Udang vaname merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan Indonesia di pasar internasional. Udang vaname yang diekspor merupakan hasil produksi dari usaha budi daya yang tersebar di berbagai provinsi di Indonesia sehingga dibutuhkan rantai pasok yang optimal untuk mendukung kelancaran usaha budi daya tersebut. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis pengaruh manajemen rantai pasokan terhadap keunggulan bersaing suatu usaha budi daya udang vaname dan dampak terhadap performa usaha tersebut. Lokasi penelitian adalah Provinsi Jawa Timur dan Bali karena konektivitas yang kuat antara masing-masing pembudi daya di kedua lokasi tersebut. Data yang dikumpulkan diverifikasi kemudian dianalisis menggunakan pendekatan Structural Equation Model (SEM). Hasil dari analisis menemukan bahwa variabel hubungan dengan pemasok dan modal manusia berpengaruh positif terhadap keunggulan bersaing pembudi daya dan juga berpengaruh positif kepada performa usaha budi daya tersebut. Variabel hubungan dengan pelanggan tidak berpengaruh baik terhadap keunggulan bersaing maupun performa usaha. Dari hasil ini diharapkan pemerintah bisa mengintervensi dalam bentuk perbaikan manajemen rantai pasokan udang vaname dengan meningkatkan kompetensi masing-masing anggota rantai pasok sehingga dapat optimal pada posisinya.Title: The Effect of Supply Chain Management on The Business Performance of Vaname Shrimp Farming in The Province of Bali and East JavaVaname is one of Indonesia’s leading export commodities in the international market. The exported vaname are the products from aquaculture business which are spread in various provinces in Indonesia, so an optimal supply chain is needed to support this business. The purpose of this study is to analyze supply chain management affects the competitive advantage of a vaname farming business and the impact on the performance of the business. The research sites are East Java and Bali because of the strong connectivity between each farmer in both locations. The collected data is verified and then analyzed using the Structural Equation Model (SEM) approach. The results of the analysis concluded that the relationship between suppliers and human capital variables had a positive effect on the competitive advantage of farmers and also had a positive effect on the performance of the aquaculture business. While the relationship with customer variables do not affect both competitive advantage and business performance. From this result, the government is expected to be able to intervene in the form of improved management of the vaname supply chain by increasing the competence of each member of the supply chain so that it can be optimally positioned.
Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu sentra penghasil udang vaname terbesar di Indonesia. Udang ini merupakan komoditas ekspor ke berbagai negara yaitu Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, dan beberapa negara di kawasan Asia. Peluang pemanfaatan udang vaname di Kabupaten Banyuwangi masih perlu mendapatkan perhatian serius dari stakeholder terkait untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing udang vaname di kancah nasional. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengggambarkan profil budidaya udang vaname serta rangkaian sistem distribusi udang vaname dari hulu sampai hilir. Penelitian ini dilakukan dengan metode survey pada lima kecamatan sentra budidaya udang vaname di Kabupaten Banyuwangi. Survei dilakukan dengan melakukan observasi dan wawancara dengan kuesioner terstruktur yang telah disusun. Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif untuk menggambarkan temuan-temuan selama di lapang. Hasil penelitian ini yaitu 1) petambak udang vaname di Kabupaten Banyuwangi memiliki kapasitas usaha dan kondisi budidaya yang berbeda-beda tergantung pada luasan lahan yang dimiliki, jumlah lahan, waktu pemeliharaan, jumlah siklus pertahun, bahkan jumlah benur yang digunakan pada setiap siklus tebar, 2) pemasaran udang vaname di Kabupaten Banyuwangi melalui dua sistem yaitu dari pembudidaya langsung dijual ke supllier untuk dijual ke cold storage di Banyuwangi dan Surabaya, dan yang kedua dari pembudidaya dijual ke pedagang pengepul, selanjutnya dari pedagang pengepul dijual ke pasar lokal di wilayah Banywuangi Bali dan Situbondo. Rekomendasi dari penelitian ini yaitu perlunya dukungan akses informasi dan perbaikan sarana dan prasarana dari pemerintah sehingga arus distribusi udang vaname dapat berjalan lancar, efektif, dan efisien.Title: Distribution System of Vannamei Shrimp in Banyuwangi Regency, East Java Province he distribution system influences the availability of vannamei shrimp in local market of Banyuwangi Regency. However, there is less information on shrimp stock availability. This study aimed to describe the profile of vannamei shrimp farming and to analyze its distribution system in Banyuwangi Regency. The study used qualitative approach with a survey method in Banyuwangi Regency during April 2019. The primary data were collected through interview and discussion with 40 respondents oftraditional shrimp farmers, semi-intensive and intensive farming methods, collectors, suppliers, fish processing plant, logistic services, government officers, and Indonesian Shrimp Club associations(SCI). Secondary data were collected through literature studies. Data were analyzed with descriptive qualitative to illustrate research findings. The findings showed that; 1) vannamei shrimp farmers in Banyuwangi Regency differ in business capacity and farming condition depending on the farm size, 2) vannamei shrimp in Banyuwangi were marketed in two systems; first, direct selling from the farmers to suppliers for cold storage in Banyuwangi and Surabaya; second, sales from the farmers tocollectors for local markets in Banyuwangi, Bali and Situbondo. Therefore, government need to provide information access and infrastructure to support the ease, effectivity and efficiency of vannamei shrimpdistribution.
Ikan mackerel merupakan salah satu komoditas impor utama pada sektor perikanan sehingga pengendalian impor terhadap komoditas ini dapat berperan mengurangi defisit neraca perdagangan. Peruntukkan impor mackarel sebagian besar untuk usaha pemindangan dan pasar domestik sebagai substitusi ikan lokal. Pengendalian impor terhadap ikan makarel sangat penting dilakukan karena merupakan pesaing ikan lokal dan berpotensi menurunkan permintaan terhadap ikan lokal. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan merumuskan strategi pengendalian impor ikan mackerel khusunya pada usaha pemindangan. Data yang digunakan adalah data primer yang berasal dari wawancara dan diskusi dengan pemangku kepentingan terkait usaha pemindangan yang dilaksanakan dari bulan Maret hingga September 2019 di DKI Jakarta dan Jawa Timur sebagai sentra pemasukan ikan mackerel impor. Analisis data menggunakan metode analysis hierarchi process (AHP) untuk merumuskan strategi pengendalian impor mackerel bagi usaha pemindangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang menjadi prioritas pertama adalah memperbaiki sistem logistik dan distribusi ikan lokal dengan bobot nilai sebesar 0,378. Prioritas kedua adalah peningkatan kapasitas armada penangkapan ikan dengan bobot nilai sebesar 0,233. Prioritas ketiga adalah peninjauan kembali mekanisme pemberian rekomendasi dan izin impor serta prosedur pengawasan impor mackerel dengan bobot nilai sebesar 0,215 dan prioritas keempat adalah edukasi dan sosialiasi bagi masyarakat terkait ikan substitusi mackerel dan rantai dingin dengan bobot nilai sebesar 0,174. Pelaksanaan strategi tersebut diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan bahan baku ikan lokal menjadi stabil dengan tingkat harga yang sesuai bagi pemindang sehingga alokasi impor mackerel yang dikeluarkan untuk usaha pemindangan dapat dikurangi secara bertahap. Tittle: Mackarel Importation Control Strategy As Raw Material For Boiled Fish IndustriesMackerel is one of the largest import commodities in the fisheries sector. Therefore, control over mackerel import helps reducing Indonesia’s trade balance deficit. Mackerel were imported largely for fish brine industries and domestic market as a substitute for local fish. The import control especially significant since it is a local fish competitor and it possibly reduces the demand of local fish. Therefore, this study aims to formulate strategies for controlling mackerel imports for fish brine industries. This study used primary data that were collected through interviews and discussions among stakeholders of fish brine industries from March to September 2019 in DKI Jakarta and East Java as centers of imported mackerel fish. Data then were analysed using Analytical Hierarchy Process (AHP) to formulate import control strategies of mackerel for fish brine industries. The results suggested strategies with four priority scales. The priority was improving the logistic and distribution system of local fish with a value of 0,378. The second priority was increasing the capacity of the fishing fleet with a value of 0,233. The third priority was reviewing the mechanism of recommendations, import licenses and controlling procedures with a value of 0,215. The fourth priority was education to community regarding to mackerel substitution and cold chain system with a value of 0,174. Those strategies were expected to increase the availability of local fish raw materials with appropriate price level for the brine fish businessmen in order to gradually reduce the number of imported mackerel for the brine fish industry.
ABSTRAKPotensi perikanan budidaya untuk mendukung pembangunan kelautan dan perikanan tergolong besar, namun belum diikuti oleh tingkat pemanfaatan yang optimal. Untuk itu, sejak tahun 2011 pemerintah telah mengimplementasikan Program Pengembangan Usaha Mina Pedesaan Perikanan Budidaya (PUMP-PB) di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keberhasilan PUMP-PB dan mendapatkan strategi peningkatannya. Penelitian dilakukan pada empat lokasi contoh terpilih yaitu di Kabupaten Indramayu, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Maros dan Kabupaten Hulu Sungai Utara yang masing-masing mewakili PUMP-PB lele, udang, rumput laut dan patin. Pengambilan sampel responden ditentukan secara sengaja. Data yang digunakan terdiri dari data primer yang dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan analisis prospektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum untuk empat lokasi contoh,program PUMP-PB memiliki prospek keberhasilan yang baik di masa datang dengan enam faktor penentunya, yaitu: tingkat dan akses teknologi budidaya, ketepatan pemilihan calon lokasi, ketepatan calon penerima bantuan, luas dan status lahan, ketepatan turunnya bantuan dan dukungan kebijakan. Strategi peningkatan keberhasilan Program PUMP-PB ke depan adalah meningkatkan fasilitas pemanfaatan teknologi oleh pembuidaya seoptimal mungkin, akselerasi program pelatihan untuk pembudidaya, dan dukungan institusi terkait untuk perluasan pasar. Secara khusus, prospek keberhasilan program PUMP-PB di masa datang untuk komoditas lele dan komoditas patin tergolong baik, sedangkan untuk komoditas udang dan rumput laut tergolong cukup baik. Strategi peningkatan keberhasilan program PUMP-PB untuk komoditas lele dan patin adalah sama dengan strategi secara umum, sedangkan untuk komoditas udang dan rumput laut adalah dengan meningkatkan fasilitas akses terhadap teknologi oleh pembudidaya yang diikuti oleh peran penyediaan lembaga penyuluhan dan keterlibatan penelitian dan pengembangan kelautan dan perikanan.
ABSTRAKSistem Logistik Ikan Nasional (SLIN) merupakan salah satu kebijakan nasional yang diluncurkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam rangka untuk menanggulangi ketimpangan ketersediaan ikan dan harga antara wilayah Indonesia bagian barat dan timur. Salah satu penyebab terjadinya ketimpangan ketersediaan dan harga ikan adalah masih kurang memadainya infrastruktur dalam pemasaran ikan dari daerah produksi menuju konsumen. Berdasarkan permasalahan tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis dukungan dari sektor produksi dalam implementasi SLIN serta mengidentifikasi hambatan dan tantangan yang harus dihadapi oleh sektor produksi dalam mendukung keberhasilan SLIN. Penelitian ini menggunakan metode survey pada daerah yang ditetapkan sebagai daerah hulu untuk program SLIN yaitu Kendari, Sulawesi Tenggara yang kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan bahan baku ikan pindang secara nasional sebesar 3.945 ton setiap hari sementara yang sudah terpenuhi sebesar 2.367 ton (60 %) dari total kebutuhan tersebut. Untuk memenuhi kekurangan pasokan bahan baku ikan pindang tersebut, dalam mendukung program SLIN, Kendari harus meningkatkan pasokan ikannya setidaknya sebanyak 1500 ton/hari. Hingga saat ini, Kendari baru bisa memproduksi maksimal sebanyak 375 ton/ hari yang disebabkan diantaranya oleh kemampuan dan peralatan nelayan Kendari kalah dibandingkan nelayan luar, adanya persaingan harga domestik antara nelayan mandiri dan nelayan binaan, tidak adanya jaminan harga dari operator SLIN dan pengurusan ijin kapal yang berbelit serta mahal. Oleh karena itu perlu adanya komitmen dari PT. Komira sebagai operator SLIN, KKP dan nelayan yang tegas untuk bisa mendukung keberhasilan program SLIN dan tercapainya tujuan. Kata Kunci: SLIN, produksi, Kendari ABSTRACT National Fish Logistics System (SLIN) is one of the national policy launched by the Ministry of Marine Affairs and Fisheries in order to cope with a fish availability and price imbalances between the western and eastern part of Indonesia. One of the causes of this inequality is because of an inadequate infrastructure in the marketing of fish from production areas to consumers. Based on these problems, this research aims to identify and analyze the support of the production sector in the implementation of the SLIN program and also identify obstacles and challenges to be faced b on the area designated as the
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.