Akuntansi Lingkungan dalam Pitutur Luhur Kejawen. Pene litian ini bertujuan menginterpretasikan akuntansi lingkungan dengan menafsirkan pesan tersirat pitutur luhur kejawen. Metafora penelahaan digunakan sebagai metode untuk menangkap dan menjabarkan fenom ena terkait akuntansi lingkungan. Penelitian ini menemukan bebera pa tahapan kebijakan akuntansi lingkungan dari sikap etis dan norma kemanusiaan. Tahapan pertama adalah menyeimbangkan alam dan kepentingan perusahaan. Tahapan kedua adalah mendekatkan peru sahaan dengan masyarakat. Tahapan ketiga adalah kerja sama antara perusahaan, masyarakat, dan pemerintah dalam menerapkan akuntansi lingkungan. Tahapan ketiga adalah kunci utama keberhasilan penera pan akuntansi lingkungan.

The leader's approach to the CSR program has positive results on achieving loyalty and customer satisfaction which can affect CSR performance. Weak public pressure on CSR reporting makes leaders understand the importance of CSR disclosure in company policy. The search for ethical leadership values can follow the teachings of Asta Brata's leadership values. The value of Asta Brata in describing the reality of CSR will be easier to digest and learn by using metaphors, especially for those who do not have direct experience. Asta Brata values include Mahambeg Mring Samudro, Mahambeg Mring Maruto, Mahambeg Mring Bhumi, Mahambeg Mring Angkasa, Mahambeg Mring Condro, Mahambeg Mring Dahana, Mahambeg Mring Suryo, and Mahambeg Mring Kartika. This value is the value that ethical leaders must have in influencing employees towards the goals of a shared CSR strategy. Value Asta Brata can answer the phenomenon of CSR programs but only symbolically and does not have ethical elements and concern for social and community issues. Keywords: Ethical Leadership; CSR; Asta Brata; Metaphor.