The Pandemic of COVID-19 and social restriction policy (PSBB) in Indonesia caused a lot of impacts, one of them is Tofu Takwa SMEs in Kediri. This condition disrupts production activities up to marketing. Then it takes a risk analysis by looking at the main potential risks that arise while pandemic like this and do manage to get a strategy for their business sustainability. This research aims to analyze and manage the main risks that occur in Tofu Takwa SMEs in Kediri. The results showed that there are 3 risks in a high level like decrease of the income, decrease in production amount and increase the price of raw materials and 1 risk in middle level like late in delivery raw material so that it can be done by financial strategy, resize, search for a new market with social media and cooperate with the local government to help the marketing of social service programs.
<p><em>PT. X (pemasok) merupakan suatu perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang furniture rotan sintetik. PT. X memiliki permasalahan mengenai pengelolaan persediaan dengan distributornya (pembeli). PT. </em><em>X tidak menggunakan pendekatan sistem apapun untuk mengelola persediaannya saat ini, begitu pula yang dilakukan oleh distributornya. Hal ini tentunya akan menimbulkan permasalahan pada jaringan supply chain karena setiap pelaku bisnis tersebut hanya memikirkan sistem pengelolaan persediaan yang paling menguntungkan bagi dirinya sendiri. Hal ini sangat penting karena dalam suatu jaringan supply chain, keoptimalan pasokan produk pada salah satu pihak belum tentu menjadi optimal bagi pihak yang lain. Hal ini tentunya dapat menimbulkan masalah pada biaya produksi, penentuan jumlah cadangan produk (stock), dan waktu pasokan produk dari jaringan supply chain tersebut sehingga solusi terbaik demi keuntungan bersama akan sulit tercapai. Model Joint Economic Lot Size (JELS) mengintegrasikan pengelolaan persediaan dalam supply chain, Pada model ini pemasok atau produsen akan memproduksi sesuai dengan permintaan pembeli atau konsumen dari permintaannya yang tidak menentu dan hanya berupa kisaran jumlah atau stokastik dengan mempertimbangkan variabel lead time. Perusahaan melakukan pengiriman barang sesuai dengan permintaan konsumen sehingga biaya persediaan hanya optimal bagi salah satu pihak. Besarnya penghematan yang dapat dihasilkan dari metode JELS adalah sebesar 0,51% per tahun.</em></p>
DISKOPERINDAG Kabupaten Bandung memiliki peranan dalam penyusunan perencanaan daerah, salah satunya adalah penyusunan Renja. Dalam kondisi aktual rencana kerja yang disusun oleh DISKOPERINDAG memiliki permasalahan yakni ketidaktepatan dalam penyusunan Renja. Penelitian ini bertujuan untuk merancang proses bisnis usulan dalam penyusunan Renja. Metode perbaikan proses bisnis yang digunakan adalah Business Process Improvement (BPI). Perbaikan proses bisnis dilakukan dengan mengidentifikasi gap proses bisnis penyusunan Renja aktual dengan alur perencanaan Renja berdasarkan PERMENDAGRI Nomor 54 Tahun 2010 dan persyaratan klausul 7.3 ISO 9001:2008. Hasil analisis gap akan menjadi masukkan untuk analisis aktivitas yang dikelompokkan menjadi RVA, BVA dan NVA. Perbaikan proses bisnis dilakukan dengan mengeliminasi aktivitas NVA, meminimasi aktivitas BVA dan melakukan streamlining pada aktivitas RVA. Pada tahap pengumpulan data diperoleh 11 proses bisnis penyusunan Renja aktual dan 21 aktivitas berdasarkan PERMENDAGRI. Hasil gap antara proses bisnis aktual dan proses bisnis berdasarkan PERMENDAGRI terdapat 31 proses. Hasil analisis aktivitas menunjukkan terdapat 12 aktivitas RVA, 19 BVA, 0 NVA. Tools perbaikan proses bisnis yang digunakan antara lain value-added assessment, simplification, dan duplication elimination. Berdasarkan hasil perbandingan waktu efisiensi, pada proses bisnis eksisting 19,14%, sementara pada proses bisnis usulan 21,88%. Usulan proses bisnis penyusunan Renja menjadi masukkan dalam penyusunan SOP dan instuksi kerja.
Saat ini, banyak produk makanan instan yang tersedia di pasar modern hingga pasar tradisional. Hal ini dikarenakan canggihnya teknologi pangan yang terus mengalami perkembangan. Produk olahan pangan yang instan lebih disukai masyarakat saat ini karena memiliki banyak varian rasa, praktis, dan mudah dalam pengolahannya. Salah satu bahan baku yang dapat diolah menjadi makanan instan adalah kedelai. Kedelai adalah salah satu sumber pangan yang telah banyak dimanfaatkan di berbagai negara. Di Indonesia, pemanfaatan kedelai dititikberatkan pada konsumsi tempe dan tahu, yang berfungsi sebagai lauk dan merupakan bagian dari menu makan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kelayakan awal produk olahan kedelai sebelum produk dipasarkan sehingga nantinya akan siap untuk dipasarkan. Metode penelitian ini mencakup tahap preliminary screening, comparative rating, dan prefeasibility analysis. Penelitian ini dilakukan pada konsumen sekitar untuk menilai produk mana yang lebih banyak dipilih konsumen dari berbagai segi, seperti luas pasar, biaya, dan risiko. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk nugget tempe layak untuk dipasarkan dilihat dari beberapa unsur dasar, seperti pemasaran, variansi produk, ketersediaan bahan baku, biaya, dan estimasi keuntungan pada analisis kelayakan awal dibandingkan dengan produk olahan lain yang berbahan dasar kedelai. Kata kunci: kedelai, kelayakan, makanan olahan Abstract Nowadays, many instant food products are available in the modern market to traditional markets. It is due to the continuously development of sophisticated food technology. Instant food products are the most popular today because they have many variants of flavor, practical, and easy to process. One of the raw materials that can be processed into instant food is soybean. Soybean is one of the food sources that has been widely utilized in various countries. In Indonesia, soybean is mostly consumed as tempeh and tofu, which serves as a side dish and is part of the dining menu. Thus, the purpose of this research is analyzing the prefeasibility of soybean processed product before the product is marketed so that it will be ready to be marketed. This study method covers the preliminary screening, comparative rating, and prefeasibility analysis stages. This research is conducted at surrounding consumers to assess the products that consumers prefer in various aspects, such as market area, cost, and risk. The results showed that the product of tempeh nugget is feasible to be marketed based on several basic elements, such as marketing, product variances, raw material availability, cost, and estimated profit on prefeasibility analysis compared to other processed products that are also made from soybean.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.