The mental health of workers holds an important role in determining the success of organization and company. One of the mental health disorders that are easily experienced by workers is work stress. Work stress has an effect on workers' performance, decision making, relationship, planning, way of communicating, and readiness. This research aimed to determine the description of stress in the work environment and work readiness in workers of Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Cimahi using Readiness Scale Staff Member and Diagnosis Stress Survey. This research design was descriptive research. The sample were all workers who were active and still working when the research was conducted namely 17 people. The sampling method in this research was non probability sampling with total sampling technique. The variables used in this research are gender, age, years of service, last education, position, work stress, and work readiness. The research instruments consist of Diagnosis Stress Survey and Readiness Scale Staff Member. The data used in this research is primary data obtained from the questionnaire which was carried out in November 2021. The research results showed that 14 respondents (82.35%) had a moderate level of work stress and 7 respondents (41.18%) had the highest level of readiness R4 (very capable and confident). It needs an effort to deal with the work stress experienced, such as periodic checks and a rotation system. Work readiness R4 means that workers have high ability and willingness to deal with the work they are doing.
Terkait dengan penatalaksanaan pandemi Corona virus disesase-19 (Covid-19), Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah memberikan pedoman bagi tenaga kesehatan tentang pengelompokan risiko tenaga kesehatan di fasitas pelayanan kesehatan, bekerja pada masa pandemi, penelusuran tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif, dan koordinasi diantara petugas lintas instansi. Tenaga kesehatan yang bekerja di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) memiliki risiko tinggi penularan infeksi Covid-19. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pelaksanaan protokol kesehatan pada masa pandemi Covid-19 yang dilakukan di 10 Puskesmas di Kota Cimahi. Penelitian menggunakan disain potong lintang dengan memberikan kuesioner dalam bentuk google form kepada Kepala Puskesmas. Hasil penelitian menunjukkan 8 dari 10 Puskesmas dikunjungi lebih dari 100 orang pengunjung terkait Covid-19. Area triase sebagai area skrining pasien hanya dimiliki oleh 7 Puskesmas, dan hanya 4 Puskesmas yang memberlakukan pengisian formulir self assessment pada pengunjung. Semua Puskesmas melakukan pemeriksaan suhu tubuh pada pengunjung sebelum memasuki ruangan Puskesmas. Akan tetapi hanya 1 puskesmas yang memiliki ruang isolasi. Lima puskesmas memberlakukan pemisahan area pasien dengan keluhan Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA). Semua puskesmas memberlakukan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan kelompok risiko tetapi hanya 2 puskesmas yang memiliki sistem pengawasan penggunaan APD. Sebagian puskesmas memiliki ruang khusus untuk memakai dan melepaskan APD. Sembilan Puskesmas memiliki prosedur penanganan limbah APD bekas pakai. Sistem rujukan pasien terkonfirmasi Covid-19 dimiliki oleh semua puskesmas. Namun demikian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan protokol kesehatan pada masa pandemi Covid-19 di 10 Puskesmas di Kota Cimahi masih belum optimal. Disarankan kepada Kepala Puskesmas untuk meningkatkan pelaksanaan protokol kesehatan.
Posisi kerja yang tidak ergonomis dapat menyebabkan gangguan muskuloskeletal. Dalam melakukan pekerjaannya, dokter gigi mengalami pajanan ergonomi cukup besar karena bekerja dalam posisi janggal, melakukan pekerjaan repetitif, menggunakan tenaga yang besar, dan menggunakan peralatan yang tidak ergonomis. Evaluasi pajanan ergonomi menggunakan kuesioner Baseline Risk Identification of Ergonomic Factor (BRIEF) memberikan gambaran risiko pajanan ergonomi yang diberikan oleh metode kerja, posisi kerja dan durasi kerja. Kuesioner Body Discomfort Map (BDM) merupakan alat bantu subjektif untuk menjelaskan bagian tubuh yang merasakan gangguan muskuloskeletal. Penelitian dilakukan dengan metode potong lintang bertujuan untuk mencari hubungan antara risiko pajanan ergonomi yang dialami oleh dokter gigi dengan bagian tubuh yang mengalami keluhan. Sebanyak 39 dokter gigi yang sudah mempunyai pengalaman praktik 1 tahun diambil secara simple random sampling di wilayah kota Cimahi . Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara faktor risiko pajanan ergonomi dengan gangguan muskuloskeletal pada daerah tangan dan pergelangan tangan kanan (p=0,018) dan pada daerah leher (p=0,026). Hasil tersebut sesuai dengan pajanan ergonomi yang diterima oleh dokter gigi seperti gerakan repetitif, posisi kerja yang janggal, gerakan yang membutuhkan kekuatan, desain kerja yang kurang baik, dan frekuensi vibrasi yang tinggi, Pekerjaan dokter gigi sangat sering menggunakan tangan dan pergelangan tangan kanan untuk melakukan perawatan atau tindakan dengan posisi yang tidak fisiologis. Daerah leher adalah daerah yang mengikuti posisi tubuh saat melakukan gerakan menyamping untuk memeriksa pasien. Kesimpulan pajanan ergonomi mempunyai hubungan dengan keluhan gangguan muskuloskeletal yang dialami oleh dokter gigi pada bagian tangan dan pergelangan tangan kanan serta daerah leher.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.