Latar belakang: Timbal merupakan salah satu logam yang mempunyai banyak kegunaan, namun juga sangat berbahaya karena merupakan salah satu sumber pencemar yang dapat merusak lingkungan termasuk pada manusia. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kadar timbal dalam darah pada ibu hamil. Metode: Penelitian cross-sectional study dengan pendekatan observational analitik terhadap 49 ibu hamil yang direkrut secara purposive sampling ini dilaksanakan di Desa Grinting Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes, Jawa Tengah pada 2017. Kadar timbal dalam darah dianalisis dengan metode Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). Regresi logistik digunakan untuk menganalisis faktorfaktor yang berhubungan dengan kadar timbal dalam darah ibu hamil. Hasil: Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel riwayat jenis pekerjaan ibu hamil berisiko terpapar timbal sebesar 42,77 lebih tinggi dibandingkan ibu hamil dengan riwayat jenis pekerjaan yang berisiko rendah (p= 0,012; Exp B=42,77). Simpulan: Faktor paling dominan menyebabkan tingginya kadar timbal dalam darah ibu hamil yaitu variabel riwayat jenis pekerjaan beresiko tinggi seperti petani bawang, karwayan pabrik rokok dan pedagang. Ibu hamil yang bekerja dengan jenis pekerjaan yang berisiko tinggi terpapar timbal sebaiknya memakai alat pelindung diri ketika bekerja.
Latar Belakang: Usia 1-3 tahun dalam kehidupan balita merupakan salah satu fase yang sangat penting menunjang tumbuh kembangnya sehingga harus didukung nutrisi maupun pola pengasuhan yang adekuat. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dengan tumbuh kembang anak usia 1-3 tahun di wilayah Pante Ceureumen, Aceh Barat. Metode: Penelitian cross-sectional pada 20 ibu yang memiliki balita usia 1-3 tahun di tiga desa di wilayah kerja Puskesmas Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat ini menggunakan purposive sampling. Data antropometri dan KMS perkembangan dikumpulkan melalui wawancara dan observasi menggunakan kuesioner. Uji chi square digunakan untuk melihat hubungan kedua variabel. Hasil: Sebanyak 15 orang (75%) balita memiliki status gizi kurus, dan 2 orang (10%) memiliki tumbuh kembang kurang baik. Hasil uji chi square didapatkan nilai p-value = 0,208 (α>0,05). Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan stimulasi tumbuh kembang balita usia usia 1-3 tahun di wilayah kerja Puskesmas Pante Ceureumen, Aceh Barat.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.