Background and Aim: Majapahit (Crescentia cujete L.) fruit extract acts as a natural antibacterial agent due to its bioactive constituents such as tannins, flavonoids, triterpenoids, and saponins. The aim of this study was to determine the antibacterial activity of Majapahit fruit against Vibrio harveyi both in vitro and in silico. Materials and Methods: Column chromatography, minimum inhibitory concentration (MIC) determination, and transmission electron microscopy (TEM) were used for in vitro analysis. In silico analysis was performed using PubChem® database, Pass Online (Way2Drug.com©), Search Tool 17 Interacting Chemicals (STITCH), and UNIPROT database (https://www.uniprot.org/). Results: The MIC was found to be 0.313 mg/mL. Within the concentration range of 0.313 mg/mL-10 mg/mL, Majapahit fruit extract could inhibit the growth of V. harveyi, while lower concentrations of 0.078 mg/mL and 0.165 mg/mL indicated the presence of bacterial growth. The pathogenic mechanism of V. harveyi on vannamei shrimp (Litopenaeus vannamei) involved targeting cytochrome P450, cyclin-dependent kinase 6, and caspases 3 and 8. This was indicated by cell damage observed through TEM. Conclusion: This study provides comprehensive results on the potential of Majapahit fruit as a natural antibacterial agent. Thus, Majapahit fruit can be considered for functional food applications.
Penelitian ini bertujuan menemukan jawaban tentang pelaksanaan pembelajaran SKI dengan menggunakan metode bervariasi pada siswa kelas V MIM 10 Karang Anyar, Curup, Bengkulu melalui pendekatan kualitatif. Guna menjawab pertanyaan seputar penerapan metode bervariasi tersebut digunakan teknik pengumpul data yakni observasi, wawancara dan dokumentasi. Setelah data diperoleh selanjutnya diolah, disajikan secara deskriptif dan disimpulkan. Penelitian ini menemukan kesimpulan bahwa variasi metode pembelajaran yang digunakan pada mata pelajaran SKI kelas V semester genap meliputi metode ceramah, metode kisah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode drill (latihan) dan metode resitasi (pekerjaan rumah). Kendala guru SKI dalam menerapkan metode bervariasi antara lain kurangnya alokasi waktu yang tersedia pada pembelajaaran SKI, serta kurangnya sarana dan prasarana sebagai pendukung penerapan metode bervariasi.
AbstrakEmbung adalah bekas galian tanah liat dari penambangan di PT. Semen Indonesia yang dimanfaatkan oleh warga sekitar sebagai sumber pengairan pada kegiatan dan tempat budidaya ikan dengan sistem Keramba Jaring Apung (KJA). Tujuan Penelitian ini untuk melakukan kajian teknis faktor abiotik embung bekas galian tanah liat PT. Semen Indonesia untuk budidaya perikanan dengan teknologi KJA. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pengumpulan data survei yang dianalisa menggunakan WQI min dengan data diperoleh berupa kualitas air (suhu, pH, DO dan kecerahan). Hasil penelitian suhu pagi hari pada ke empat titik pengambilan sampel berkisar 32,3 – 32,7°C dan siang hari berkisar 32,7 - 33°C(kurang layak), pH pagi hari 8 – 8,1 siang hari 7,9 – 8 (layak), dissolved oxygen (DO) pagi hari 5,6 – 6,2 ppm, siang hari 6,1 – 6,7 ppm (layak) dan kecerahan pagi hari 69,6 – 78.7 cm, siang hari 61,6 – 77 cm (layak) dengan mengacu pada standar kualitas air PP No. 82 Tahun 2001 dan BBPBAT (2010). Berdasarkan hasil analisa faktor abiotik tersebut, maka direkomendasikan jenis ikan nila dapat dibudidayakan di embung bekas galian semen dengan teknologi KJA. AbstractEmbung is a former excavation of clay from mining at PT. Semen Indonesia is used by local residents as a source of irrigation in activities and fish farming sites using the floating net cage system (KJA). The purpose of this study was to conduct a technical study of abiotic factors used for clay excavation of PT. Semen Indonesia for aquaculture with KJA technology. The research method used the descriptive method with survey data collection analyzed using WQI min with data obtained in the form of water quality (temperature, pH, DO and brightness). The results of the morning temperature study at the four sampling points ranged from 32.3 - 32.7C and daytime ranged from 32.7 - 33 ° C (less feasible), morning pH 8 - 8.1 during the day 7.9 - 8 (feasible), dissolved oxygen (DO) in the morning 5.6 - 6.2 ppm, daytime 6.1 - 6.7 ppm (feasible) and morning brightness 69.6 - 78.7 cm, daytime 61, 6 - 77 cm (feasible) with reference to water quality standards PP No. 82 of 2001 and BBPBAT (2010). Based on the results of the analysis of the abiotic factor, it is recommended that the type of tilapia can be cultivated in used cement excavated ponds with KJA technology.
Pembudidaya tambak di Kabupaten Tuban terutama pembudidaya udang vannamei menghadapi kondisi lingkungan yang cukup berat bagi pertumbuhan udang, hal ini disebabkan karena banyaknya industri di Kabupaten Tuban misalnya pabrik PT. Semen Gresik Tuban, pabrik TPPI yang berlokasi di tepi pantai utara laut Tuban dimana limbahnya dapat mempengaruhi kualitas air tambak baik secara langsung maupun tidak. Termasuk pembudidaya udang yang ada di desa Kenanti, Kecamatan Tambakboyo dan hampir semua petambak yang ada di sepanjang pantai utara Tuban diprediksikan ikut merasakan pengaruh adanya cemaran yang berasal dari laut (belum terdapat penelitian yang memastikan hal ini), belum lagi yang berasal dari tambak itu sendiri (limbah internal) sehingga wajar apabila saat ini tingkat keberhasilan dalam budidaya udang terutama udang vannamei sangat rendah. Tingkat keberhasilan dalam budidaya udang vannamei terutama pada budidaya udang secara intensif sangat ditentukan oleh kualitas air yang digunakan dalam budidaya dan juga pada teknologi yang telah digunakan. Pemanfaatan rumput laut sebagai biofilter dalam budidaya udang vannamei merupakan teknologi sederhana yang mudah dilaksanakan. biofilter alami. Rumput laut sebagai tumbuhan air yang menyerap degradasi bahan organik untuk pertumbuhan, sehingga mengurangi resiko meningkatnya bahan organik air yang akan diperlukan untuk memelihara udang windu. Suhu dan kecerahan sangat mempengaruhi keberhasilan rumput Iaut sebagai biofilter karena kedua komponen ini akan laju fotosintesis rumput laut dan laju penyerapan bahan-bahan organik. Metode pendekatan yang dipakai pada pelaksanaan program ini adalah dengan melakukan sosialisasi penerapan teknologi penggunaan rumput laut sebagai biofilter alami ini pada kelompok petani yang ada di Kecamatan Tambakboyo melalui pelatihan, kemudian diadakan tambak percontohan sehingga petani tambak dalam mengadopsi teknologi ini dapat lebih mudah memahami
Pengukuran hematologis darah ikan dapat dijadikan sebagai indikator kesehatan ikan. Salah satu penyakit yang sering menyerang pada budidaya ikan lele sangkuriang (Clarias Gariepenus) adalah penyakit bercak merah atau penyakit MAS (Motile Aeromonas Septicemia) yang dapat menyebakan tingkatmortalitas tinggi. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophila, yang termasuk bakteri gram negatif. Salah satu alternatif yang digunakan untuk mengatasi permasalahan serangan penyakit adalah dengan menggunakan bahan alami yang aman dan ramah lingkungan. Tumbuhan dapat dijadikan sebagai antibakteri dan imunostimulan, misalnya tumbuhan majapahit (Crescentia cujete L.) yang mempunyai kandungan kimia pada daun, batang dan daun. Kandungan bahan aktif tersebut adalah flavonoid, tanin, polifenol dan saponin. Penggunaan imunostimulan dalam budidaya perikanan dilaporkan dapat meningkatkan ketahanan tubuh terhadap resistensi patogen selama masa periode stress seperti saat griding, reproduksi, pengangkutan dan vaksinasi. Kadar hematokrit adalah salah satu parameter hematologis yang digunakan untuk mengetahui dampak infeksi dari A. Hydrophila. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh serbuk daun majapahit (Crescentia cujete L.) sebagai bahan imunostimulan pada benih ikan lele sangkuriang (Clarias gariepenus) yang terinfeksi oleh bakteri Aeromonas hydrophyla terhadap gambaran hematokritnya. Metode yang dipakai adalah menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 3 x ulangan serta analisa data menggunakan ANOVA. Kesimpulan dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dosis terbaik yang menunjukkan nilai hematokrit tertinggi adalah pada perlakuan A dengan dosis 7.5%.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.