Pengabdian kepada Masyarakat Berbasis Pesantren dan Madrasah ini dilandasi oleh permasalahan input pendidikan dari usur pendidik yang belum maksimal dalam menjankan tugas sebagi guru profesional di madrasah. Beberrapa masalah ditemukan, pertama guru belum memahami konsep dan bentuk desain pembelajaran abad 21 secara jelas, karakteristik pembelajaran abad 21, dan bentuk penilaian berbasis HOTS, kedua guru masih banyak yang mengalami kesulitan dalam menulis karya ilmiah karena belum banyak pengetahuan dan pengalaman menulis, ketiga selama lima tahun terakhir guru tidak mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan pengembangan kompetensi pedagogik dan profesional. Oleh karena itu, tujuan dari pengabdian ini adalah melatih para guru madrasah di perbatasan Indonesia-Malaysia kecamatan Sekayam dan Entikong dalam mendesain pembelajaran berorientasi pada keterampilan abad 21, dan penulisan karya ilmiah yang layak dipublikasi di jurnal. Dengan pelatihan ini diharapkan guru dapat meningkatkan mutu proses dan hasil belajar pada siswa. Melalui pelatihan karya tulis ilmiah guru dapat meningkatkan karir dan menjadi guru profesional yang mampu bersaing secara kompetitif. Pengabdian dilakukan dengan pendekatan Asset Based Community Development (ABCD) melalui lima tahapan yang terstruktur, yakni define, discovery, dream, design, dan delivery destiny. Luaran pengabdian ini adalah guru memiliki pengetahuan baru tentang desain pembelajaran abad 21, guru mampu menyusun rencana Praktik Pembelajaran secara benar, dan guru dapat menyusun soal HOTS. Selanjutnya luaran kegiatan tahap dua memberikan pengetahuan tentang penulisan karya ilmiah, mengetahui sistem sitasi menggunakan aplikasi mendeley, mampu melakukan submission artikel di jurnal online. Secara kualitas kegiatan telah memberikan layanan yang baik dan secara kuantitas seluruh rangkaian kegiatan pengabdian dinyatakan baik sekali atau puas oleh 25 peserta atau 100%. Temuan akhir bahwa masih banyak asset mitra pengabdian di pesantren dan madrasah perbatasan yang belum teraktualisasikan karena minimnya dukungan dari lembaga lain di kabupaten Sanggau.
Tujuan penelitian ini mendeskripsikan implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan yang dilakukan di karang taruna yang berperan dalam membangun karakter sosial pada generasi digital native dan menganalisis kendala yang dihadapi karang taruna dalam membangun karakter sosial pada generasi digital native. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui studi dokumen dan analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan karakter dapat diimplementasikan di karang taruna, yang merupakan wadah berkumpulnya generasi digital native untuk mengembangkan bakat dan keterampilannya. Peran karang taruna dalam membangun karakter sosial melalui berbagai kegitan seperti, gotong royong, kegiatan kerohanian, pembinaan dari pengurus, membantu masyarakat yang sedang mengalami kesulitan dan lain sebagainya. Kendala yang dihadapi oleh karang taruna dalam membangun karakter sosial generasi digital native yaitu partisipasi generasi ini mulai menurun karena teknologi internet, intervensi oknum yang memiliki kepentingan politik, dan kurangnya dukungan dari pemerintah khususnya pemerintah desa terhadap kegiatan yang diselenggarakan oleh karang taruna.The purpose of this study is to describe the implementation of character education through activities carried out in Karang Taruna (youth organization), that play a role in building social character in the digital native generation, and to analyze the obstacles faced by Karang Taruna in building social character in the digital native generation. This study uses a qualitative approach with a case study method. The data collection in this study is through document study and the data analysis used is descriptive qualitative analysis. The results of the study show that character education can be implemented in Karang Taruna, which is a gathering place for the digital native generation to develop their talents and skills. The role of Karang Taruna in building social character is through various activities such as mutual cooperation, spiritual activities, coaching from administrators, helping people experiencing difficulties, and so on. The obstacles faced by Karang Taruna in building the social character of the digital native generation is that the participation of this generation has begun to decline due to internet technology, the intervention of individuals with political interests, and the lack of support from the government, especially the village government, for activities organized by Karang Taruna in building social character is very effective through several activities
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.