Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengkaji konsep pendidikan humanis religius di Madrasah, 2) mengkaji strategi pengembangan pendidikan humanis religius dalam proses belajar mengajar di kelas, 3) mengkaji konsep pengembangan sikap humanis religius siswa dalam kehidupan di madrasah, dan 4) mengkaji dan menganalisis konsep pengembangan budaya kehidupan yang humanis religius di madrasah. Metode Penelitian: kualitatif, menggunakan paradigma naturalistik fenomenologi. Penelitian dilakukan di MAN Wonokromo Bantul dan MAN Lab UIN Yogyakarta. Tahap penelitian: 1) pengumpulan data, 2) reduksi data, 3) penyajian data, 4) penarikan kesimpulan. Hasil penelitian adalah: 1) Konsep pendidikan yang humanis adalah pendidikan yang berbasis pada lima nilai dasar, yaitu nilai kebebasan, kerja sama, kreativitas, kejujuran, dan aktualisasi diri. Sedangkan konsep pendidikan yang religius mengandung lima dimensi secara bertahap, yakni dimensi pengetahuan (ilmu keagamaan), keimanan (aqidah), praktik keagamaan (syariah), pengamalan keagamaan (akhlak), dan penghayatan keagamaan (ma’rifah). 2) Pengembangan pendidikan humanis religius dalam proses belajar mengajar di kelas dilakukan dengan menyediakan sarana yang memadai, menciptakan suasana belajar yang nyaman, membangun guru yang berwibawa dan berkarakter, menyelenggarakan proses pendidikan yang konstruktif, dan membangun lingkungan belajar yang kondusif. 3) Pengembangan sikap humanis religius siswa di madrasah dilakukan melalui proses belajar mengajar yang mengembangkan nilai, memberikan banyak pengalaman kepada siswa, dan menciptakan lingkungan yang kondusif. 4) pengembangan budaya humanis religius di madrasah dilakukan dengan cara pemantapan visi madrasah, membentuk tim inti, membangun kelas inti, dan menciptakan kelas imbas.
AbstrakPenelitian ini bertujuan mengungkapkan persepsi tentang pelaksanaan program pendidikan alternatif melalui pembelajaran di Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah (KBQT) berkaitan dengan: (1) Filsafat pendidikan, (2) Pengelolaan pembelajaran, (3) Hasil pembelajaran, (4). Faktor pendukung dan penghambat.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi interpretitif. Subyek penelitian adalah pendiri, pendamping dan warga belajar. Pengumpulan data dilakukan dengan: (1) riset kepustakaan, (2) teknik dokumentasi, (3) riset lapangan. Metode analisis data dilakukan dengan cara: (a) reduksi data, (b) penyajian data, (c) penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa: (1) Filosofi pendidikan menggunakan konsep Paulo Friere dengan pembelajaran kontruktivisme maupum rekontruktivisme, (2) Pengelolaan program pembelajaran berkaitan: (a) perencanaan yang dilakukan oleh, untuk dan bagi komunitas; (b) pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara fleksibel; (c) evaluasi dilakukan dengan melaporkan catatan kegiatan belajar, (3) Hasil pembelajaran diwujudkan dalam bentuk karya, (4) Faktor pendukungnya adalah teman komunitas, dan faktor penghambatnya adalah kurang memahami konsep pembelajaran serta kurangnya pendampingan yang efektif. Kata Kunci: pendidikan alternatif, komunitas belajar Abstract This study aims to reveal the perception of an alternative education program through the implementation of learning in Community Learning Qaryah Thayyibah (QTLC) relating to: (1) Philosophy of education, (2) learning management, (3) learning outcome, (4). Enabling and inhibiting factors .This study used a qualitative approach interpretitif phenomenology . Subjects were founders, mentors and learners. Data collected by: (1) the research literature, (2) technical documentation, (3) research field. Methods of data analysis done by: (a) data reduction, (b) the
AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk: meningkatkan pemahaman nilai demokrasi melalui metode inquiri pada pembelajaran PKn di kelas XA SMA Negeri 1 Gamping Sleman.Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK. Subjek penelitian adalah 34 siswa SMA Negeri 1 Gamping Sleman. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri observasi, test skala sikap, dan analisis dokumen. Intrumen penelitian terdiri atas tes sikap, tes hasil belajar, lembar observasi perilaku siswa, catatan lapangan, dan pedoman wawancara. Teknik analisis data kualitatif yang digunakan adalah model Miles & Huberman, sedangkan data yang bersifat kuantitatif dianalisis dengan statistik deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan metode inquiri dapat meningkatkan nilai demokrasi siswa. Pada siklus 1 rerata 67,64, siklus 2 rerata 72,64 dan siklus 3 rerata 78,38. Dengan demikian melalui penerapan metode inquiri dapat meningkatkan pemahaman nilai-nilai demokrasi siswa di SMA Negeri 1 Gamping Sleman.Kata kunci : nilai demokrasi, metode inquiri,pembelajaran PKn. AbstractThis study aim: to improve students' democratic through value the application of the inquiry method in civic education learning in the Grade XA of SMA NegeriGampingSleman,This was a classroom action research (CAR)., The sesearch subjects 34 grade X SMA Negeri 1 Gamping.. The data collecting techniques consisted of observations, an attitude scale test and a document analysis. The research instruments consisted of an attitude test, a learning achievement test, student behavior observation sheets, field notes, and interview guides. The technique to analyze the qualitative data was the Miles &Huberman model, while the quantitative data were analyzed using descriptive statistics. The result shows that the application of the inquiry method can improve students' democratic value. In the first cycle the mean was 67.64, in the second cycle it was 72.64, and the third cycle it was 78.38. Therefore, the inquiry method can improve students' democratic value in SMA Negeri 1 Gamping, Sleman,
Literacy/illiteracy is not a simple matter. It does not only show whether a person can read and write words and letters, but also whether a person can face complicated problems of human life. Illiterate persons usually have weaknesses in understanding their own problems comprehensively. They suffer from an inferiority state of mind. They usually feel less important than others as they are unable to solve their own problems. Literacy education for youths and adults as a movement to improve the human life condition, therefore, should not be understood in a technical level i.e. teaching reading and writing letters and words. Words are not empty. Words represent human thought about world and reality. They also represent the users’ desire to do something. So, literacy education for youths and adults must be designed to improve the learners’ cognition, and to develop a new perspective of self-consciousness in relation to the willingness to cope with the learners’ life problems. The youths and adults learning activities must be based on transformative perspective, as they have been involved in the social development. The learning activities must transform them to be active participants or agents in the social development. Literacy education indeed must be considered in a wider understanding and not in a simple one.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.