AbstrakIklan-iklan rokok di media penyiaran seperti televisi dan radio senantiasa mengasosiasikan rokok dengan citra keren, gaul, percaya diri, berjiwa petualang, setia kawan dan macho sehingga timbullah perilaku konsumtif. Penelitian ini melihat bagaimana literasi iklan rokok dilakukan melalui pemberdayaan remaja masjid dalam mencegah perilaku konsumtif. Metode penelitian menggunakan Focus Groups Discussion (FGD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja masjid Al-Islah menyadari bahwa iklan yang mereka lihat melalui televisi dan media cetak adalah iklan rokok meskipun tampilan iklan tersebut tidak menampilkan wujud rokok dan apa akibat dari iklan tersebut serta efek dari merokok. Remaja masjid juga paham mengenai isi iklan sebagai sebuah teks yang memberikan ide ke dalam kebudayaan dan kehidupan setiap individu seperti hanya yang terjadi pada image seseorang berdasarkan merek rokok yang dikonsumsi. Keinginan mengkonsumsi rokok tidak hanya didasarkan pada pengetahuan terhadap rokok, namun sebuah keinginan yang muncul dari psikis nya mengkonsumsi rokok disebabkan oleh agar diterimanya ia di lingkungannya.
Wardah cosmetic products heavily use television advertisements in promoting their products. Wardah’s “In My Life” advertisements show the public a particular representation of the lifestyles of Indonesian Muslim women. In this study, it was seen how the advertisements showedIndonesian Muslim women carrying out their daily activities. Through the semiotic method it was found that Muslim women in Indonesia are shown to have an active and dynamic lifestyle in carrying out various activities. All activities were still carried out using Muslim clothing and veils, but the use of Muslim clothing and headscarves was tailored to the type of activity being carried out. This is indicated by various types of Muslim clothing and models of hijabs that the models used when doing several different activities.[Produk kosmetik Wardah gencar menggunakan iklan televisi dalam mempromosikan produknya. Melalui iklan televisi Wardah versi in my life menampilkan kepada masyarakat tentang representasi gaya hidup wanita muslim Indonesia. Dalam penelitian ini dilihat bagaimana wanita muslim Indonesia dalam akifitas kesehariannya ditampilkan dalam iklan. Melalui metode semiotika ditemukan bahwa wanita muslim di Indonesia ditampilkan memiliki gaya hidup aktif dan dinamis dalam melakukan berbagai aktivitas. Segala aktivitas tetap dilakukan dengan menggunakan pakaian muslim dan berjilbab. Namun penggunaan pakaian muslim dan jilbab tersebut disesuaikan dengan jenis aktivitas yang dilakukan. Hal ini ditunjukkan dengan berbagai jenis pakaian muslim dan model jilbab yang digunakan wanita sebagai model iklan tersebut saat melakukan beberapa aktivitas yang berbeda.]
Pengabdian yang dilaksanakan di desa Bantar Kecamatan Sentolo Kulonprogo Yogyakarta ini dilakukan oleh Tim dosen Prodi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga dalam upayanya memberikan pemahaman mengenai penguatan akidah serta keterampilan berbahasa inggris bagi remaja mesjid sebagai pemandu desa wisata Towilfiets yang merupakan komunitas mitra pengabdian dalam menyongsong era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Berbasis Community Development (pengembangan masyarakat) sebagai landasan teori, pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui 4 tahap yaitu sosialisasi program kerja, pendampingan penguasaan bahasa asing, pendampingan penguatan akidah, dan evaluasi kegiatan pengabdian. Ikut terlibat pihak-pihak yang bertanggung jawab atas kepercayaan penggunaan lokasi pendampingan, dalam hal ini Kepala Desa dan takmir masjid. Evaluasi kegiatan dilihat melalui keterampilan berbahasa inggris berupa “role play” dengan memberikan greeting kepada wisatawan asing, kemudian menjelaskan spot-spot wisata yang biasa dijadikan sebagai objek wisata serta menjelaskan secara sederhana komponen-komponen sepeda yang digunakan saat melakukan kegiatan wisata desa. Evaluasi penguatan akidah berupa penanaman pengetahuan agama yang meliputi keimanan yang berimplikasi terhadap akhlak. penguatan selanjutnya adalah pada bagian peribadatan yang sifatnya lebih psikomotorik, seperti halnya shalat, wudlu, dan bacaan surat-surat pendek dan lain-lain.
The development of communication technology by the Smartphone currently makes everyone share information very quickly. Information that is spread through cyberspace is easily accepted by people who read it and often results in problems in the real world as the information is not undoubtedly accurate. Finally, it becomes a phenomenon of dissemination of false information called HOAX. To anticipate the phenomenon of HOAX, many campuses, organizations, and institutions have the urge to do digital literacy. One of them is Yayasan Festival Film Pelajar Yogyakarta. So, in this research, the researcher wants to see how digital literacy activities that have been doing by Yayasan Festival Film Pelajar Jogja to overcome the spread of HOAX. Using methodological research which are in-depth interviews and documentation, the researcher found that digital literacy activities were conducted through Focus Group Discussions (FGD) and Simulations led by an expert from the Indonesian Journalists Association as well as a senior journalist from The Jakarta Post. In the event finally, it gave a lot of knowledge and new insights for participants about what HOAX is. Moreover, the participants also practiced directly through the simulation of how to check information received through social media like Facebook, Whatsapp group, Twitter, and Instagram, whether the information is true or false.
Banyaknya berita yang mengandung konten yang tidak wajar di konsumsi oleh anak-anak akhirnya menjadi dasar dilaksanakannya pengabdian masyarakat ini. Pengabdian masyarakat yang berisi pelatihan jurnalistik untuk mewujudkan media ramah anak mengharapkan kedepan anak-anak mengetahui bagaimana sebuah berita yang sering mereka lihat di produksi. Mereka juga dilatih untuk melakukan kegiatan jurnalistik sederhana. Pada pelatihan ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan yaitu tahap orientasi dan pengenalan, Pengenalan jurnalistik untuk anak, praktek jurnalistik untuk anak dan evaluasi. Seluruh tahap dilaksanakan di Masjid Al Hidayah yang diikuti oleh anak-anak TPA usia SD. Setiap kegiatan terlaksana dengan baik dan menghasilkan karya-karya yang dipublikasikan di Majalah Dinding Masjid.[The amount of news that contains inappropriate contents which is consumed by children, become the basis of the implementation of this community service. Community service in the form of journalistic training was aiming to create child-friendly media, in the hopes that in the future, children will know how a news which is they often see is producted. They are also trained to perform simple journalistic activities. This training is conducted through several stages of orientation and introduction, Journalism Introduction for Children, Journalistic Practice for children and evaluation. The whole stage was held at Al Hidayah Mosque which was followed by children of TPA of the elementary school age. Every activity was well executed and produced works published in the Mosque's Wall Magazine.]
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.