ABSTRAK Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah pengeluaran pemerintah (government expenditure). Besar kecilnya pengeluaran pemerintah sangat tergantung pada pendapatan yang diterima oleh pemerintah itu sendiri dalam kurun waktu tertentu. Di era otonomi daerah maka sumber pendapatan daerah terdiri atas PAD, DBH, DAU, dan DAK. Semakin besar pendapatan yang diterima oleh pemerintah daerah akan semakin baik sebab mempengaruhi secara positif pembiayaan pembangunan ekonomi di daerah, dalam arti bahwa belanja pemerintah untuk pembangunan ekonomi juga akan semakin besar sehingga pada akhirnya pertumbuhan ekonomi akan mengalami peningkatan.Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) berpengaruh atau tidak terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Manado. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian bahwa secara parsial hanya Pendapatan Asli Daerah (PAD) bertanda positif dan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Manado. Sedangkan Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) bertanda negatif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya secara bersama-sama Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Manado bertanda positif dan berpengaruh signifikan. Dan untuk pengaruh secara simultan Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) secara bersama sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Perekonomian Kota Manado. Kata Kunci : Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, dan Pertumbuhan Ekonomi ABSTRACT Economic growth is influenced by various factors, including government expenditure. The size of government expenditure depends on the income received by the government itself in a certain period of time. In the era of regional autonomy, the source of regional income consists of PAD, DBH, DAU, and DAK. The greater the income received by local governments will be better because it positively influences the financing of economic development in the region, in the sense that government spending on economic development will also be greater so that ultimately economic growth will increase. The purpose of this study is to analyze Local Own Revenue (PAD), Revenue Sharing Funds (DBH), General Allocation Funds (DAU), Special Allocation Funds (DAK) influence or not for economic growth in Manado City. The analysis technique used is multiple regression analysis. The results of the study that partially only Local Own Income (PAD) is positive and has a significant effect on economic growth in the city of Manado. Whereas Revenue Sharing Funds (DBH), General Allocation Funds (DAU) and Special Allocation Funds (DAK) are negative and do not have a significant effect on economic growth. Furthermore, together with Local Own Revenue (PAD), Revenue Sharing Funds (DBH), General Allocation Funds (DAU) and Special Allocation Funds (DAK) for economic growth in Manado City, they are positive and have a significant effect. And for the simultaneous influence of Local Own Revenue (PAD), Revenue Sharing Funds (DBH), General Allocation Funds (DAU) and Special Allocation Funds (DAK) together have a positive and significant effect on the Economy of Manado City. Keywords: Local Revenue, Revenue Sharing, General Allocation Funds, Special Allocation Funds, and Economic Growth
ANALISIS PENGARUH PAD, DAU DAN DAK TERHADAP KEMISKINAN MELALUI BELANJA DAERAH DI KOTA BITUNG Dewi I,S Paulus, Rosalina A.M. Koleangan, Daisy S.M. Engka Ekonomi Pembangunan – Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Sam ratulangi ABSTRAK Penelitian ini dibuat untuk mengetahui sejauh mana pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap kemiskinan melalui Belanja Daerah di Kota Bitung. Berdasarkan data time series tahun 2005-2015 dan diolah berdasarkan metode analisa regresi berganda untuk pengujian analisis jalur yang digunakan dapat diketahui bahwa hubungan antara PAD, DAU, DAK terhadap kemiskinan melalui Belanja Daerah adalah hubungan negatif. Dimana penurunan 1 persen kemiskinan adalah kontribusi dari PAD 0.6216 persen, DAU 4,7930 persen dan DAK 0.2101 persen melalui Belanja Daerah Kota Bitung. Sedangkan secara keseluruhan diketahui bahwa jika terjadi kenaikan 1 persen pada Belanja Daerah maka akan terjadi penurunan angka kemiskinan sekitar 0.1856 persen. Kata kunci: Kemiskinan, Belanja Daerah, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus ABSTRACTThis research was made to determine the extent of the influence of Local Revenue, General Allocation Fund, and Specific Allocation Fund on poverty through Local Expenditure in Bitung. Based on years of 2005-2015 time series data and processed based on the method of multiple regression analysis to test used path analysis showed that the relationship between Local Revenue, General Allocation Fund, and Specific Allocation Fund against poverty through local expenditure is a negative relationship. Where a 1 percent reduction of poverty is the contribution of Local Revenue 0.6216 percent, 4.7930 percent General Allocation Fund and Specific Allocation Fund 0.2101 percent through Local Expenditure of Bitung City Government. While overall note that if there is a 1 percent increase in local expenditure there will be a decline in the poverty rate of about 0.1856 percent. Key Word: Poverty, Local Expenditure, Regional Income, General Allocation Fund, Specific Allocation Fund
ABSTRAKAlokasi belanja dari pemerintah daerah merupakan salah satu indikator percepatan pembangunan yang terjadi di daerah, dimana alokasi belanja ini kemudian dibagi dalam dua kategori utama yakni belanja langsung dan belanja tidak langsung. Melalui penelitian ini akan dibuktikan bagaimana alokasi belanja langsung dan belanja tidak langsung memberi pengaruh terhadap perkembangan perekonomian di kota Bitung yang dilihat dari pertumbuhan ekonomi serta bagaimana pengaruhnya terhadap tingkat kemiskinan yang terjadi. Penelitian ini sendiri akan menggunakan regresi berganda sebanyak dua kali, untuk melihat pengaruh masing-masing variabel independent terhadap masing-masing variabel dependent. ABSTRACTThe allocation of expenditure from local government is one of the indicators of the acceleration of development that occurs in the region, where the allocation of expenditure is then divided into two main categories namely direct expenditure and indirect spending. Through this research will be proved how the allocation of direct expenditure and indirect spending gives effect to the economic development in the city of Bitung seen from the economic growth and how its influence on the level of poverty that occurred. This research alone will use multiple regression twice, to see the influence of each independent variable to each dependent variable . PENDAHULUAN Latar BelakangDimulainya era otonomi daerah menjadi ajang berpacu bagi daerah-daerah yang baru dimekarkan untuk maju dan berkembang. Dengan adanya otonomi daerah ini juga menjadi salah satu cara bagi pemerintah pusat untuk dapat memeratakan pembangunan secara nasional. Hal ini dikarenakan pemerintah daerah dianggap bisa lebih efektif dalam melakukan pembangunan di daerah, dikarenakan sudah mengenal dan mengetahui apa saja potensi dan kebutuhan yang dimiliki daerah yang bersangkutan. Babak baru penyelenggaraan pemerintahan ini dimulai sejak 1 januari 2001, dimana pemberian otonomi kepada seluruh wilayah baik propinsi, maupun kabupaten/kota yang merupakan perwujudan dari desentralisasi. Menurut UU No.23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah, untuk menunjang pelaksanaan pemerintahan daerah maka pemerintah pusat akan memberikan alokasi anggaran perimbangan kepada pemerintah daerah. Dimana dana tersebut terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU) yang pengalokasiannya diserahkan kewenangan kepada pemerintah daerah, Dana Alokasi Khusus (DAK) yang pengalokasiannya menyesuaikan dengan program pemerintah pusat yang ada di daerah maupun berdasarkan permintaan daerah yang berkenaan dengan kebutuhan nasional. Serta dana bagi hasil pajak dan bukan pajak. Selain mendapatkan alokasi anggaran dari pemerintah pusat, pemerintah daerah juga diharapkan untuk mampu meningkatkan kemampuan keuangannya sendiri melalui peningkatan kemandirian, agar perekonomian di daerah benar-benar dapat berkembang. Pendapatan Daerah sendiri selain dari alokasi transfer pemerintah pusat juga berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pinjaman Daerah (PD) serta lain-lain pendapatan yang sah. Setelah semua pendapatan ...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH KUNJUNGAN DAN NILAI EKONOMI KEBUN RAYA BOGORYuzuardi Haban, Rosalina A.M. Koleangan, George M.V. KawungFakultas Ekonomi dan Bisnis, Magister Ilmu EkonomiUniversitas Sam Ratulangi, ManadoABSTRAK Penelitian ini memiliki dua tujuan, tujuan yang pertama untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor yang diduga mempengaruhi jumlah kunjungan individu ke Kebun Raya Bogor dengan menggunakan analisis regresi berganda, faktor-faktor tersebut antara lain biaya perjalanan (travel cost), pendapatan (income), umur (age), tingkat pendidikan (education), persepsi kualitas (quality) dan pengaruh substitusi (substitution) tempat wisata sejenis. Tujuan yang kedua adalah untuk mengestimasi nilai ekonomi Kebun Raya Bogor dengan menggunakan salah satu metode penilaian ekonomi yaitu Travel Cost Method (TCM) atau metode biaya perjalanan, sebuah metode berdasarkan survei yang menggunakan biaya perjalanan ke suatu lokasi tujuan untuk mengestimasi fungsi permintaan akan lokasi tersebut. Dengan menerapkan fungsi permintaan dalam model regresi hubungan antara jumlah kunjungan dan variabel yang mempengaruhi jumlah kunjungan dapat diperoleh. Hal ini membuat metode travel cost memungkinkan untuk mengestimasi surplus konsumen yang nilainya digunakan untuk mewakili nilai ekonomi Kebun Raya Bogor. Objek penelitian yang dipilih adalah Kebun Raya Bogor yang merupakan salah satu obyek wisata terkenal di Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan sampel sejumlah 100 pengunjung Kebun Raya Bogor. Kata kunci: Penilaian Ekonomi, Travel Cost Method, Tempat Wisata, Surplus KonsumenABSTRACT This study has two objectives, the first objective was to determine the influence of the factors suspected to affect the number of individual visits to the Bogor Botanical Garden by using multiple regression analysis, these factors include travel cost, income, age, education level, perceived quality and substitution effect similar sites. The second objective is to estimate the economic value of the Bogor Botanical Gardens using one of the methods of economic assessment is Travel Cost Method (TCM), a method based on a survey using the cost of traveling to a destination for estimating function will request that location. By applying the demand function in the regression model the relationship between the number of visits and the variables that influence the number of visits can be obtained. This makes the travel cost method allows to estimate the consumer surplus value is used to represent the economic value of the Bogor Botanical Gardens. The selected research object is the Bogor Botanical Garden which is one of the famous sights of the city of Bogor, West Java Province. The data used in this study using a sample of 100 visitors Bogor Botanical Gardens. Keywords: Economic Evaluation, Travel Cost Method, Tourism, Consumer Surplus
ABSTRAKPertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang digunakan dalam menentukan keberhasilan pembangunan. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat membuat kesejahteraan masyarakat menjadi semakin baik. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah (Sukirno, 2010). Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis bagaimana pengaruh PAD, DAU dan DAK terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Tomohon. Desentralisi berarti penyerahan urusan pemerintah dari pemerintah daerah tingkat atas kepada daerah (kuncoro, 2006). Semakin tinggi PAD yang diperoleh suatu daerah maka akan semakin tinggi pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. Menurut Brata (2004) yang dikutip oleh Adi dan Harianto (2007) menyatakan bahwa terdapat dua komponen penerimaan daerah yang berpengaruh positif secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah yaitu PAD serta sumbangan dan bantuan. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa pendapatan asli daerah berpengaruh positif akan tetapi tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. dana alokasi umum berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. dana alokasi khusus berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Kata Kunci: Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Pertumbuhan Ekonomi ABSTRACTEconomic growth is one of the indicators used in determining the success of development. High economic growth can make people's welfare even better Economic growth can be defined as the development of activities in the economy that cause goods and services produced in the community increases (Sukirno, 2010). The purpose of this study is to analyze how the influence of PAD, DAU and DAK on economic growth in Tomohon City. Decentralization means the handover of government affairs from upper level regional governments to regions (kuncoro, 2006). The higher the PAD obtained by a region, the higher the economic growth in the region. According Brata (2004) cited by Adi and Harianto (2007) states that there are two components of local revenue that significantly positive effect on regional economic growth that is PAD and donations and assistance. The analysis technique used is multiple regression analysis. The result of research shows that the original revenue of the region has positive but not significant effect on the economic growth. general allocation funds have a significant positive effect on economic growth. special allocation funds have a significant positive effect on economic growth. Keywords: Pendapatan Asli Daerah (PAD), General Allocation Fund (DAU), Special Allocation Fund (DAK) and Economic Growth
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.