Cadangan minyak bumi semakin menipis, hal ini disebabkan meningkatnya ekonomi dan pertumbuhan penduduk sejalan dengan menigkatnya komsumsi energi. Selain itu juga disebabkan oleh meningkatnya jumlah kendaraan transportasi. Ketergantungan energi listrik dengan bahan bakar fosil, khususnya batubara di provinsi Lampung, dinilai masih cukup besar. Batubara sendiri diperkirakan dapat bertahan hingga 70 tahun mendatang, sementara cadangan batubara global diperkirakan akan habis sekitar 109 tahun kedepan dengan demikian diupayakan lebih intensif ke arah diversifikasi energi untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, dan biomassa yang paling banyak dan berpotensi di Indonesia adalah kelapa sawit. Pada penelitian ini, kegiatan eksperimen melakukan pengujian produk limbah tandan kosong kelapa sawit yang dihasilkan oleh reaktor torefaksi kontinu tipe tubular menggunakan sistem pemanas oil jacket sebagai media torefaksi. Pengujian proksimat menunjukan bahwa semakin tinggi kandungan fixed carbon akan meningkatkan nilai kalor dari produk padatan hasil torefaksi, semakin meningkatnya temperatur pada proses torefaksi maka produk tandan kosong kelapa sawit semakin mempunyai emisi dan mempunyai sifat hydrophobic yang baik, nilai kalor produk padatan hasil torefaksi tandan kosong kelapa sawit berkisar antara 16357.23 – 21083.98 kJ, setara dengan batubara subbituminous C yang memiliki nilai kalor sebesar 19300 – 2100 kJ.
This article discusses the use of Pertamax fuel and young coconut bioethanol with mixed variations (BE5, BE10, BE15, BE20) on injection step motorcycle exhaust emissions. The methodology used in this study is the post test only design control, one of the research in qualitative research. The research data is primary data, obtained directly on the gas analyzer during the trial. All data is then collected, looking for average test results, described and closed with a different test (t test). Based on the data obtained at the time of testing there was a decrease in CO and HC gas levels with each additional amount of young coconut ethanol in Pertamax fuel. The results of the difference analysis test (t test) are not significant, t arithmetic <t table which means accepted and rejected. Can reduce the use of young coconut bioethanol mixture has variations in CO and HC emission reduction, but the reduction rate is not significant Artikel ini bertujuan untuk membahas pengaruh penggunaan bahan bakar pertamax dan bioetanol kelapa muda dengan variasi campuran (BE5, BE10, BE15, BE20) terhadap emisi gas buang sepeda motor empat langkah injeksi. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah post test only control desain, salah sau pendekatan riset dalam penelitian kualitatif. Data penelitian merupakan data primer, didapatkan secara langsung pada alat gas analizer pada saat uji emisi. Seluruh data kemudian dihimpun, di cari rata-rata hasil pengujian, di deskripsikan serta ditutup dengan uji beda (uji t). Berdasarkan data yang didapatkan pada saat pengujian terjadi penurunan kadar gas CO dan HC pada setiap peningkatan jumlah campuran bioetanol kelapa muda pada bahan bakar pertamax. Hasil dari analisis uji beda (t test) pengaruh penambahan campuran tidak signifikan, t hitung < t tabel yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Dapat disimpulkan penggunaan campuran bioetanol kelapa muda memiliki pengaruh penurunan kadar emisi gas CO dan HC, tetapi angka penurunan tidak signifikan.
This study aims to determine the effect of temperature changes on the corrosion rate of motorbike exhaust. In this experimental study, the test specimens were given heat treatment by burning directly using solder gas, then immersed directly into a container containing plain water and salt water. After being given the treatment, an evaluation was held to see how much influence it had. On the 12th day of testing, all specimens experienced a decrease in weight, with details in specimen A experiencing a weight loss of 0.5 grams from the initial weight of 32 grams, with a corrosion rate of 0.064942241mm / year. Specimen B experienced a weight loss of 0.31 grams from the initial weight of 32 grams and the corrosion rate in specimen B was 0.402641894 mm / year. In specimen C, it experienced a weight reduction of 0.46 grams from the initial weight of 32 grams with a corrosion rate of 0.59746862mm / year. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh perubahan temperatur terhadap laju korosi pada knalpot sepda motor. Pada penelitian eksperimen ini spesimen uji diberi perlakuan panas dengan dibakar langsung menggunakan solder gas, kemudian dicelupkan langsung kedalam wadah yang berisi air biasa dan air garam. Setelah diberi perlakuan (treatment), diadakan evaluasi untuk melihat seberapa besar pengaruhnya. Pada hari ke 12 pengujian seluruh spesimen mengalami penurunan berat, dengan rincian pada specimen A mengalami penurunan berat sebesar 0,5gram dari berat awal 32gram, dengan laju korosi 0,064942241mm/tahun. Spesimen B mengalami penurunan berat sebesar 0,31gram dari berat awal 32 gram dan laju korosi pada spesimen B 0,402641894 mm/tahun. Pada sepesimen C mengalami pengurangan berat sebesar 0,46 gram dari berat awal 32 gram dengan laju korosi 0,59746862mm/tahun.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.