p <0.01). It can be concluded that the Remaja “PEDULI” program is effective in increasing adolescents' knowledge about bullying and skills required as peer counselors. Keywords: adolescents; bullying; online training Abstrak: Banyaknya kasus bullying yang banyak melibatkan remaja baik sebagai pelaku maupun korban menunjukkan bahwa dibutuhkan intervensi untuk mencegah meningkatnya jumlah kasus tersebut. Proses edukasi bagi remaja akan efektif apabila dilakukan oleh sebayanya, oleh karena itu diperlukan modul untuk memberikan edukasi berupa pelatihan kepada remaja agar dapat berperan sebagai konselor bagi sebayanya agar dapat mencegah terjadinya bullying. Tujuan dari kegiatan pengabdian yang dilakukan adalah untuk mengimplementasikan program remaja “PEDULI” (Peka, Dukung, Lindungi) untuk meningkatkan pengetahuan peserta tentang bullying dan ketrampilan yang dibutuhkan sebagai konselor sebaya. Program pelatihan ini dilakukan secara daring selama 2 kali pertemuan dan penugasan pasca pelatihan. Modul pelatihan remaja PEDULI ini disusun menggunakan pendekatan ADDIE, yang terdiri dari 5 tahap, yaitu: analisis, desain, develop, implement, dan evaluate. Media yang digunakan dalam pelatihan ini adalah presentasi, video, dan komik. Dampak dari implementasi modul diuji menggunakan metode eksperimen quasi dengan desain single group with pretest and postest design. Hasil uji beda skor tes pengetahuan pada peserta sebelum dan sesudah pelatihan menghasilkan nilai t = -2,921 dengan nilai p = 0,005 (p<0,01). Dapat disimpulkan bahwa program remaja “PEDULI” efektif untuk meningkatkan pengetahuan remaja rentang bullying dan ketrampilan yang diperlukan sebagai konselor sebaya. Kata kunci: bullying; pelatihan daring; remaja
- Parents play an important role in sexual education for their children. The role also owned by parents who have children with autism spectrum disorder (ASD). However, information about sexual education for children with ASD is limited. This condition caused parents feel confused about when and how to provide sexual education to their children who have ASD. This study aims to determine the level of parental knowledge about sexual education in children with ASD. The measuring instrument used in this study was a test of knowledge about sexual education in children with ASD. Respondents in this study involved 80 parents who had children with ASD in Surabaya. The results showed that 28% of respondents had a moderate level of knowledge regarding sexual education in children with ASD. Nearly half or 48% of respondents have a good level of knowledge, and 15% of respondents have a lack of knowledge. Most parents have insufficient knowledge in terms of understanding sexuality, the stage of sexual development, and the topic of sexual education that is appropriate for the age of the children with ASD. Keywords: sexual education, parental knowledge, autism spectrum disorder Abstrak – Orangtua memegang peranan penting dalam pendidikan seksual bagi anaknya. Termasuk orangtua yang memiliki anak dengan gangguan spektrum autis (GSA). Akan tetapi, informasi tentang pendidikan seksual bagi anak dengan GSA ini terbatas. Kondisi tersebut mengakibatkan orangtua merasa bingung tentang kapan dan bagaimana memberikan pendidikan seksual pada anaknya yang memiliki GSA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan orangtua tentang pendidikan seksual pada anak GSA. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pengetahuan tentang pendidikan seksual pada anak GSA. Responden dalam penelitian ini adalah 80 orangtua yang memiliki anak GSA di Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 28% responden memiliki tingkat pengetahuan yang sedang mengenai pendidikan seksual pada anak dengan GSA. Hampir separuh atau 48% responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik, dan 15% responden memiliki tingkat pengetahuan yang kurang. Sebagian besar orangtua memiliki pengetahuan yang kurang dalam aspek pengertian seksualitas, tahap perkembangan seksual, dan topik pendidikan seksual yang sesuai dengan usia anak GSA. Kata kunci: pendidikan seksual, pengetahuan orangtua, gangguan spektrum autisÂ
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.