Penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh Latihan Ballhandling Terhadap Peningkatan Kemampuan Dribble Pada Siswa Ekstrakurikuler Bola Basket SMA Negeri 1 Subang. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain “One Group Pretest Posttest Design”. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri 1 Subang yang berjumlah 13 orang. Sampel yang diambil dari hasil total sampling. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan dribble adalah AAHPERD basketball control dribble Test. Validitas tes sebesar 0.37 – 0.91” dan Reabilitas tes sebesar 0.88 – 0.95’. Hasil penelitian tersebut dideskripsikan menggunakan analisis statistik deskriptif sebagai berikut, untuk hasil pretest, rata-rata (mean) = 10.42, dengan simpangan baku (std. Deviation) = 0.87, sedangkan untuk posttest, rata-rata (mean) = 9.75, dengan simpangan baku (std. Deviation) = 0.62. Hasil analisis data menunjukan bahwa: latihan ballhandling memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan dribble siswa ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri 1 Subang, dengan nilai signifikansi p sebesar 0.000 < 0.05.
Kegiatan dilakukan di Panti Asuhan Putri Aisyiyah Medan untuk mengkaji permasalahan yangdialami oleh anak yatim. Masalah yang dialami oleh anak panti asuhan adalah kurangnya pengetahuandasar anak tentang menulis, membaca dan berhitung. Banyaknya anak yatim piatu yang menggunakansmartphone untuk bermain game online dan menonton tiktok. Kegiatan ini memiliki tujuan untukmeningkatkan minat belajar dan kreativitas anak yatim piatu yang merupakan mini project tentang pendidikan untuk anak. Mitra kegiatn yang mengalami masalah ini. Mitra tersebut terdiri dari anak-anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Tahapan kelompok sosial diguanakan dalam penelitian ini, mulai dari tahap persiapan hingga tahap terminasi. Meningkatkan minat belajar pada anakmembutuhkan metode yang tepat agar anak nyaman dengan mini project yang telah dibuat. Metodeyang digunakan adalah metode Delphi dengan menggunakan kuesioner untuk menyimpulkanpermasalahan apa saja yang dimiliki oleh anak yatimDiharapkan anak-anak panti asuhan dapatmelanjutkan minat belajar dan mengasah kreativitasnya agar tidak mengalami kesulitan dalam belajardi sekolah
Pelayanan tugas kepolisian di bidang penegakan hukum khususnya di tingkat Polsek pada dasarnya sudah dilaksanakan dengan baik. Namun pelayanan terhadap masyarakat yang tinggal di pedalaman, perbukitan, pegunungan, kepulauan, atau lokasi yang sulit terjangkau masih perlu ditingkatkan agar pemerataan pelayanan kepolisian di masyarakat dapat terjamin. Pentingnya dilakukannya penelitian tersebut dikarenakan kondisi geografis di wilayah hukum Polsek memiliki karakteristik, tingkat kerawanan yang berbeda–beda, dan tingkat keterjangkauan yang beragam. Ada yang bisa ditempuh dalam waktu puluhan menit dan ada juga yang membutuhkan waktu tempuh puluhan jam karena kondisi wilayah yang sulit dijangkau, kondisi wilayah yang dipisahkan oleh lautan, kondisi wilayah yang diliputi pegunungan, daerah perbatasan ataupun daerah yang merupakan pulau kecil terluar berpenghuni dan lain sebagainya. Kondisi ini tentu sangat berpengaruh terhadap kecepatan quick respon pelayanan kepolisian kepada masyarakat khususnya di bidang penegakkan hukum. Penelitian ini dilakukan di 8 (Delapan) Polda pada Bulan November 2020. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan memakai panduan wawancara serta pengumpulan data sekunder. Responden dan informan adalah para Kapolsek, Kasat Reskrim, Kasat Lantas, Kanit Reskrim, Penyidik Pembantu dan masyarakat. Hasil penelitian menyebutkan bahwa: 1) wacana penghapusan kewenangan penyidikan di tingkat polsek tidak diinginkan baik dari kalangan masyarakat maupun internal anggota polri; 2) Masyarakat lebih suka berurusan dengan polisi Polsek karena jarak dan waktu tempuh dekat dengan tempat tinggal serta merasa lebih mengenal polisi di Polsek; 3) Sebagian besar polsek (63% dari 347 polsek sampel penelitian) belum menerapkan Penyelesaian Perkara melalui Keadilan Restoratif; 4) Keterbatasan kualitas penyidik/penyidik pembantu sangat berpengaruh pada kinerja penyidikan perkara pidana; 5) Kecenderungan penerimaan laporan atau pengaduan masyarakat yang tidak/belum bisa dibuat dalam bentuk Laporan Polisi di SPK Polsek dituangkan dalam bentuk Pengaduan Masyarakat (Dumas); 6) Pola penugasan rangkap pada Polsek yaitu Bhabinkamtibmas merangkap sebagai penyidik pembantu; 7) Keberadaan polsek yang memiliki wilayah perairan belum terdukung dengan sarana transportasi air sesuai kondisi perairan wilayahnya. Penguatan penegakan hukum di tingkat Polsek dalam memberikan pelayan prima meliputi: 1) Penegakan hukum di polsek mestinya lebih mengedapkan keadilan restoratif dari pada penghapusan kewenangan penyidikan; 2) Perlu dipikirkan tentang keberjalanan proses penanganan perkara; 3) Perlunya strategi penguatan Polsek yang dapat dilakukan guna optimalisasi fungsi penegakan hukum; 4) Perlunya strategi penguatan Polsek melalui redesain pola integrasi penanganan perkara antar unit kepolisian; 5) Perluya penerapan manajemen pengetahuan diterapkan sebagai salah satu penguatan Polsek guna membangun capacity building
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.