Anemia iron deficiency in adolescent girls have an impact to decrease of productivity work and academic ability in school and in long term can lead to complications in pregnancy and childbirth, therefore it is necessary prevention and control of anemia with the provision of iron. The purpose of this research was to determine the intake of iron supplementation and the effectiveness of giving iron oral supplementation to increase levels of adolescent girls hemoglobin. This is an intervensional research with one group pretest posttest design. The Sample in this research is adolescent girls, with total sample 31 respondents. The responden received iron supplementation every Friday, for one month through “Gerakan Jumat Pintar”. The intake nutritional data was obtained from food record 3 days. Statisticaly analysis in used is wilcoxon. The result indicated that anemia iron deficiency in adolescent girls is decrease from 20,0% to 10,8%. Adolescent girls suffer from moderate anemia are decrease from 27.7% to 20.0%. Whereas adolescent girls who did not suffer from anemia experienced an increase from 52,3% to 69,2%. The result of this research concluded that iron supplementation among adolescent girl is the effectiveness of giving iron oral supplementation through “Gerakan Jumat Pintar” to hemoglobin that is  increase 1,01 gr/dl.

<p><em>Perkembangan bidang teknologi melahirkan tantangan baru di era industry 4.0, salah satunya adalah pendidikan. Pendidikan pada abad ini mengalami tantangan yang sangat besar. Jika cara mengajar tidak dirubah maka kita akan mengalami kesulitan besar Menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat, literasi sains dan teknologi menjadi kunci dan landasan utama yang harus dimiliki. Penelitian ini menggunakan metode library research dengan teknik pengumpulan melalui data tertulis dari berbagai sumber, baik buku maupun jurnal yang kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik content analisis. Hasil peneliti menunjukkan bahwa literasi teknologi adalah kemampuan memahami kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware), peranti lunak (software), serta etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi Literasi teknologi informasi dan komunikasi memegang peranan penting dalam dunia pendidikan. Salah satunya yaitu memudahkan akses informasi dan pengelolaan informasi. Selain itu, Literasi teknologi juga memiliki peran dalam proses interaksi dan komunikasi selama proses pembelajaran. Bahkan literasi teknologi pun mengembangkan aspek social dan etika dalam penggunaan teknologi. Pada ISTE Standar for Student dijelaskan bahwa literasi teknologi informasi dan komunikasi mengarahkan para siswa untuk terlibat secara positif, aman dan menjaga etika ketika menggunakan teknologi.</em></p>

Sejak Indonesia dinyatakan pandemi, mayoritas Lembaga Keterampilan dan Pelatihan (LKP) tidak bisa bertahan dan tutup. Hal ini terutama terjadi pada LKP yang didesain untuk pembelajaran tatap muka dan tidak bisa beradaptasi dengan perubahan pembelajaran menjadi pembelajaran berbasis digital. Sementara itu, karakteristik orang dewasa yang memiliki beragam model belajar, motivasi, interest, serta tujuan diperlukan individualisasi dalam pembelajaran, yang biasa diakomodir oleh pendidikan tatap muka. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran implementasi pembelajaran orang dewasa pada satuan pendidikan non-formal, yaitu Sekolah Bisnis Online (SBO). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif, dengan tujuan mendapatkan gambaran implementasi pembelajaran pendidikan orang dewasa di satuan pendidikan non formal, Sekolah Bisnis Online (SBO). Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa sebagai lembaga pelatihan yang jauh sebelum pandemic mendesain pelatihannya secara online, SBO menerapkan model pembelajaran yang tidak jauh beda dengan pelatihan yang berubah menjadi online karena pembatasan social yang diterapkan pemerintah Indonesia. Meski demikian, penerapan pembelajaran orang dewasa yang minim tetap menjadikan SBO memiliki daya tarik program sebagaimana terindikasi jumlah peserta pelatihan rata rata 50-60 peserta didik dan mencapai puncaknya selama pandemic.