Indonesia, particularly Bali, is a feasible destination to hold whether an international or national event conference, however its standard needs to improve, since it is below other countries. As the green meeting, several conference events still are concerned in preserving the environment, and also reducing the negative environment implication. Thus, the service quality is very necessary to support the conference events. Generally, this study is to analyze the service quality, green meetings towards satisfaction, loyalty, and the development strategy of Bali as a center of sustainable conference events. This research uses a sequential explanatory model, which is a mixed method between quantitative and qualitative approach. Quantitative approach used SEM, and focus group discussion for the qualitity to obtain stake holders' opinion. SWOT was used to develop the strategies and QSPM to obtain the alternatives that are prioritized to the development center of event conference that has quality and green environment. This research was located in several places, such as Nusa Dua, Kuta, and Airport.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menginventarisir peluang pengembangan atraksi wisata budaya Pulau Komodo dan Suku Manggarai Barat di Flores serta menyusun pola perjalanan berdasarkan potensi budaya dan potensi lainnya. Kerangka analisis yang digunakan adalah invetarisasi terhadap potensi atraksi budaya tak benda dan potensi atraksi budaya benda. Metode yang digunakan adalah kualitatif, dengan wawancara dan studi pustaka sebagai alat pengumpul data untuk memaparkan potensi atraksi yang ada. Data diperoleh sebagian besar merupakan data sekunder dengan beberapa data primer berdasarkan informasi dari informan penelitian. Informan ditentukan berdasarkan tingkat pengetahuan mereka tentang potensi atraksi budaya sehingga hanya digunakan dua narasumber yaitu dinas pariwisata dan tokoh masyarakat. Potensi atraksi wisata budaya yang teridentifikasi dari penelitian ini; (1) Atraksi wisata budaya benda yaitu bangunan (Mbaru), situs (Situs Warloka), landscape (Sawah Lingko), dan desa wisata (Liang Ndara); (2) Atraksi wisata tak benda yaitu desa adat (Desa Adat Todo), tarian adat (Tari Caci), festival (Komodo), dan kuliner (Se’i). Keseluruhan potensi atraksi tersebut dapat dipadukan dengan jenis atraksi alam dan buatan untuk dikemas menjadi pola perjalanan wisata. Perpaduan atraksi dalam pola perjalanan akan menjadikan Labuan Bajo mampu memberikan pengalaman mengesankan bagi wisatawan sehingga benar-benar tercapai destinasi wisata super prioritas berkelanjutan. Perhatian pemerintah sangat diperlukan dengan rangkaian regulasi untuk melindungi, mengembangkan, dan melestarikan potensi atraksi budaya yang luar biasa ini.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.