Kloramfenikol adalah antibiotik yang memiliki aktivitas untuk melawan bakteri gram positif dan gram negatif yang pemakaiannya dibatasi dan diawasi oleh lembaga pemerintahan karena memiliki efek samping yang membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan. Metode analisis kloramfenikol yang digunakan umumnya kurang selektif dan kurang spesifik terhadap kloramfenikol. Pada penelitian ini dikembangkan teknik preparasi sampel berbasis molecularly imprinted polymer (MIP) yang dapat digunakan sebagai adsorben selektif dan spesifik terhadap kloramfenikol. MIP disintesis menggunakan kloramfenikol sebagai template, asam metakrilat (MAA) sebagai monomer, etilen glikol dimetakrilat (EGDMA) sebagai cross-linker dan kloroform sebagai porogen dengan perbandingan mol rasio template:monomer:cross-linker sebesar 1:4:20 secara polimerisasi fasa ruah pada suhu 70 ºC selama 11 jam. Elusi template dilakukan melalui ekstraksi pelarut menggunakan metanol:asam asetat 9:1 (v/v). Non-imprinted polymer (NIP) dan polimer kontrol juga disintesis sebagai pembanding. Hasil polimerisasi dikarakterisasi menggunakan fourier transform infrared spectroscopy (FT-IR) dan adsorpsi-desorpsi N2. Spektra FT-IR menunjukkan gugus fungsi spesifik kloramfenikol pada MIP tidak tampak bila dibandingkan dengan spektra NIP. Luas permukaan MIP diketahui sebesar 106,609 m2/g dan 41,860 m2/g untuk polimer kontrol. Hal ini membuktikan bahwa MIP memiliki sisi pengenal yang lebih banyak dan spesifik dibandingkan dengan polimer kontrol. MIP hasil sintesis dapat digunakan untuk meningkatkan selektivitas metode analisis kloramfenikol secara kromatografi.Kata kunci: Kloramfenikol, Molecularly Imprinted Polymer (MIP), Polimerisasi Fasa Ruah
Biodegradable foam is an original packaging as a styrofoam alternative. Sago starch is used to produce biodegradable foam because of its huge amount, low-cost, and high biodegradability. Starch as a prospectus foam material is sensitive to water due to its hydrophilic properties. Thus, improvement is necessary to boost its water resistance capability. Coating the foam with a hydrophobic material prevents water contact with the starch. In this work, Beeswax was used as a coating agent due to its hydrophobicity. The purpose of this work to determine the concentration and time of beeswax coating on the mechanical properties of biodegradable foam. Beeswax was varied at 0, 2, 4, 6, 8, and 10% wt concentration with coating duration process for 30, 60, 90, 120, and 150 seconds. Biodegradable foam was produced by baking process at 80°C for 1 hour 20 minutes. The results showed that the beeswax coating process increases the water resistance, although it does not significantly affect the tensile strength. Beeswax addition as much as 4% wt. for 150 seconds had improved the biodegradable foam properties as much as 1.92%, 73% in 28 days, and 0.09 MPa for water absorption capability, biodegradability, and tensile strength, respectively.
Ekstraksi dengan microwave dan pemanasan langsung merupakan metode yang dapat digunakan untuk ekstraksi pektin dari kulit pisang raja nangka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu pektin menggunakan metode ekstraksi dengan bantuan microwave dan pemanasan langsung. Berdasar hasil penelitian, diketahui bahwa ekstraksi pektin dengan bantuan microwave memiliki rendemen yang lebih tinggi dibandingkan metode pemanasan langsung. Ekstraksi dengan bantuan microwave menghasilkan pektin dengan kadar air lebih rendah dibandingkan ekstraksi pemanasan langsung. Berat ekivalen berkurang dengan meningkatnya daya microwave. Pektin yang diperoleh dari hasil ekstraksi pemanasan langsung dan microwave tergolong pektin bermetoksil rendah (Derajat esterifikasi < 50%). Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa ekstraksi menggunakan daya 450 W dengan lama waktu ekstraksi lima menit merupakan kondisi ekstraksi yang terbaik untuk mengekstrak pektin dalam kulit Pisang Raja Nangka.
Kulit pisang dianggap sebagai limbah yang tidak berguna dan menimbulkan pencemaran lingkungan. Namun sebenarnya, kulit pisang dapat digunakan sebagai bahan adsorben untuk mengikat ion logam berat karena mengandung selulosa dan pektin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik adsorben yang dihasilkan terhadap jenis aktivator yaitu aktivator asam dan basa. Pembuatan adsorben menggunakan bahan kulit pisang yang sudah dikeringkan dikarbonisasi pada suhu 400°C selama 1,5 jam. Setelah proses karbonasi, adsorben diaktivasi menggunakan aktivator basa (larutan NaOH) dan aktivator asam (larutan H2SO4) dengan konsentrasi 2 N selama 5 jam. Berdasarkan hasil penelitian, limbah kulit pisang kepok yang telah mengalami karbonasi memiliki kandungan yang terdiri dari 8,42% kadar air, 11,15% kadar abu, 24,65% kadar volatile matter, dan 55,78% kadar Fixed Carbon. Adsorben dengan aktivator basa memberikan nilai kadar air, abu, dan volatile matter yang lebih tinggi dibandingkan aktivator asam. Namun, nilai kadar fixed carbon dan daya serap adsorben terhadap iodium pada aktivator basa lebih rendah daripada aktivator asam. Pada aplikasi limbah nikel, aktivator basa memberikan nilai penurunan kadar nikel lebih tinggi daripada aktivator asam. Kata kunci : Adsorben, karakteristik, aktivator, kulit pisang kepok
Biodegradable foam berbahan dasar pati merupakan kemasan alternatif pengganti Styrofoam. Namun foam berbahan pati mempunyai sifat rapuh, sensitive terhadap air dan membutuhkan tambahan perlakuan untuk meningkatan kekuatan, fleksibilitas dan ketahanan terhadap air untuk bisa diaplikasikan secara komersial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan NaHCO3 dan asam sitrat pada pembuatan biodegradable foam dari pati sagu alami dan terasetilasi. Proses modifikasi dilakukan dengan cara asetilasi yang bertujuan meningkatkan kemampuan termoplastis dan sifat hidrofobik. Proses pembuatan biodegradable foam menggunakan metode baking process. Variabel yang digunakan yaitu konsentrasi blowing agent dengan perbandingan NaHCO3 dan asam sitrat (1,3:1). Variabel yang digunakan mulai 0; 10; 12; 15; s/d 18 % w/w dari pati sagu. Hasil pengujian biodegradable foam dari pati sagu terasetilasi didapatkan nilai water absorbtion, kuat tarik, dan densitas lebih rendah dan sebaliknya pada uji biodegradability mempunyai nilai yang lebih tinggi dari pati sagu alami. Analisa SEM dilakukan pada biodegradable foam dengan penambahan blowing agent sebesar 12%, didapatkan bentuk morfologi closed cell dengan rata-rata ukuran partikel sebesar 32,02 μm pada biodegradable foam dari pati sagu alami dan 39,34 μm pada biodegradable foam dari pati sagu terasetilasi. Analisa FT-IR pada pati terasetilasi menghasilkan gugus C=O karbonil dengan bilangan gelombang sebesar 1650 cm-1Biodegradable foam based on starch is an alternative packaging for styrofoam. However foams made from starch are brittle, sensitive to water and require further treatments to improve their strength, flexibility, and water resistance for commercial applications. The objective of this research to determine the effect of NaHCO3 and citric acid addition to produce biodegradable foam from natural and acetylated sago starch. The modification process is carried out by acetylation, the aim of modification to improve thermoplastic capabilities and hydrophobic properties. Biodegradable foam production is carried out by using the baking process method. The variables used were the concentration of blowing agent with a ratio of NaHCO3 and citric acid (1.3: 1). The various concentration were used 0; 10; 12; 15; 18% w / w of sago starch. The results showed that biodegradable foam based acetylated sago starch have lower of water absorption , tensile strength, density , however have higher biodegradability value than natural sago starch. SEM analysis was carried out on biodegradable foam with the addition of blowing agent by 12%, obtained closed cell morphology with an average particle size of 32.02 μm on biodegradable foam from native sago starch and 39.34 μm in biodegradable foam from acetylated sago starch. The FT-IR analysis of the acetylated starch produced a group C = O carbonyl with a wave number of 1650 cm-1.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.