Penyalahgunaan NAPZA telah menjadi masalah global, termasuk Indonesia, khususnya Yogyakarta. Penggunaan NAPZA memiliki dampak negatif terhadap kesehatan baik secara fisik maupun psikologis. Sehingga dibutuhkan pemulihan untuk mengembalikan fungsi dan peran individu. Ketika menjalani proses pemulihan dibutuhkan dukungan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna pengalaman dalam menjalani proses pemulihan ketergantungan NAPZA selama menerima dukungan sosial. Design yang digunakan yaitu kualitatif dengan pendekatan fenomenologi intepretif. Partisipan diambil dengan menggunakan metode purposive sampling didapatkan 9 partisipan. Tehnik pengambilan data melalui in depht interview open ended question. Analisis data menggunakan metode Intepretative Phenomenological Analysis (IPA). Berdasarkan hasil analisis didapatkan hasil tema yaitu sebagai berikut: (1) Memahami upaya pembebasan NAPZA sepanjang hayat; (2) Menerima cambukan yang menyelamatkan dari keterpurukan; (3) Tidak menjadi bagian dari dunia kehidupan; (4) Merasa dimanusiakan di lingkungan sosial; (5) Mendapat dukungan utuh untuk bangkit dari keterpurukan. Hasil didapatkan bahwa dukungan ini diartikan sebagai cambukan yang memiliki makna bahwa ia dapat memberikan rasa tidak nyaman, seperti merasa dipaksa untuk berubah, terlalu sering dinasehati, atau diberikan komentar-komentar negatif. Namun, hal tersebut juga mampu meningkatkan motivasi untuk meningkatkan kualitas hidup selama pemulihan. Penelitian ini hanya mengambil partisipan yang berjenis kelamin laki-laki, sehingga peneliti menyarankan untuk penelitian selanjutnya diharapkan menggali lebih dalam tentang keterkaitan dukungan sosial dengan isu gender selama menjalani proses pemulihan.
ABSTRAK Pandemi Covid-19 menyebabkan berbagai masalah psikologis, terutama pada pasien dengan penyakit komorbid, salah satunya yaitu diabetes melitus. Hal ini terbukti bahwa sebanyak 65% orang mengalamai masalah tersebut, antara lain depresi, cemas, gangguan tidur, hingga sindrom pasca trauma. Namun, hingga saat ini, gangguan psikologis tersebut masih dianggap sebelah mata. Hal ini juga terjadi di Dusun Kanoman, Pleret, Bantul. Sehingga pengabdian ini bertujuan untuk memeriksa status psikologis masyarakat yang menderita Diabetes Melitus di masa pandemic Covid. Kegiatan pengabdian meliputi pemeriksaan psikologis dengan menggunakan kuesioner Depression, Anxiety, and Stress 21 Scale (DASS 21) dan konsultasi. Kuesioner ini memeriksa depresi, cemas, dan stress yang dialami penderita diabetes melitus. Kemudian, hasil dianalisis menggunakan SPSS 25. Berdasarkan hasil diketahui bahwa 20% penderita mengalami depresi sedang, 13,3% mengalami cemas sedang, dan 6,7% mengalami stress ringan. Setelah pemeriksaan, peserta diarahkan ke meja konsultasi. Di meja tersebut, peserta diajarkan cara-cara untuk manajemen relaksasi seperti nafas dalam dengan disertai afirmasi positif, spiritual relaxation techniques, dan terapi musik. KATA KUNCI: Gangguan Psikologis; Covid-19; Diabetes Melitus ABSTRACT The Covid-19 pandemic caused various psychological problems, especially in patients with comorbid diseases, such as diabetes mellitus. It was proven that as much as 65% of people who experience these problems, including depression, anxiety, sleep disorders, and post-traumatic syndrome. However, until now, this psychological disorder is not still considered. This also happened in Kanoman, Pleret, Bantul. So that this service aimed to examine the psychological status of people suffering from Diabetes Mellitus during the Covid pandemic. Service activities include psychological examinations using the Depression, Anxiety, and Stress 21 Scale (DASS 21) questionnaire and consultation. This questionnaire examines depression, anxiety, and stress experienced by people with diabetes mellitus. Then, the results were analysed using SPSS 25. Based on the results, it was found that 20% of patients had got moderate depression, 13.3% moderate anxiety, and 6.7% mild stress. After the examination, participants were directed to the consultation table. At the table, participants had mental health promotion about relaxation management techniques such as deep breathing accompanied by positive affirmations, spiritual relaxation techniques, and music therapy.
Introduction: Physical and psychological alteration are commonly happen in adolescents. Some of them will feel over estimate, egocentric, peevish, and aggressive. This is influenced by society and family. Some of researches said that a child which is growth in verbal abusing, they will have psychological disorder such as anxiety, Post Trauma Distress Syndrome, depression, and personality disorder. Aim: The aim of this research was to know the association of parental verbal abuse and adolescent personality types in 2 Gamping Junior High School. Method: The method was a quantitative research which used cross sectional design. The sample was 89 person which lived with parents at home and they were 12 – 14 years old. The questioners were verbal abuse questioner and Myers Briggs Type Indicator Personality. Finally, it used coefficient contingency test. Result: Based on the result, the p was 0, 192 (sign. p <0,05). It was shown that there was unrelated between parental verbal abuse and adolescent personality types in 2 Gamping Junior High School. There were many factors which influencing the personality type in individual, such as genetic, social, and perceptions.
: Adolescent was a period from children to adult which is 11 – 21 years old. Nowadays, the number of adolescents was one-sixth of world population. The characteristic of this period wee egocentric, over estimates, and aggressive. Because of this, adolescent was under attention. Family was first line which influences their development. Moreover, family who had verbal abuse and hostility, it could make unstable and negative emotion. It also influenced the children personality types. Children who grow with physically and psychologically trauma, they susceptible had anxiety disorder, PTSD, depression, and personality disorder. The aim of this research was to see the descriptive of parental verbal abuse and personality type in adolescents at 2 Gamping junior High School. This research used quantitative method with descriptive design. The number of the sample was 89. The inclusions were the students who lived with their parents (mother/father/both) in the same house and they were 12 – 14 years old. This research used simple random technique. Besides, the questioners used verbal abuse and Myerss Briggs Type Indicator Personality. Next, it was tested by coefficient contingency. Finally, the researcher got Ethical Clearance from ethical commission in Health Faculty of Jenderal Achmad Yani Yogyakarta University. Based on result, it can be seen that majority of the students got vebal abuse in low category (88,8%). Next, majority of the students also had introvert personality type (50,6%). Although, the difference between introvert and extrovert was not significant (0, 01%). Researcher hopes that this result could be the based data of next research.Keywords : Parental Verbal Abuses Personality types; Adolescents Abstrak : Remaja merupakan masa peralihan anak-anak ke dewasa dengan rentang usia 11 – 21 tahun. Jumlah remaja saat ini seperenam populasi dunia. Berdasarkan jumlah dan karakteristik remaja yang ego sentris, over estimates, pemarah, dan agresif menjadikan kelompok ini diperhatikan. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang dapat mempengaruhi perkembangan remaja. Keluarga yang penuh dengan celaan dan permusuhan menyebabkan emosi anak tidak stabil dan negatif. Hal ini juga akan berdampak pada tipe kepribadian anak. Anak yang tumbuh dengan trauma baik fisik maupun psikologis, maka akan memiliki gangguan kecemasan, PTSD, depresi, dan gangguan kepribadian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat gambaran perilaku verbal abuse orang tua dan tipe kepribadian remaja di SMP N 2 Gamping Yogyakarta.Penelitian ini merupakaan penelitian kuantitatif dengan deskriptif. Jumlah sampel yang digunakan yaitu 89 dengan kriteria inklusi antara lain siswa tinggal satu atap bersama dengan orang tua (single parentsatau lengkap) dan berusia 12 – 14 tahun dengan simple random technique. Kuesiner menggunakan verbal abuse dan Myerss Briggs Type Indicator Personality.Diuji menggunakan koeffisien kontingensi. Persetujuan etik didapatkan dari Komisi Etik Fakultas Kesehatan Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. Berdasarkan hasil didapatkan bahwa mayoritas siswa mengalami kekerasan verbal dari orang tua dengan kategori rendah yaitu 88, 8%. Selanjutnya, sebagian besar siswa memiliki kepribadian introvert dengan prosentase 50, 6%. Selain itu dapat dilihat bahwa mayoritas siswa memiliki nilai kekerasan verbal kategori rendah. Hal ini dapat dijadikan dasar penelitian selanjutnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi nilai kekerasan verbal orang tua dalam kategori rendah.Kata Kunci : Verbal Abuse, Orang tua, Tipe Kepribadian, Remaja
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik demografi penanganan cedera olahraga. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif dengan sampel sebanyak 69 mahasiswa. Teknik pengambilan sampel dengan kuota sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Cedera olahraga paling sering adalah ankle sejumlah 37,1%. Penanganan pertama pada kram otot dilakukan pemijatan sebanyak 73,9%, memar dengan kompres dingin sebanyak 46,4%, strain dan sprain dengan pemijatan 52,2% dan 55,0%, dislokasi dengan immobilisasi sebanyak 47,8%.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.