Fisheries management in North Mamuju Regency has not been integrated. Socio-economic interests tend to get more attention than ecosystem health of fish resources, as a target of capture. Such management conditions affect the abundance of fish resources. This can be seen by the decline in the number of catches of fishermen in the same catchment area in the last five years. This study aims to determine the conditions of fisheries management in North Mamuju Regency with an Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM) and formulate recommendations for management improvement. The basis of EAFM analysis is, used 30 indicators incorporated in six domains, namely (1) Fish Resources; (2) Habitat and Ecosystems; (3) Fishing Techniques; (4) Social; (5) Economy; and (6) Institution. The results showed that the condition of the Great Pelagic fisheries management was in moderate to good conditions, the composite value range between 42-68 with an over all aggregate value of 54, so that it was generally classified as moderate. The institutional and economic domains have good status with composite values of 68 and 65 respectively, while the other four domains are of moderate status. The recommendations are, the regulation of the number of fishing gear and use of fish aggregating device (FADs), water pollution control and water quality monitoring, improvement of supervision and law enforcement for destructive fishing gear operations, assistance with local knowledge in fisheries management, extension of asset management and business diversification assistance, application of principles the principle of the Code of Conduct Responsible Fisheries (CCRF) and the application of regulations apply. Pengelolaan perikanan di Kabupaten Mamuju Utara belum dilakukan secara terintegrasi. Kepentingan sosial ekonomi cenderung mendapatkan perhatian lebih dibandingkan kesehatan ekosistem sebagai wadah dari sumber daya ikan, sebagai target penangkapan. Kondisi pengelolaan yang demikian mempengaruhi kelimpahan sumber daya ikan. Hal ini terlihat dengan menurunnya jumlah hasil tangkapan nelayan pada daerah tangkapan yang sama dalam lima tahun terakhir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi pengelolaan perikanan di Kabupaten Mamuju Utara dengan pendekatan ekosistem atau Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM) dan menyusun rekomendasi untuk perbaikan pengelolaan. Dasar analisis EAFM dalam penelitian ini menggunakan 30 indikator yang tergabung dalam enam domain, yaitu (1) Sumber Daya Ikan; (2) Habitat dan Ekosistem; (3) Teknik Penangkapan Ikan; (4) Sosial; (5) Ekonomi; dan (6) Kelembagaan. Hasil penelitian menunjukkan kondisi pengelolaan perikanan Pelagis Besar berada pada kondisi sedang hingga baik, kisaran nilai komposit yang diperoleh antara 42–68 dengan nilai agregat keseluruhan 54, sehingga secara umum tergolong dalam status sedang. Domain kelembagaan dan ekonomi memiliki status baik dengan nilai komposit masing-masing 68 dan 65, sedangkan empat domain lainnya memiliki status sedang. Rekomendasi yang disusun meliputi pengaturan jumlah alat tangkap ikan dan penggunaan rumpon, pengendalian pencemaran perairan dan monitoring kualitas air, peningkatan pengawasan dan penegakan hukum terhadap operasi alat tangkap destruktif, pendampingan pengetahuan lokal dalam pengelolaan perikanan, penyuluhan pengelolaan asset dan pendampingan diversifikasi usaha, penerapan prinsip-prinsip Code Of Conduct Responsible Fisheries(CCRF), dan penerapan peraturan berlaku.
Gebang Fish Landing Base (GebangPPI) was built as a means for fishermen and fisheries businessin Gebang District, Cirebon Regency, in carrying out fisheries economic activities in an effort to improve welfare. This study aims to analyze the condition of the Gebang PPI facilities and the level of utilization by the community, as well as the potential of fisheries capture in Gebang. The next aim is to determine the strategy for managing the Gebang PPI in an effort to improve the fishermen welfare. The method used is descriptive qualitative method. Primary data are obtained through observation, interviews, questionnaires and surveys, while secondary data are obtained from relevant government agencies to analyze the level of the Gebang PPI utilization. Variables are measured using a Likert scale, while SWOT analysis is used to determine the management strategy. The results of the analysis show that the conditions of the Gebang PPI facilities and infrastructures are inadequate for the continuity of fisheries activities, as well as the level of utilization because fishermen prefer to transact outside the PPI. This condition is caused by capital ties between fishermen and intermediary/middlemen. The large potential of fisheries in the Gebang PPI does not guarantee the level of fishermen welfare, because fisheries economic transactions are still determined by intermediary/ middlemen as capital owners. The results of the SWOT analysis show the position in Quadrant I, a very favorable situation. That is, Gebang PPI has the opportunity and strength so that it can take advantage of the opportunities that exist. The strategy that must be implemented is to support aggressive growth policies (growth oriented strategy). The strategy that can be implemented is to optimally utilize the existing potential to facilitate fisheries activities in Gebang, so as to provide benefits for increasing the income of Gebang fishermen. Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Gebang dibangun sebagai sarana bagi nelayan dan pelaku perikanan di Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, dalam menjalankan aktivitas ekonomi perikanan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi fasilitas PPI Gebang dan tingkat pemanfaatannya oleh masyarakat, serta potensi perikanan tangkap di Gebang. Selanjutnya menentukan strategi pengelolaan PPI Gebang dalam upaya meningkatkan kesejahteraan nelayan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Data primer diperoleh melalui observasi, wawancara, kuesionerdan survei, sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi pemerintah yang terkait untuk menganalisis tingkat pemanfaatan PPI. Pengukuran variabel menggunakan skala Likert, sedangkan untuk menentukan strategi pengelolaannya menggunakan analisis SWOT. Hasil analisis menunjukkan bahwa kondisi sarana dan prasarana PPI Gebang kurang memadai bagi kelangsungan aktivitas perikanan, begitu juga dengan tingkat pemanfaatannya karena nelayan lebih memilih bertransaksi di luar PPI. Kondisi ini disebabkan oleh ikatan permodalan antara nelayan dengan bakul/tengkulak. Besarnya potensi perikanan di PPI Gebang tidak menjamin tingkat kesejahteraan bagi nelayan, karena transaksi ekonomi perikanan masih ditentukan oleh bakul/tengkulak sebagai pemilik modal. Hasil analisis SWOT menunjukkan posisi pada Kuadran I, merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Artinya, PPI Gebang mempunyai peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy). Strategi yang dapat diterapkan adalah memanfaatkan secara optimal potensi yang ada untuk memfasilitasi kegiatan perikanan di Gebang, sehingga memberikan manfaat bagi peningkatan pendapatan nelayan Gebang.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.