This study is related to the application of information and communication technology in the field of education, namely the use of digital learning media classdojo in elementary school. This research focuses on how to implement calassdojo as an e-learning medium at the Islamic Elementary School of the Khalifah Palu? Its aim is to reveal the application of classdojo as e-learning platform to digitally shape and monitor behavior and achievement of students in learning. This research uses a qualitative method with a case study approach through data collection techniques; namely: interviews, observations and documentation. The findings of this research indicate that the process of applying classdojo in the learning process for the first class students at Islamic Elementary School of the Khalifah Palu is running well according to the operational standards of this application. The indicators are reflected in students' proficiency in using the classdojo application while participating in e-learning with digital communication tools, such as: undroid, tablet, and account. In addition, through the classdojo application, teachers and parents can control learning activities, behavior and students’ achievements directly on the feature menu that has been made at the planning stage. The use of the classdojo platform received positive responses from teachers, students and parents as well as reflecting the digital literacy culture of students at the Islamic Elementary School of the Khalifah Palu.
Background a UTI. In children, prompt treatment is essential because UTI may be a risk factor for developing renal insufficiency or end stage renal disease. However, prompt treatment depends on having a rapid diagnosis. Urine dipstick test is a useful and commonly used because it is low cost and gives rapid results, compared to urine cultures for diagnosing UTIs. However, the diagnostic accuracy of the urine dipstick test is debatable. Objective To compare urine dipstick test (leukocyte esterase, culture for diagnosing UTIs. Methods A diagnostic study was held in H. Adam Malik Hospital years and recruited by consecutive sampling. Two midstream external urethral orifice. The first specimen was used for urine dipstick testing for leukocyte esterase and nitrite. The second urine specimen was cultured in the laboratory. Urinalysis for leukocyte esterase and nitrite studies were performed with fresh and uncentrifuged urine. Leukocyte esterase and nitrite caused were considered to be positive for UTI if either leukocyte esterase or nitrite were positive. The results of urine culture were used as the golden standard. Results The sensitivities of leukocyte esterase and nitrate sensitivity for combined leukocyte esterase and nitrite test taken together was 64.3%. For leukocyte esterase alone, nitrate alone, and the two combined the positive predictive values This study was presented at the Badan Koordinasi Gastroenterologi Anak
Kanker serviks merupakan kanker peringkat kedua yang sering didiagnosa pada wanita selama tahun 2018, berdasarkan data dari WHO di perkirakan ada 569.800 kasus baru yang timbul di seluruh dunia. Peningkatan kematian akibat kanker serviks yang diduga disebabkan keterlambatan dalam penanganan. World Health Organization (WHO) sebagai organisasi Kesehatan dunia telah merekomendasikan bahwa vaksin HPV dapat dilakukan pada anak perempuan dengan usia 9-13 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sosiodemografi dan pengaruh keyakinan kesehatan tentang kanker serviks terhadap penerimaan vaksin sehingga dapat dijadikan sebagai suatu bahan penentu kebijakan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan observasional dengan model rancangan penelitian cross sectional. Responden yang telah mengisi lembar persetujuan mengisi kuisioner yang diadapatasi dari penelitian sebelumnya yang sudah dilakukan di Indonesia. Hasil analisis statistik dengan regresi logistik menunjukkan hasil bahwa faktor keyakinan kesehatan tentang kanker serviks menunjukan tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan Vaksin HPV dengan nilai sig 0,904 (>0,05), sedangkan salah satu faktor sosiodemografi yaitu faktor pendidikan mempengaruhi penerimaan terhadap vaksin HPV dengan nilai sig 0,010 (<0,05).
Latar belakang. Gagal ginjal terminal merupakan kondisi yang tidak reversibel dan berlanjut pada kematian. Hal tersebut masih merupakan penyebab penting morbiditas dan mortalitas pada anak.Tujuan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui etiologi dan modalitas terapi pasien gagal ginjal terminal.Metode. Penelitian retrospektif dengan melakukan telaah rekam medis terhadap 38 anak yang didiagnosis gagal ginjal terminal antara tahun 2005-2010 di RS H.Adam Malik, Medan.Hasil. Selama penelitian, 38 anak (38/355) terdiagnosis gagal ginjal terminal di antara keseluruhan anak penyakit ginjal di RS H. Adam Malik, Medan. Selama kurun waktu tersebut 41.130 anak berobat di Bagian Anak atau lebih kurang 0,1%. Dua puluh lima anak di antaranya (25/38) adalah laki-laki. Rerata umur saat datang pertama kali 9,8 tahun. Penyebab utama gagal ginjal terminal adalah glomerulonefritis kronik (24/38), pielonefritis kronik (5/38), hidronefrosis (2/38) dan penyebab lain (7/38). Modalitas terapi untuk pasien tersebut adalah hemodialisis (17/38), dialisis peritoneal mandiri berkesinambungan (DPMB) (4/38), hemodialisis diikuti DPMB (1/38) dan terapi konservatif /menolak dialisis (16/38). Dua puluh empat anak (24/38) meninggal, 7 anak (7/38) tidak dapat dipantau, dan 7 anak lagi bertahan hidup.Kesimpulan. Glomerulonefritis kronik merupakan penyebab utama gagal ginjal terminal pada anak di RS H Adam Malik, Medan.Angka mortalitas pasien anak dengan gagal ginjal terminal masih tinggi.
Penelitian ini berfokus pada bagaimana perkembangan teknologi dan informasi yang sangat cepat pada society 5.0. Hal ini berpengaruh terhadap perubahan di masyarakat dalam berbelanja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan adanya perkembangan teknologi ini masyarakat dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari tanpa perlu keluar rumah apalagi yang memiliki kesibukan. Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah analisis data kuantitatif dengan cara menyebarkan kuesioner tentang belanja online dan perilaku konsumtif kepada kalangan remaja menuju dewasa yaitu rentang umur 17-25 tahun. Data diperoleh dengan teknik simple random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak dari Sebagian peserta dalam sebuah populasi yang kemudian hasil dari data tersebut dianalisis. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan adanya perkembangan teknologi tidak serta merta menyebabkan seseorang berperilaku konsumtif karena mudahnya mendapatkan sesuatu yang diinginkan atau dibutuhkan tanpa perlu keluar rumah. Akan tetapi ada faktor-faktor lain yang lebih mendorong seseorang untuk berperilaku konsumtif disamping adanya teknologi yang memudahkan untuk berbelanja. Factor-faktor tersebut seperti karena adanya diskon yang ditawarkan sehingga tanpa pikir panjang langsung membeli barang tersebut karena merasa bisa lebih hemat padahal barang tersebut tidak terlalu dibutuhkan, kemudian gaya hidup yang mewah dan sangat memikirkan gengsi karena ingin dipandang memiliki status social yang tinggi di masyarakat, dan yang terakhir selalu ingin tampil dengan teman-teman sebayanya, remaja cenderung akan melakukan hal apapun agar tidak ketinggalan dengan trend yang ada.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.