Latar belakang. Anemia merupakan tahap akhir defisiensi zat besi. Kekurangan zat besi pada siklus 270 hari pertama kehidupan dapat membawa dampak buruk pada periode kehidupan selanjutnya. WHO merekomendasikan seluruh wanita hamil agar mendapatkan suplementasi zat besi. Namun, faktanya prevalensi anemia masih tinggi pada kelompok ibu hamil. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kejadian anemia pada 270 hari pertama kehidupan dan usia ibu terhadap berat bayi lahir. Metode. Penelitian dilaksanakan di tiga Puskesmas di Sukoharjo, Indonesia pada Febuari-April 2018. Pemilihan tiga Puskesmas dilakukan secara purposive sampling dengan jumlah populasi 670 ibu. Sebanyak 129 ibu terpilih, subjek merupakan ibu yang memiliki balita (12-24 bulan). Subjek diwawancara menggunakan kuesioner sosio demografi, sedangkan data anemia didapat dari buku KIA. Analisis multivariat menggunakan regresi logistik untuk mengetahui faktor yang paling berhubungan dengan berat bayi lahir. Penentuan rasio menggunakan Confidence Interval (CI) 95% untuk menentukan kekuatan hubungan. Nilai p <0.05 digunakan untuk menyatakan signifikansi statistik. Hasil. Dari 129 ibu, sebanyak 100 (77,5%) mengalami anemia pada siklus 0-90 hari; 83 (64,3%) pada siklus 91-180 hari; 123 (95,3%) pada siklus 181-270 hari; dan 73 (56,6%) memiliki usia risiko kehamilan. Hasil uji regresi logistik, anemia pada siklus 0-90 hari dan 91-180 hari tidak ada hubungan yang bermakna dengan berat bayi lahir (p>0.05), sedangkan anemia pada siklus 181-270 hari (p=0.01;OR=6.14) dan usia risiko kehamilan (p=0.03;OR=2.81) berhubungan dengan berat bayi lahir. Kekurangan zat besi pada siklus 181-270 hari pertama kehidupan dan usia ibu hamil yang rentan berkontribusi pada berat lahir bayi. Kesimpulan. Probabilitas ibu anemia pada siklus 181-270 hari pertama kehidupan dan memiliki usia risiko kehamilan dalam melahirkan bayi dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) sebesar 7,63%.
Prevalensi stunting yang masih tinggi pada balita serta masih rendahnya keterampilan kader posyandu dalam mengukur tinggi badan dan menilai status stunting akan berdampak pada keakuratan hasil pengukuran oleh karena itu perlu dilakukan pelatihan kepada kader. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan kader terhadap peningkatan keterampilan pengukuran tinggi badan dan penilaian status stunting pada balita di Desa Kadubale Kecamatan Banjar Kabupaten Pandeglang. Penelitian ini menggunakan desain penelitian pre eksperimental dengan rancangan one group pretest postest. Pengambilan subjek dalam penelitian ini menggunakan metode total sampling. Penelitian ini dilakukan kepada 37 orang kader posyandu. Pengambilan data keterampilan menggunakan instrumen daftar tilik untuk mengetahui peningkatan skor keterampilan. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat, analisis data bivariat menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan skor rata-rata keterampilan kader antara sebelum dan setelah diberikan pelatihan dalam mengukur tinggi badan (5,62 menjadi 9,46) dan penilaian status stunting (0 menjadi 12) dengan nilai signifikansi (p<0,001). Dengan demikian pelatihan kader efektif dalam meningkatkan keterampilan kader posyandu.
Gangguan lambung merupakan penyakit yang sangat mengganggu aktivitas dan bila tidak ditangani dengan baik dapatberakibat fatal.Salah satu diantara gangguan lambung adalah sindrom dispepsia yaitu suatu kondisi medis yang ditandaidengan nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas atau ulu hati.Remaja merupakan kelompok yang berisikountuk terkena sindrom dispepsia termasuk mahasiswa.Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan status gizi dan tingkat aktivitas fisik dengan gangguan lambung pada mahasiswa.Penelitian ini desain studi (crosssectional)menggunakan teknik Propotional Stratified Random Sampling dengan jumlah 85 subjek, pengumpulan datadengan kuisioner Rome III dan tabel PAR (Physical Activity Ratio).Dari hasil penelitian didapatkan ada hubunganbermakna antara status gizi dengan gangguan lambung dengan nilai p-value sebesar 0,0167 yang artinya (p<0,05) dengannilai PR (Prevalens Ratio)=5,797.Sedangkan tingkat aktivitas fisik tidak berhubungan dengan gangguan lambungdengan nilai p= 0,2 (p>0,05).
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.