Masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana meningkatkan aktivitas siswa dan guru dalam penerapan strategi pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning) dalam pembelajaran matematika pada pembahasan materi segiempat dan segitiga di kelas VI SD Negeri 1 Selat?. Bagaimana meningkatkan hasil belajar matematika siswa dalam penerapan strategi pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dalam pembelajaran matematika pada pembahasan materi segiempat dan segitiga di kelas VI SD Negeri 1 Selat?. Dan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui cara meningkatkan aktivitas siswa dan guru dalam penerapan pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dalam pembelajaran matematika pada pembahasan materi segiempat dan segitiga di kelas VI SD Negeri 1 Selat. Dan untuk mengetahui cara meningkatkan hasil belajar matematika siswa dalam penerapan strategi pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dalam pembelajaran matematika pada pembahasan materi segiempat dan segitiga di kelas VI SD Negeri 1 Selat. Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas classroom action research) yang dilaksanakan minimal dua siklus. Setiap siklus pada penelitian tindakan terdiri dari empat tahap, yaitu 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3) pengamatan, 4) Refleksi. Berdasarkan pembahasan diketahui bahwa strategi pembelajaran berbasis masalah (problem based learning dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa dengan) pada pokok bahasan segiempat dan segitiga di kelas VI SD Negeri 1 Selat dinyatakan berhasil ini terbukti dengan peningkatan hasil belajar. Pada siklus I, hasil belajar peserta didik pada siklus I lebih baik dari tes awal sebelum tindakan. Di mana diketahui rata-rata kelas adalah 69,07 dengan ketuntasan belajar 59,26% (16 peserta didik) meningkat menjadi ketuntasan belajar 88,89% (24 peserta didik) Maka disimpulkan bahwa perbaikan pembelajaran di atas dinyatakan tuntas.
ABSTRAKKerajinan tenun songket merupakan salah satu kerajinan tradisional masyarakat Melayu Riau, yang pada zaman dahulu sering dibuat oleh anak-anak bangsawan dan hanya dipakai oleh kalangan kerajaan dalam lingkungan terbatas. Dengan perkembangan zaman yang lebih modern, kain tenun songket sudah digunakan oleh masyarakat luas. Adapun permasalahan selama ini yang dihadapi keterbatsan alat, sumber daya manusia dan pemasaran produk. Maka diperlukan wadah berupa pusat kegiatan untuk terus melestarikan kerajinan tradisional tenun songket agar tidak punah dan perlunya memberikan informasi kepada masyarakat untuk mengenal dan mempelajari berbagai macam motif ragam hias yang digunakan dalam kerajinan tenun songket. Diharapkan untuk dapat menjadi sarana edukasi dibidang seni budaya Kerajinan tenun untuk para pelajar, mahasiswa serta masyarakat umum agar dapat membantu mengenal sejarah dan informasi tentang perkembangan kerajinan Tenun, begitu juga untuk para seniman untuk mendalami kembali pengetahuan di bidang Kerajinan Tenun ini.Kata Kunci : Sentra (pusat), Edukasi,Indrusti,Rekreasi dan Pameran. ABSTRACTThe songket weaving craft is one of the traditional handicrafts of the Riau Malay community, which in ancient times was often made by noble children and only used by the royal circle in a limited environment. With the development of a more modern era, songket woven fabric is already used by the public. The problems so far faced keterbatsan tools, human resources and product marketing. So needed a container in the form of an activity center to continue to preserve the traditional craft of songket weaving so as not to become extinct and the need to provide information to the community to know and learn various motifs of ornamental decoration used in songket weaving craft. It is expected to be a means of education in the field of Arts and Crafts Weaving art for students, students and the general public in order to help know the history and information about the development of crafts Weaving, as well as for the artists to deepen knowledge in the field of Craft Weaving..
Sawahlunto is a small town located 116 km from the West Sumatra city of Padang. It was the second coal-mining town which was opened by the Netherlands after North Borneo. The discovery of this coal deposit interest to embed the Netherlands Colonial investment. At the end of the 19th century they initiated three major projects in West Sumatra. The third major project is the construction of Railway Infrastructure along the 155 km between Sawahlunto towards port in Padang city, the construction of the Teluk Bayur harbour and the construction of the mining town of Sawahlunto. The presence of the whole infrastructure has made a new history for the people of Indonesia at that time. Nevertheless the whole infrastructure is still survives and has been a witness to the struggle of the nation.Historical heritage attracts the Government town of Sawahlunto, observer preservation and historians. These stakeholders are then shared with the public the city declared to still preserve the historical heritage of this evidence. This commitment has resulted in the preservation of program implementation is running very well. So the whole infrastructure has in the mining town of conservation and is enabled to support government programs especially in the field of historical tourism and culture. This preservation program has been bearing the name of the town of Sawahlunto and has become one of the tourist destinations in West Sumatra. This success became a passion for the City Government to propose Sawahlunto being one to UNESCO World Heritage sites. As evidence of the extraordinary diusulukan of the Ombilin coal mine is a city with an infrastructure of railway and warehousing coal in Teluk Bayur Harbour.The methodology used is Qualitative Observation from a current state to make future development plans. The basic observation will be taken from the process of preservation that has been done before especially for the town of Sawahlunto. Because of the town of Sawahlunto as a pioneer against the initiative. This article aims to identify sustainable development plan for the development of the heritage site. This management plan will affect property and maintenance as well as the development of new functions as a historical and cultural tourism destinations. The study will be made in the form of a framework for the management of the world heritage site and development guidelines for the world heritage site. The end of the research will produce guidelines for sustainability development historic district and the world heritage site management plan.
Ornamen pada bangunan tradisional Melayu dalam bentuk seni ukir, dari sejarah Melayu seni ukir yang melekat pada bangunan dianggap sebagai identitas dari pemiliknya. Penggunaan seni ukir biasanya terdapat pada bangunan rumah dan istana. Berdasarkan sejarah Melayu seni ukir telah mendapatkan perhatian istimewa sejak 500 tahun yang lampau. Secara georafis Kepulauan Riau membentang dari perairan Selat Melaka samapai ke laut Cina Selatan keadaan ini memberi peluang terjadinya hubungan budaya sesama rumpun Melayu dengan terwujudnya khasana budaya Melayu Riau. Desa Rantau Bais secara georafis memiliki sungai yang muaranya ke Selat Melaka, disepanjang sungai terdapat bangunan berarsitektur tradisional Melayu dengan umur bangunan diatas 100 tahun. Bangunan rumah tradisional tersebut memiliki ornamen berupa seni ukir yang memiliki tipologi bentuk dan nilai arsitektur Melayu. Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengidentifikasi bentuk dan nilai ornamen pada bangunan arsitektur Melayu. Untuk memperoleh tujuan metode yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan melakukan pengumpulkan data, dan analisis. Bentuk ornamen pada bangunan berupa teknik tebuk dan tebuk timbul dengan pola dan motif yang beragam. Bentuk dan nilai ornamen bangunan tradisional arsitektur Melayu di desa Rantau Bais merupakan gambaran nilai, norma hidup, keindahan, keharmonisan, iklim dan topografi pada masyaratnya.
Arsitektur Vernakular menjadi salah satu kajian riset yang sangat menarik dilakukan. Salah satunya yaitu arsitektur tradisional Melayu yang disebut rumah Lontik dan arsitektur Minagkabau yang biasa disebut dengan rumah Gadang. Kedua jenis arsitektur ini menjadi menari untuk diteliti karena secara visual terlihat memiliki persamaan bentuk, elemen arsitektur dan jenis struktur yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tipologi arsitektur rumah Lontik dan rumah Gadang dalam hal elemen arsitektur dan fungsi ruang yang secara tidak langsung akan membentuk pola dari tampilan visual bangunan tersebut. Metodologi penelitian adalah deskriptif analisis dengan pendekatan studi kepustakaan. Berpedoman kepada beberapa referensi dan hasil studi sebelumnya, tim peneliti memilih beberapa jenis bangunan yang mempunyai kemiripan arsitektur secara visual yaitu rumah Lontik di Desa Kuapan Kabupaten Kampar dan rumah Gadang di Kabupaten SijunjungSumatera Barat. Setelah melakukan studi komparasi ini ditemukan adanya persamaan yaitu elemen-elemen arsitektur, tata letak serta persamaan penzoningan ruang secara hirarki ruang. Namun terdapat juga beberapa perbedaan seperti posisi, ukuran, penamaan, serta jenis fungsi ruang.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.