ABSTRAK Deteksi Dini penyakit Dengue Haemoragic Fever di Dusun 1 Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran Bandar Lampung belum dilakukan dengan baik di Wilayah Kerja Puskesmas Bernung. Hambatan yang ditemukan yakni pengetahuan kader kesehatan tidak adekuat, belum tersedianya informasi yang adekuat tentang deteksi dini penyakit dengue haemoragic fever (DBD) pada kader kesehatan. Pelibatan kader kesehatan dalam edukasi mengenai deteksi dini penyakit DBD menentukan keberhasilan dalam penanganan awal DBD. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan dalam pendampingan kader kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan peran kader kesehatan dalam masyarakat dalam deteksi dini DBD. Kegiatan dilakukan di Kantor Kelurahan Dusun 1 Desa Sukabanjar Kota Bandar Lampung pada bulan Desember 2018. Metode yang dilakukan yakni ceramah, diskusi, praktek cara melakukan rumpled test. Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini didapatkan peningkatan pengetahuan kader kesehatan tentang deteksi dini DBD. Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan adalah bentuk upaya dalam deteksi dini DBD dengan melibatkan kader kesehatan. Kata Kunci : Deteksi Dini, Kader Kesehatan, Rumpled Test ABSTRACT Early detection of dengue hemorrhagic fever in Dusun 1, Sukabanjar Village, Gedong Tataan Subdistrict, Pesawaran Regency, Bandar Lampung, has not been carried out properly in the Work Area of the Bernung Health Center. The obstacles found were inadequate knowledge of health cadres, inadequate information on early detection of dengue hemorrhagic fever (DHF) among health cadres. The involvement of health cadres in education regarding early detection of dengue disease determines the success in the initial handling of dengue. The purpose of community service activities carried out in mentoring health cadres is to increase knowledge and the role of health cadres in the community in the early detection of dengue fever. The activity was carried out at the Subdistrict Office of Dusun 1, Sukabanjar Village, Bandar Lampung City in December 2018. The methods used were lectures, discussions, practice on how to do a rumpled test. The results of this community service activity were found to increase the knowledge of health cadres about the early detection of dengue. Community service activities carried out are a form of effort in early detection of dengue by involving health cadres. Keyword: early detection, Health cadres, rumpled test
Menyusui merupakan kegiatan pemberian air susu ibu (ASI) secara ekslusif selama 6 bulan tanpa makanan tambahan atau minuman yang lainnya. Pemberian ASI yang adekuat sangat berdampak baik pada ibu, namun apabila pemberian ASI tidak adekuat akan mengakibatkan terjadinya pembengkakan pada payudara, pada saat terjadi pembengkakanpayudara ibu akan merasakan nyeri pada area payudara. Oleh karena itu Penanganan yang dapat di gunakan dalammenurukan nyeri pada payudara adalah kompres daun kubis dimana kandungan yang terdapat pada daun kubis dapatmembantu melebarkan pembuluh kapiler, apabila pembuluh darah kapiler melebar maka dapat memudahkan darahuntuk keluar masuk sehingga memungkinkan tubuh untuk menyerap cairan yang terbendung dalam payudara.Tujuandari penelitian ini yaitu diketahui dan dianalisa tingkat nyeri pembengkakan payudara ibu post partum sebelum dansetelah diberikan terapi kompres daun kubis. Penelitian ini menggunakan design penelitian kualitatif dengan pendekatanstudi kasus, menggunakan 2 sample ibu post partum yang mengalami nyeri pembengkakan payudara dengan teknikpengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa kompres daunkubis efektif dalam menurunkan nyeri pembengkakan payudara dibuktikan dengan hasil penurunan skala nyeripembengkakan payudara pada responden pertama sebelum terapi yaitu skala 6 (nyeri sedang) menjadi skala 1 (nyeriringan) selanjutnya pada responden kedua sebelum terapi nyeri yang dirasakan yaitu skala 5 (nyeri sedang) menjadiskala 0 (tidak nyeri). Kesimpulam dari penelitian ini adalah kompres daun kubis terbukti efektif dalam penunuran skalanyeri pembengkakan payudara pada ibu post partum.
Self-efficacy is an individual's assessment of the ability to complete a given task. Diabetes self-efficacy is required to improve the outcome of diabetes management. This study aims to assess the ability of self-efficacy in diabetic patients using Diabetes Management Self Efficacy (DMSE). The research design used is descriptive method. The study was conducted at the Internal Medicine Polyclinic of Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta with 60 samples of type 2 diabetes patients using consecutive sampling technique. The measuring instruments used were demographic characteristics and Diabetes Management Self Efficacy (DSME). The results showed the characteristics of the respondents in the study were 57% women, the highest education was high school respondents (33%), the most complications were diabetic retinopathy (38%). Based on the mean age of type 2 diabetes respondents, namely 57.60 years, the average length of diabetes was 11.40 years, and the mean self-efficacy score was 59.0. Assessment of self-efficacy using DMSE can be used to assess self-efficacy in type 2 diabetes, so that it can make it easier for nurses to educate and counsel patients with type 2 diabetes related to self-efficacy so that it can improve selfmanagement in type 2 diabetes patients.
<p>Diabetes melitus (DM) penyakit gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein sehingga mengakibakan hiperglikemia kronis. Pendekatan yang digunakan dalam menangani penyakit kronis yakni <em>Self-Care Deficit Nursing Theory</em> (SCDNT). Metode<strong> </strong>yang dIgunakan studi kasus dan studi literatur. Hasil<strong> </strong>Tn.S berusia 57 tahun saat ini dirawat dengan diagnosa medis sepsis perbaikan <em>et causa</em> selulitis, ulkus diabetes, CAP, AKI ec sepsis dan diabetes melitus tipe 2. Pengkajian dengan pendekatan <em>self care</em> Orem terdapat masalah ketidakadekuatan <em>universal self care requisites</em>, <em>development self care requisites</em>, dan <em>health deviation self care requisites</em>. Masalah keperawatan utama pada kasus yakni resiko perluasan infeksi. Tujuan yang ditetapkan mengacu pada NOC berdasarkan pendekatan <em>Self Care</em> Orem. Intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan mengacu pada <em>nursing system </em>pada pendekatan <em>Self Care</em> Orem.. Kesimpulan pendekatan <em>self care</em> Orem dapat diterapkan pada kasus DM dengan komplikasi yang kompleks. Perawat diharapkan mampu menerapkan pengkajian dengan menggunakan pendekatan teori <em>self care</em> Orem pada kasus DM dengan pendekatan <em>universal self care requisites</em>, <em>development self care requisites</em>, dan <em>health deviation self care requisites </em>serta berdasarkan<em> </em><em>nursing system</em> dengan memberikan bantuan secara keseluruhan (<em>the whole compensatory system</em>), bantuan sebagian<em> </em>(<em>the partly compensatory system</em>), <em> </em>bantuan pada pasien dengan tingkat ketergantungan yang rendah (<em>the supportive compensatory system</em>).</p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.