One indicator of sustainable forest management is the minimum impact of residual stand damage caused by timber harvesting activities. This paper examines stand damage due to timber harvesting on hilly tropical forest, Central
ABSTRAKSalah satu indikator pengelolaan hutan lestari adalah adanya dampak kerusakan tegakan tinggal yang ditimbulkan oleh kegiatan pemanenan kayu. Tulisan ini mempelajari kerusakan tegakan tinggal akibat pemanenan kayu di hutan tropis berbukit di Kalimantan Tengah. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan plot contoh penelitian berukuran 200 m x 100 m yang ditempatkan secara sistematis pada tiga petak tebang terpilih dengan operator chainsaw yang berbeda tingkat kemahirannya. Hasil penelitian menunjukkan besarnya derajat kerusakan tegakan tinggal akibat pemanenan kayu berkisar antara 19,37 -34,9% dengan rata-rata 24,37% termasuk kategori kerusakan tegakan tingkat ringan. Kerusakan tegakan tinggal rata-rata akibat penebangan adalah 16,27% dan akibat penyaradan kayu sebesar 8,1%. Operator chainsaw yang tidak terlatih/kurang berpengalaman cenderung mengakibatkan kerusakan lebih besar dibandingkan operator chainsaw yang sudah terlatih. Tipe kerusakan tegakan akibat penebangan baik pada areal yang landai, agak curam maupun curam didominasi oleh patah batang pohon. Tipe kerusakan tegakan tinggal akibat penyaradan umumnya berupa pohon yang roboh/miring. Kerusakan tegakan akibat pemanenan kayu dapat dikurangi dengan pengawasan yang lebih baik di areal penebangan dan memberikan pelatihan dan/atau penyegaran kepada operator chainsaw dan traktor sarad mengenai teknik penebangan dan penyaradan ramah lingkungan.Kata kunci: Pemanenan kayu, hutan alam, sistem tebang pilih, derajat kerusakan, tegakan tinggal 273
A. leucophloea Pilang (a) merupakan salah jenis potensial untuk kayu energi dan cocok ditanam pada lahan terdegradasi, karena mempunyai sistem perkaran yang kompak. Tujuan penelitian untuk mendapatkan metode uji perkecambahan yang dapat meningkatkan viabilitas benih. Metode uji meliputi pengujian perlakuan pendahuluan: kontrol (tanpa perlakuan), benih direndam dalam air kelapa selama 30 dan 60 menit, dengan H SO selama 20 dan 40 menit, dalam air panas (suhu 100 C) selama 10 dan 20 detik kemudian masukkan air ke dalam air biasa selama 24 jam. Setelah perlakuan pendahuluan benih di tabur dengan metode : UDK (Uji Di atas Kertas), UAK (Uji Antar Kertas), UKDdp (Uji Kertas Digulung dengan posisi didirikan), media pasir tanah (1:1), media pasir tanah (1:1) ditutup plastik selama 1 minggu pertama. Perlakuan pendahuluan dan metode uji perkecambahan terbaik adalah benih direndam dengan H SO selama 20 menit dengan metode uji UDK.
Acacia auriculiformis Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui model terbaik dari hubungan tinggi dan diameter pada tanaman penghasil kayu energi. Penelitian ini dilakukan pada enam lokasi Kabupaten Banyumas. Pengambilan dipilih secara sistematis dengan jarak sama pada masing-masing lokasi. Dengan 215 pohon model yang diukur, dan 36 pohon validasi yang dapat digunakan dalam penyusunan persamaan regresi hubungan diameter-tinggi pohon dengan sebaran diameter antara 2,9-27,2 cm dengan tinggi antara 5,5-26,5 m. Hasil analisis terhadap 3 model linear yang dicoba, bahwa berdasarkan kriteria besarnya koefisien determinasi (r), model yang menggunakan peubah tak bebas tinggi maksimum mempunyai nilai r yang lebih besar dibandingkan dengan model yang menggunakan peubah tak bebas tinggi seluruh pohon sehingga penduga model yang digunakan adalah model yang menggunakan peubah tak bebas tinggi total maksimum. Berdasarkan pemeringkatan dengan pendekatan scoring, persamaan terpilih yaitu H = 1.3 + 0,606 D , Dengan besarnya bias rata-rata, penduga kuadrat tengah galat (MSEP) dan indeks galat (EI), berturutturut sebesar 0,02873; 38,51; dan 80,9073.
planting density and the practice of thinning. Density effects on stand growth and Pinus merkusii Jungh. et
D HtMortality and D growth were positively density related, but H growth was not affected by density. During the measurement period, tree density decreased from 7779 to 679Results suggested that optimal harvesting was at about 30 years of age if no thinning occurs. The SDMD was established to predict the course of stand development in merkus pine. The simulation of stand growth under 2m x 3 m spacing and thinning
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.