Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi pembentuk sinergi Kepala Desa, BPD dan Pengurus BUMDes dalam upaya mewujudkan pendapatan desa melalui kegiatan BUMDes di Desa Cipta Karya, Kecamatan Sungai Betung, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. BUMDes Panyanggar yang telah berdiri di akhir tahun 2015 mengalami masa kevakuman selama satu periode kepengurusan, namun di periode kepengurusan yang kedua, dalam waktu kurang dari satu tahun telah berhasil menghasilkan pendapatan asli desa. Hal ini tentunya menggembirakan banyak pihak dan membawa semangat baru dalam melihat eksistensi BUMDes yang diharapkan dapat menjadi motor penggerak perekonomian desa serta memberi inspirasi bagi desa disekitarnya yang sudah memiliki BUMDes namun kehadirannya masih sebatas nama di atas kertas. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif dengan narasumber yang dipilih secara purposeful sampling yaitu Kepala Desa, Penjabat Kepala Desa, Pengurus BUMDes dan Ketua BPD Desa Cipta Karya dimana peneliti menjadi pemeran serta dalam penelitian dengan melakukan pengambilan data dengan cara observasi, wawancara mendalam dengan cara bertemu langsung ataupun melalui media Whatsapp dan telepon seluler serta dokumentasi kegiatan BUMDes. Hasil penelitian ini adalah terjalinnya komunikasi yang baik dalam kerja sama serta kreativitas usaha yang seimbang dengan kepentingan masyarakat telah membentuk sinergi keberlanjutan pembangunan di desa Cipta Karya.
This article aims to describe the barriers to local wisdom of woven bamboo as creative economic potential for women in Suka Maju Village. This research is a qualitative descriptive study using purposive sampling method, data collection, researchers using interviews, observations, and documents. The data analysis used in this study consisted of several stages, namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions, to determine the validity of the researcher's data using data triangulation techniques. The results of the study found that the obstacles to local wisdom of woven bamboo as potential for the creative economy were the lack of product innovation, traditional product marketing and a lack of business networks.
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) merupakan lembaga usaha desa yang dikelola oleh masyarakat dan pemerintahan desa dalam upaya memperkuat perekonomian desa dan dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa. BUMDes merupakan pilar kegiatan ekonomi di desa yang berfungsi sebagai lembaga sosial (social institution) dan komersial (commercial institution). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemilihan pengurus dan jenis unit usaha BUMDes Karaje Agi Desa Suka Maju, Kecamatan Sungai Betung, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan narasumber yang dipilih secara purposeful sampling yaitu Kepala Desa, Penjabat Kepala Desa, dan pengurus inti BUMDes. Hasil penelitian diketahui bahwa pemilihan pengurus dan jenis usaha BUMDes sangat dipengaruhi oleh dominasi Kepala Desa dimana pengurus BUMDes terpilih dinilai kurang memiliki jiwa wirausaha dan belum terpenuhinya persyaratan minimum pendidikan sebagaimana yang tertulis dalam Permendesa No.14 Tahun 2015 pasal 14. Selain itu pemilihan jenis usaha toko yang rencananya menjual alat tulis kantor, fotokopi dan jasa pengetikan belum dapat dijalankan karena sepenuhnya bergantung pada dana BUMDes yang belum kunjung diberikan kepada pengurus BUMDes. Hal ini menunjukkan rendahnya keurgenan usaha yang dipilih tersebut untuk segera diimplementasikan. Kepengurusan BUMDes yang sudah terbentuk sejak tahun 2017 masih sebatas di atas kertas karena belum ada kegiatan usaha yang dijalankan, dan akhirnya menimbulkan ketidakharmonisan hubungan antara Kepala Desa dan pengurus BUMDes yang berujung pada keinginan untuk penggantian kepengurusan. Oleh karena itu, desa perlu memiliki struktur badan usaha milik desa yang memiliki kompetensi dibidangnya yang merupakan salah satu penentu keberhasilan pelaksanaan BUMDes.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pemasaran 4P (Product, Price, Place (Packaging), Promotion) produk sayur organik FRYSIA berdasarkan analisis SWOT, dan untuk mengetahui STP (segmenting, targeting, positioning) produk sayur organik FRYSIA. Penelitian ini menggunakan kualitatif deskriptif, pemilihan sampel dengan metode purposive sampling dengan jumlah narasumber sebelas orang. Teknik analisis didalam penelitian ini menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi pemasaran usaha sayur organik FRYSIA berada pada posisi growth yang berarti bahwa strategi yang sudah digunakan berkembang namun perlu memperhatikan indikator harga karena indikator harga yang membuat volume penjualan menurun. Segmenting sayur organik FRYSIA berdasarkan pendapatan dan gaya hidup dan targeting dari sayur organik FRYSIA adalah masyarakat menegah ke atas yaitu Pegawai Sipil. Karena peluang usaha masih banyak dan masih minim pesaing yang yang membuka usaha di bidang pertanian sayur organik. Positioning usaha sayur organik FRYSIA dengan memperhatikan kualitas produk dan menjadikan kualitas sebagai keunggulan bagi usaha syaur organik FRYSIA yang akan di tonjolkan kepada konsumen
This research was conducted aiming to find out what factors influence the decision of Village Government in allocating Village Funds and to find out strategies for using Village Funds to support the development of the Village economy through BUMDesa Pasti Jaya Abadi Pasti Jaya activities. The research method used is a descriptive qualitative research approach with sources selected by purposeful sampling, namely the Village Government, Director, Secretary and Treasurer of BUMDesa, management of BUMDesa business units where researchers participate in research by collecting data by means of observation, in-depth interviews. by meeting in person or through Whatsapp media and cell phones as well as documentation of BUMDesa activities. The results of this study indicate that the main factor influencing the decision to use Village Funds in Pasti Jaya Village in 2020-2022 is the Central Government Regulation on the use of Village Funds during the Covid-19 pandemic. While the strategy for using Village Funds in improving the village economy through BUMDes activities is to meet local market demand through the BRILINK program, based on the potential of local resources through the SAPRODI business unit, capital to help micro-enterprises through productive business credit units and post-harvest processing through flour production business units. corn rice. BUMDes through the activities of business units that have been running have been able to provide PADes since 2018 and participate in improving the welfare of rural communities.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.