Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan hasil penelitian mengenai dampak dari proses monitoring dan audit internal pada unit pengelola dokumen aset di Kantor Pusat PT Kereta Api Indonesia (Persero) terhadap kualitas pengelolaan dokumen asetnya. Proses evaluasi yang dilakukan oleh unit pengelola dokumen aset tersebut berupa monitoring kinerja dan audit internal. Kerja audit internal dilakukan oleh unit Quality Assessment Kantor Pusat PT Kereta Api Indonesia (Persero). Data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data diperoleh melalui teknik observasi non-partisipasi, wawancara campuran, dan kajian pustaka. Data diolah menggunakan teknik triangulasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa unit pengelola dokumen di Kantor Pusat PT Kereta Api Indonesia (Persero) telah rutin melaksanakan monitoring kinerja karyawan yang mengelola dokumen aset. Selain itu, unit Quality Assurance melakukan audit internal setiap setahun sekali sebagai tindak lanjut dari kegiatan monitoring. Audit dilakukan untuk menjamin objektivitas, kualitas, dan profesionalitas penerapan ISO 9001: 2015 tentang Sistem Manajemen Mutu. Dampak positif dari kegiatan monitoring dan audit internal adalah pembenahan berkelanjutan dan tersistem atas model pengelolaan dokumen aset yang tepat, efektif, dan efisien sehingga unit pengelola dokumen memperoleh tingkat kepuasan pengguna dokumen yang terus meningkat setiap tahun.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi proses akuisisi arsip di sektor publik dan sektor non-publik. Fokus kajian berfokus di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Wonosobo dan Indonesia Visual Arts Archive (IVAA). Metode yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi pustaka. Hipotesis yang diajukan adalah terjadi perbedaan penafsiran dan pelaksanaan akuisisi di lingkup sektor publik meski kebijakan yang digunakan sama. Namun pemahaman dan pelaksanaan akuisisi arsip di sektor swasta tidak banyak terjadi dinamika perbedaan. Faktorfaktor yang mempengaruhi dinamika penafsiran dan pelaksanaan akuisis tersebut diantaranya aspek sumber daya arsiparis, aspek kelembagaan, dan aspek hukum.
Kearsipan di Indonesia diperkenalkan melalui kerja administratif oleh pemerintah kolonial Belanda. Praktik kearsipan kemudian dilanjutkan oleh pemerintah Indonesia dengan diresmikannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang Pokok-Pokok Kearsipan. Pada perkembangan selanjutnya, Arsip Nasional bekerja sama dengan perguruan tinggi negeri untuk mengembangkan kearsipan secara akademik, selain juga memenuhi kebutuhan paraprofessional kearsipan. Meski demikian, hingga saat ini kajian kearsipan secara keilmuan belum diketahui secara komprehensif perkembangannya. Makalah ini ini bertujuan untuk mendeskripsikan perkembangan bidang kearsipan dari sudut pandang kajian ilmiah dengan pendekatan analisis bibliometrika. Objek yang dianalisis dengan pendekatan bibliometrika adalah jurnal-jurnal nasional yang telah terakreditasi di bidang perpustakaan, informasi, dan kearsipan. Data dikumpulkan melalui pengumpulan makalah dari jurnal-jurnal nasional terakreditasi dan mengkaji kearsipan, serta mengkategorikan berdasarkan indikator: pola kepengarangan, produktivitas pengarang, subjek, jumlah artikel, dan jenis literatur. Data yang telah dikategorikan, kemudian dipetakan dan dianalisis dengan aplikasi Microsoft Excell. Hasil penelitian yang diperoleh, yaitu terdapat 92 artikel dari 703 artikel pada jurnal nasional terakreditasi bidang perpustakaan, informasi, dan kearsipan yang mengkaji secara spesifik mengenai kearsipan; ada 3 subjek dengan persentase terbanyak ada pada arsip (25,3%), pengelolaan arsip (14,3%), arsip statis (11%); profesi penulisan didominasi oleh dosen sebesar 32,10%; dan jenis kajian artikel dominan berupa original research (72,80%). Selain analisis bibliometrika, data diperoleh melalui kajian pustaka terkait ruang lingkup kajian ilmu dan praktik kearsipan.
Background of the study: Archival services are the final stage of records management, if they are based on an archive lifecycle approach. Accessibility aspects need to be studied in an effort to optimize archiving services so that archives can be widely used by the community. Purpose: This paper describes the process of archiving services and the accessibility aspects of archiving services carried out by Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sleman. Method: This research was a descriptive qualitative approach. Data was collected through observations, interviews, and literature studies. The data then has been analyzed in the following stages: observing the data, developing general sense, coding, compiling a narrative framework for presenting the results of data interpretation, and interpreting the data using data triangulation techniques. Findings: The accessibility aspect of archiving services at the Sleman Regency Library and Archives Service is viewed from four indicators, namely policies, facilities and infrastructure, service personnel, and archive user satisfaction. In policy indicators, the agency has been guided by legal products that are applied to technical archiving services, both at local and national levels. In terms of facilities and infrastructure indicators, in general, the department has met the minimum standard of availability and condition of archival service facilities and infrastructure. Conclusion: There are limitations in this study, namely the limitations of the analysis of each indicator which does not describe in depth so that archival services in the office are declared affordable. In addition, it is necessary to carry out a critical analysis of the results of the user satisfaction survey, namely through in-depth interview techniques to comprehensively understand the archive service process at the office.
Kajian ini menjelaskan tentang pemetaan arsip tokoh masyarakat dan pemimpin desa Karangbrai yang merupakan salah satu desa bekas distrik Comal. Dalam konteks masyarakat desa, penokohan seseorang dapat dilakukan melalui jalur sejarah lisan dari generasi ke generasi. Selain itu, arsip foto juga memiliki peran vital dalam mendukung visualisasi tradisi lisan tersebut. Data yang digunakan dalam kajian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari observasi partisipasi dan wawancara, sedangkan data sekunder berupa bahan pustaka, baik berupa buku, jurnal, maupun media massa. Kesimpulan dari kajian ini adalah strategi seleksi dan penilaian arsip personal dilakukan dengan kombinasi pendekatan neo-dokumentasi dan total archives yang terdiri dari tahapan observasi, pemetaan arsip, dan oral history. Adapun strategi diseminasi hasil dokumentasi yaitu dengan mengoptimalkan sistem informasi desa. Hasil dokumentasi mampu menghadirkan keunikan dari identitas masyarakat suatu daerah. Pelestarian pengetahuan merupakan bukti identitas masyarakat yang dapat menghubungkan memori dari generasi di masa lalu dengan generasi selanjutnya.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.