This article aims to find out the general concept of restorative justice for children and to analyze the concept of restorative justice through the diversion system in Act No. 11 of 2012 concerning the Juvenile Criminal Justice System for the settlement of child criminal cases in Indonesia. In certain cases, children who are perpetrators of criminal acts are of particular concern to law enforcement officials. Therefore, various efforts to prevent and overcome children in conflict with the law need to be carried out immediately. Efforts to prevent and overcome children in conflict with the law today are through the implementation of a juvenile criminal justice system. To carry out guidance and provide protection for children, support is needed, both concerning institutions and more adequate legal instruments. One solution that can be taken in solving cases of juvenile crime is a diversion system. Diversion is not a peaceful effort but a form of punishment against children who are in conflict with the law in an informal way. Diversion is carried out to provide protection and rehabilitation to perpetrators in an effort to prevent children from becoming adult criminals. Diversion of child perpetrators of criminal acts is carried out by the three components of the criminal justice system in Indonesia, from the police, prosecutors to courts. Diversion is carried out to provide protection and rehabilitation to perpetrators in an effort to prevent children from becoming adult criminals. Diversion of child perpetrators of criminal acts is carried out by the three components of the criminal justice system in Indonesia, from the police, prosecutors to courts. Diversion is carried out to provide protection and rehabilitation to perpetrators in an effort to prevent children from becoming adult criminals. Diversion of child perpetrators of criminal acts is carried out by the three components of the criminal justice system in Indonesia, from the police, prosecutors to courts.
Teknologi Informasi untuk mengelola lembaga pendidikan berupa layanan jasa kepada masyarakat sebagai perwujudan pada bentuk pembelajaran kepada pengguna atau stakeholder mempunyai beberapa tahapan diantaranya melakukan perekrutan calon peserta didik agar mendaftar ke lembaga tersebut. Lembaga pendidikan harus memiliki kemampuan melakukan scaning lingkungan eksternal, kompetitor lembaga lain, memperhitungkan kompetensi internal, sehingga dapat menciptakan strategi yang mumpuni untuk memenangkan persaingan tanpa meninggalkan esensi dari pendidikan itu sendiri. Kelompok Kerja Madrasah Aliyah (KKM MA-1) Kabupaten Demak merupakan forum Madrasah Aliyah yang berkedudukan di kecamatan Mrangen diharapkan dapat mengakomodasi kegiatan-kegiatan dari Anggota di seluruh Madrasah Aliyah yang ada di kecamatan Mrangen supaya lebih maju kedepan dalam ilmu dan agama dan lebih khusus promosi ke masyarakat untuk menggaet peserta didik yang semakin turun dimasa pandemi COVID-19 ini. Outcome yang dihasilkan diantaranya Pemanfaatan media sosial untuk meraih pasar kompetisi peserta didik baru yang dimiliki selama ini hanya faceebook dengan pengelolaan yang terbatas terlihat dari unggahan yang ditampilkan. Berdasarkan hasil observasi, sekolah mengalami keterbatasan dalam pengelolaan media sosial karena keterbatasan dengan kemampuan layout dan desain, maka dibutuhkan pendampingan terhapap lembaga KKM MA tersebut dalam layout desain untuk konten-konten media sosial dalam mempromosikan sekolah, khususnya untuk penerimaan peserta didik baru.
Character education is essential in Indonesia. The rising crime rate and other instances of moral failings are warning signs that the bulk of people's character is in a dangerous state. According to the constitution, the goal of national education is to produce people who are noble in character as well as skillful and clever. The character education policy guidelines, which comprise 18 characters that excel, mandate this (religious, honest, disciplined, tolerant, and so on). Character education and Akhlak are comparable concepts from the western context and an Islamic perspective. Islam's principal sources for moral instruction are the Qur'an and Hadith, with the Prophet Muhammad SAW serving as an example. The suggested approach to character education in Islam is based on a mental-spiritual approach through soul management, habituation, an exemplary lifestyle, and a healthy environment that involves three different educational institutions: schools, families, and communities.
Anak yang mengalami retardasi mental sangat memerlukan dukungan khusus dari keluarga, karena dukungan tersebut akan mempengaruhi sikap dan perilaku anak, Dukungan keluarga sangat penting karena keluargalah yang paling lama berinteraksi dengan pasien. Dalam keluarga masalah dapat muncul dan dalam keluarga pula masalah dapat dicarikan alternatifnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mengetahui gambaran serta mendeskripsikan dukungan keluarga terhadap anak retardasi mental di SLB Praya. Populasi penelitian adalah seluruh anggota keluarga anak dengan reterdasi mental di SLB Praya, dengan populasi 304 orang dan di dapatkan sampel sebanyak 70 orang dengan reterdasi mental. Jenis penelitian ini dilakukan dengan pendekatan cross sectional. Data di ambil pada 70 responden dari anggota keluarga anak dengan reterdasi mental. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan analisa data dengan menggunakan deskriptif kuantitatif yang menunjukan gambaran dari dukungan keluarga terhadap anak dengan reterdasi mental di SLB Praya. Dengan demikian maka diharapkan anggota keluarga yang memiliki anak dengan reterdasi mental agar memperhatikan pola asuh dan dukungan terhadap anak denagn reterdasi mental agar anak dengan reterdasi mental dapat berinteraksi dengan baik sehinggan sikap dan perilaku anak dapat menjadi lebih baik.
Keperawatan sebagai profesi dikembangkan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dan memperhatikan tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan/keperawatan. Pemerintah Kabupaten Lombok Timur telah mengeluarkan kebijakan tentang Kompetensi Pegawai di lingkup Pemerintah Kabupaten Lombok Timur melalui pendidikan dan pelatihan. Salah satu bentuk program saat ini adalah pengembangan pegawai yang dilakukan melalui program pendidikan dan pelatihan kompetensi keperawatan professional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari kebijakan lokal terhadap minat melanjutkan studi keperawatan ke jenjang S1 keperawatan Lombok Timur tahun 2015. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yaitu dengan pengamatan langsung kelapangan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat yang ada di Kabupaten Lombok Timur (Puskesmas Sakra dan Puskesmas Lepak) sejumlah 45 perawat, sementara sampel dalam penelitian ini berjumlah 20 perawat. Dari hasil penelitian ini, responden yang berminat untuk melanjutkan studi sebesar (15%), yang kurang berminat (65%), dan yang tidak berminat sama sekali (20%). Dukungan atasan terhadap minat melanjutkan studi sebesar (60%), dan yang tidak mendukung sebesar (40%).
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.