Fish is a source of high-quality protein. Protein in fish has a complete composition and amount of essential amino acids. However, fish is a type of food that is susceptible to biological damage and is susceptible to microbial contamination so that it quickly decays. One of the most important microorganisms in spoilage of fish meat is Escherichia coli bacteria. This study aims to determine the presence of Escherichia coli bacteria in scad, tuna and skipjack tuna. The research was carried out from July to September 2021. The research method used was a sample survey method, sampling was carried out at 3 market locations, namely the TPI market and the tasiu market. Furthermore, the samples were analyzed at the Laboratory of Fish Quarantine and Quality Control Center (BKIPM) Mamuju, West Sulawesi. The results showed that the largest E.coli content was found in tuna 1 in the TPI market, which was 20 MPN/g, and the smallest E.coli content was < 3 MPN/g, namely scad fish 1 in the tasiu and TPI markets, tuna 1 and 2 in the TPI market, tuna 2 in TPI market.
CpG DNA merupakan imunostimulan DNA sintetik yang mengandung CpG motif, terdiri dari sekuen pendek satu atau lebih motif CpG dan berperan sebagai danger signal terhadap sistem kekebalan imun natural maupun bawaan. Penelitian bertujuan menganalisa kemampuan CpG DNA untuk meningkatkan ekspresi gen Interleukin 1β (IL1β) pada ikan kerapu macan agar dapat dijadikan sebagai imunostimulan. Analisis tingkat ekspresi gen dilakukan dengan cara mengekstrak RNA organ kepala ginjal yang diberi perlakuan CpG DNA dan perlakuan PBS sebagai kontrol.Sintesis DNA komplementer (cDNA) dilakukan menggunakan kit Ready To Go You Prime FirstStrand Beads (GE Healthcare) dengan teknik RT-PCR. Produk PCR selanjutnya dianalisa dengan UN SCAN IT berdasarkan ketebalan fragmen DNA. Tingkat ekspresi gen serta nilai luminescence photostimulated dari gen IL1β lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan PBS sebagai kontrol. Nilai luminescence photostimulated gen IL1β pada perlakuan CpG DNA yaitu 113684 sementarapada perlakuan PBS sebagai kontrol hanya sebesar 95610.
Penelitian sebelumnya telah berhasil mengisolasi, dan sekuens basa nukleotida mRNA penyandi FAMeT Scylla olivacea. Beberapa penelitian menuliskan bahwa urutan mRNA penyandi FAMeT memiliki perbedaan pada spesies krustasea. Tujuan penelitian untuk mengetahui jarak kekerabatan S. olivacea dengan krustasea lainnya berdasarkan sekuen mRNA penyandi FAMeT. Kesamaan sekuen mRNA penyandi FAMeT menunjukkan beberapa krustasea yang memiliki kemiripan dengan sekuen mRNA FAMeT S. olivacea. Analisis pohon filogeni menunjukkan adanya 2 klasterkekerabatan mRNA penyandi FAMeT S. olivacea pada cabang yang sama dengan 2 spesies kepiting lainnya: S. serrata dan S. paramamosain. Selain pada genus Scylla, ditemukan pula pada Portunus trituberculatus dan P. pelagicus serta udang sungai Macrobrachium rosenbergii. Temuan tersebut menunjukkan bahwa kepiting S. olivacea monofiletik dengan 2 kepiting bakau lainnya, yaitu rajungan serta udang sungai M. rosenbergii. Sehingga menggambarkan hubungan kekerabatan yang sangat dekat secara genetik. Sementara pada cabang ke 2 terdiri atas krustasea jenis udang-udangan seperti Homarus americanus, Cherax quadricarinatus, Fenneropenaeus merguiensis, Metapenaeus ensis dan Litopenaeus vannamei.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.