No abstract

Previous researches have discussed how learning Physical Education (PE) alone is not enough to improve students' physical fitness. For this reason, PE class serves as a tool for forming healthy lifestyles through active participation in physical activity (PA) and sports. This article aims to explain the improvement in student's physical fitness through the regulation of students' daily physical activities (DPA) in PE class and outside PE class. The research employed a randomized pretestposttest design. The research subjects were selected using random cluster sampling from a population of 21 elementary schools. The student's DPAwas monitored using a DPA card, while their physical fitness was measured using MFT. The data analysis employed were descriptive statistics, t-tests, and ANCOVA. The results showed that group differences and increasingPA simultaneously affect physical fitness. While group differences do not affect physical fitness, PA significantly manages to be the moderator of increasing physical fitness.

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar gerak dasar motorik. Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) yangmana dilakukan pada tiga tahap/siklus dengan sampel peserta didik kelas II yang berjumlah 20 peserta didik yang terdiri dari 10 siswa dan 10 siswi. Teknik pengumpulan data yakni tes berupa soal pengetahuan, unjuk kerja berdasarkan proses pembelajaran aktivitas gerak dan juga teknik non tes berupa pengamatan sikap peserta didik pada saat pembelajaran. Analisis data menggunakan analisis deskriptif presentase. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, melalui pendekatan bermain ada peningkatan hasil belajar gerak dasar motorik yang dibuktikan melalui analisis pada siklus I diperoleh hasil rerata presentase keberhasilan sebesar 51,7%, kemudian pada siklus II diperoleh hasil rerata presentase keberhasilan sebesar 66,7% dan pada siklus III diperoleh hasil presentase keberhasilan sebesar 85%.

In the PJOK learning process there are various aspects that need attention, especially in the introduction of learning, namely ensuring students' readiness during warm-up. PJOK learning requires students' body conditions to be in good condition and ready to be used to move actively. A good choice is to use small games because they contain various movements and can also prepare students' concentration and also have playing activities in them. The aim of the study was to determine the effect of applying mini games in warming up on students' readiness for PJOK learning at SMPN 1 Tuban. The research used a quasi-experimental approach and the approach used was quantitative and used a one-group pre-test-post-test design. The population of this study were students of class VIII SMPN 1 Tuban with a total of 6 classes and a sample of class VII B students consisting of 32 students through the selection of cluster random sampling technique. Retrieval of data by calculating the number of HR using palpation techniques or feeling parts of the body precisely at the wrist. Use a stopwatch to count the number of beats for 30 seconds and multiply the result by two to get the number of beats per minute. Looking at the analysis of the results of the data using statistics, there is an effect of small games on the readiness of students at SMPN 1 Tuban with a significant increase. The conclusion is that there is an effect of implementing small games in warming up on students' readiness in PJOK learning at SMPN 1 Tuban.

Tingkat layanan fakultas kepada mahasiswa menjadi penting diketahui sebagai dasar evaluasi kualitas pelaksanaan pendidikan. Layanan manajemen, keuangan, dan sarana-prasarana menjadi aspek pokok dalam layanan pendidikan di fakultas ilmu olahraga karena proses pendidikan dilakukan cenderung lebih banyak menggunakan sarana dan prasarana olahraga. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil survei tingkat layanan fakultas kepada mahasiswa calon tenaga keolahragaan. Penelitian survei ini dilakukan kepada 325 mahasiswa (laki-laki= 222, perempuan= 103; Angkatan 2019= 44, 2020= 132, 2021= 149). Instrumen tingkat kepuasan mahasiswa terhadap layanan manajemen, keuangan, dan sarana-prasarana telah terstandarisasi oleh penjaminan mutu digunakan dalam penelitian. Analisis data menggunakan CFA, Mann-Whitney (gender), Kruskal-Wallis (program studi dan angkatan), korelasi, dan Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa instrumen pengukuran kepuasan mahasiswa telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Tidak ada perbedaan tingkat layanan fakultas ditinjau dari jenis kelamin, program studi, dan tahun masuk mahasiswa (angkatan). Selain itu, indeks prestasi komulatif tidak berkorelasi dengan gap layanan yang diberikan oleh fakultas. Gap antara harapan dan kenyataan sebesar 0.24 masuk dalam kategori positif (lebih puas dibandingkan dengan harapan) dengan nilai Z= -8.389, p= 0.000. Sehingga disimpulkan bahwa kepuasan mahasiswa dinyatakan positif dan tidak dipengaruhi oleh perbedaan karakteristik dan IPK mahasiswa.