Luka bakar adalah cedera yang disebabkan oleh kontak langsung tubuh dengan benda – benda yang panas atau kena api. Luka bakar tidak hanya mengakibatkan kerusakan kulit, tetapi juga dapat mempengaruhi sistem tubuh. Daun alpukat (Persea americana Mill) merupakan salah satu tanaman obat yang diketahui mengandung senyawa – senyawa yang berperan dalam penyembuhan luka seperti flavonoid, saponin, tanin dan alkaloid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekstrak etanol daun alpukat berpengaruh terhadap terhadap penyembuhan luka bakar pada kelinci. Ekstrak daun alpukat dibuat dengan maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Uji penyembuhan luka pada kelinci yang dibagi dalam 5 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol positif yang diberikan salep levertan, kontrol negatif diberikan vaselin kuning, dan 3 kelompok uji yang diberikan ekstrak etanol daun alpukat dengan konsentrasi 5%, 10% dan 20%. Pembuatan luka bakar menggunakan plat besi yang dipanaskan kemudian diberikan pada punggung kelinci masing – masing kelinci 5 perlakuan. Kelinci diamati tiap hari selama satu minggu dengan analisis statistik uji One Way ANOVA. Ekstrak etanol daun alpukat konsentrasi 5%,10% dan 20% memiliki pengaruh penyembuhan masing-masing sebesar 5% (11, 27±0,16)%, 10% (12,62±0,14)%, dan 20% (19,86±0,14)%, yang berarti ekstrak etanol daun alpukat memiliki hasil positif terhadap penyembuhan luka pada kelinci. Ekstrak etanol daun alpukat dapat digunakan sebagai penyembuhan luka bakar pada kelinci.
Seligi (Phyllanthus buxifolius Muell. Arg) telah digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit dan antiradang secara empiris. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui daya antiinflamasi fraksi tidak larut n-heksana dari ekstrak etanol daun seligi pada mencit yang diinduksi karagenin. Metode isolasi dilakukan secara maserasi dan fraksinasi. Mencit diberikan perlakuan sediaan uji secara oral kemudian diinduksi menggunakan larutan karagenin 0,1% secara intraplantar. Panjang udem diamati dengan mengukur diameter telapak kaki mencit. Panjang udem untuk menentukan persentase daya antiinflamasi (%DAI). Uji one way anova sebagai analisis statistik dan uji post hoc. Persentase daya antiinflamasi berturut-turut fraksi tak larut dari ekstrak etanol daun seligi dosis 200, 400 dan 800 mg/kgBB adalah (49,24±0,65)%, (56,01±1,58)% dan (65,03±1,16)%, sedangkan natrium diklofenak 6,5 mg/kgBB mempunyai %DAI sebesar (66,16±1,96)%. Ada beda yang signifikan ditunjukkan dari hasil uji one way anova. Pada uji post hoc, terdapat perbedaan yang signifikan pada antar perlakuan, kecuali pada fraksi dosis tertinggi yaitu 800mg/kgBB dengan natrium diklofenak dosis 6,5 mg/kgBB. Kandungan flavonoid pada fraksi dapat menurunkan inflamasi pada mencit. Sediaan fraksi daun seligi berpotensi untuk kearifan lokal sebagai antiinflamasi.
An incision is an injury caused by direct contact of the body with sharp objects. Cassava leaves (Manihot esculenta Crantz) are a medicinal plant known to contain compounds that play a role in wound healing, such as vitamin C, flavonoids, triterpenoids, tannins and saponins. This study aims to determine the effect of ethanol extract of cassava leaves on the healing of cuts in rabbits. The ethanol extract of cassava leaves was prepared by maceration using 70% ethanol as a solvent. The wound healing test in rabbits was divided into 5 treatment groups, namely the positive control, the negative control, and test groups were given ethanol extract of cassava leaves concentration of 5%, 10% and 20%. Making an incision using a scalpel which is sliced into the back of the rabbit for 5 incisions. Rabbits were observed every day for one week with statistical analysis One Way ANOVA test followed by LSD test with Post Hoc Test. The ethanol extract of cassava leaves with a concentration of 5% 10% and 20% has the effect of wound healing.The concentration of 5% is (9.71 ± 0.17)%, the concentration of 10% is (17.19 ± 0.05)%, and a concentration of 20% is (23.24 ± 0.04)%. The results of the LSD test with the Post Hoc Test showed that there was no significant difference between the ethanol extract of 20% cassava leaves and the positive control, which means that the ethanol extract of cassava leaves can be used as wound healing in rabbits.
Tablet merupakan sediaan padat yang digunakan melalui oral. Kulit pisang oleh sebagian masyarakat dianggap sebagai limbah, padahal kulit pisang mengandung amilum yang dapat digunakan sebagai bahan tambahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan amilum kulit pisang sebagai bahan penghancur dan pengaruhnya terhadap sifat fisik tablet antalgin.Penelitian ini dilakukan dengan membuat formula dengan variasi konsentrasi amilum kulit pisang (5%, 10%, 15%). Penelitian diawali dengan pembuatan granul dengan metode granulasi basah, dilanjutkan pencetakan tablet. Pengujian meliputi sifat fisik granul dan sifat fisik tablet antalgin (keseragaman ukuran dan bobot, kekerasan, kerapuhan, waktu hancur tablet) untuk masing-masing formula.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan ukuran tebal tablet disebabkan perbedaan tekanan pada waktu proses pencetakan, kualitas granul dan jumlah fines pada granul. Keseragaman bobot dipengaruhi kualitas granul termasuk sifat alir granul. Konsentrasi bahan penghancur yang semakin meningkat, tablet yang dihasilkan memiliki kekerasan dan waktu hancur yang semakin menurun, sedangkan kerapuhan tablet semakin meningkat. Dari hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan variasi konsentrasi bahan penghancur terhadap sifat fisik tablet antalgin. Kesimpulan, amilum kulit pisang dapat digunakan sebagai bahan penghancur tablet antalgin. Semakin meningkat variasi konsentrasi amilum kulit pisang sebagai bahan penghancur mengakibatkan terjadinya penurunan kekerasan dan waktu hancur tablet serta terjadinya peningkatan kerapuhan tablet.
Daun sirih merah memiliki efek antifungi karena pada daun sirih merah terdapat senyawa kimia seperti flavonoid, alkaloid, saponin, polifenolat, tanin, terpenoid dan minyak atsiri. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dilakukan di laboratorium dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Rendemen yang diperoleh dari hasil ekstraksi dengan maserasi adalah 8,66 % b/b. Hasil organoleptis sediaan krim adalah berwarna hijau kecoklatan, bau melati, uji pH 6, uji homogenitas yaitu homogen, tipe krim yaitu A/M dan krim memberikan proteksi terhadap larutan basa, uji kesukaan panelis dipilih formula 3 karena mempunyai jumlah tingkat kesukaan panelis yang paling besar. Pada uji daya sebar, hasil uji ANOVA menunjukan nilai signifikasi (p 0,000) < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh formulasi basis terhadap uji fisik sediaan krim dari uji daya sebar masing-masing formula. Pada uji daya lekat, hasil uji ANOVA menunjukkan nilai signifikasi (p 0,530) > 0,05. Hal ini berarti tidak ada pengaruh formulasi basis terhadap uji daya lekat masing-masing formula. Formulasi 3 dengan kombinasi basis asam stearat 3,34 g dan lemak bulu 0,43 g merupakan formulasi yang paling baik dan stabil dalam pengujian evaluasi krim ekstrak etanol daun sirih merah.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.