Along with technological developments, online learning has been generally accepted as one component in the teaching and learning process. It is proven by many educational institutions applying e-learning. E-Learning is a type of learning system that allows the delivery of teaching materials to students using the Internet, Intranet, or other computer network media. E-Learning is a learning process (learning) using/utilizing Information and Communication Technology (ICT) as tools that can be available whenever and wherever needed so that it can overcome space and time constraints. The Japanese education program is a study program that has just implemented e-learning in the process of learning Japanese in the higher education 2018/2019 academic year, especially in the Chukyu Bunkei (Intermediary Grammar and Nihongo Indonesiago Honyaku courses (Japanese Language to Indonesian Language Translator). Therefore, in this paper, we will discuss the implementation of elearning in the form of activities carried out, such as assessment, quiz, discussion, grading, in both courses and the problems faced by lecturers. This study is a descriptive qualitative survey with results in the Chukyu Bunkei (Intermediary Grammar) lecture the activities carried out were Assessment, discussion, and Quiz, as well as the Nihongo Indonesiago Honyaku course (Japanese Language to Indonesian Language Translator) and the problem faced is ineffective e-learning page mastery. E-learning participants find it difficult to access it.
Dalam berkomunikasi dengan bahasa Jepang pujian merupakan ungkapan yang sering digunakan oleh orang Jepang dalam membuka sebuah percakapan dan merupakan sebuah prototipe orang Jepang bahwa mereka sangat sering memuji lawan bicara. Sebagai pembelajar bahasa Jepang yang nantinya akan berinteraksi langsung dengan penutur asli bahasa Jepang. Penting untuk mengetahui respon seperti apa yang akan digunkan sebagai penelitian pendahuluan. Penelitian ini mengenai respon terhadap pujian pembelajar bahasa Jepang Indonesia, khususnya pembelajar bahasa Jepang UPI tingkat IV. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pembelajar bahasa Jepang merespon pujian dalam bahasa Jepang. Hasil dari Data dikumpulkan dengan Discourse Complement Test (DCT) , yang terdiri dari 18 situasi kepada 20 sampel penelitian adalah Pembelajar bahasa Jepang banyak merespon pujian dengan kategori menerima dan dengan strategi yang paling banyak digunakan adalah menolak pujian. Pembelajar bahasa Jepang menggunakan kategori menerima sesuai dengan teori kesantunan apabila kita menerima pujian maka, dianggap menjaga positif face lawan bicara.
This study compares the use of responding praise strategies by 20 subjects of Japanese language learners and 20 native speakers. Using DTC (Discourse Complemente Test) as an instrument which consists of 18 situations, the data of 360 sentences were then analyzed using a semantic formula from the concept of Korsatianwon Sayan (2003) that divides the response of praise into 15 strategies, namely: gratitude, approval expression, happy expression, praise upgrade, disagreement, suspect intent, comment acceptance, reassigment, empty, return, question, change topic, scale down, laugh and shame or shock. In conclusion, many Japanese language learners respond to praise with the strategy of rejecting praise. This is in accordance with the concept of ‘refusing praises’ in the East, which means humbling ourselves. Meanwhile, the native speakers of Japanese respond to praise with ‘being grateful’ strategy. This is in accordance with the conception of ‘thank you’ in the West to respond to praises, which aims to maintain the positive face of the other person.
Moyudan merupakan salah satu lokasi yang sering dikunjungi oleh wisatawan asing. Namun,perkembangan kuliner asing di kecamatan ini masih terbilang minim. Warga setempat memilikiharapan untuk mengembangkan kuliner asing di desanya. Berangkat dari permasalahan tersebut, makaProgram Studi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Muhammadiyah Yogyakarta menawarkan solusiuntuk menyelenggarakan pelatihan kuliner sebagai bentuk pengenalan budaya Jepang dengan kelompokdesa prima di desa sumberagung. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini menggunakanpendekatan persuasif edukatif dengan metode ceramah dan praktek memasak takoyaki untuk ibu ibukelompok binaan desa prima, Sumberagung, Moyudan yang berupa pelatihan. Tujuan diadakannyapelatihan ini adalah untuk membekali kelompok desa prima bagaimana memasak makanan asing yaitutakoyaki sesuai dengan hasil observasi yang telah dilakukan dan mengenalkan budaya Jepang melaluikuliner. Hasil dari pelatihan ini adalah terciptanya produk kuliner baru sebagai pelopor kulinerinternasional di desa Prima. Selain itu, pelatihan ini juga membuka wawasan kelompok binaan desaPrima bahwa untuk menciptakan produk kuliner internasional tidak selalu sulit dan mahal, tetapijuga dapat menggunakan subtitusi bahan lokal yang jauh lebih murah sehingga produk memiliki dayajual ekonomi yang lebih tinggi. Tentunya pelatihan ini tidak hanya bermuara pada terciptanya produksemata, tetapi diharapkan berlanjut kepada pemasaran produk baik secara kelompok maupunindividual.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.