BPJS Kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada para peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) menerapkan kebijakan rujukan berjenjang. Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) juga menerapkan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 59 tahun 2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan. Kabupaten Bantul menduduki peringkat pertama untuk kasus rujukan tertinggi di Provinsi DIY yaitu yaitu 136.668 kasus. Penerapan kebijakan rujukan berjenjang tersebut masih memberikan permasalahan di fasilitas kesehatan tingkat pertama. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan kebijakan rujukan berjenjang bagi peserta BPJS Kesehatan Di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Bantul Yogyakarta Tahun 2018. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Rancangan penelitian adalah studi kasus (case study). Penelitian ini akan dilaksanakan di Fasilitas Kesehatan Tingkat pertama (FKTP) Kabupaten Bantul Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan kebijakan rujukan berjenjang di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertamaa (FKTP) di Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sudah berjalan dengan baik dan mengacu pada Peraturan Gubernur DIY No 59 tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan khususnya pada pasal 9, 10, 11 dan 12. Kebijakan yang terbaru adalah Keputusan Kadinkes Provinsi DIY No 445/00905/III-2 tahun 2017 tentang sistem rujukan pelayanan kesehatan yang salah satunya menyebutkan bahwa pelayanan rujukan dilaksanakan dengan berbasis wilayah dan kompetensi. Selain itu juga Peraturan Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan No 4 tahun 2018 tentang penyelenggaraan sistem rujukan berjenjang berbasis kompetensi melalui integrasi sistem informasi. BPJS Kesehatan melakukan sosialisasi terkait dengan penerapan kebijakan-kebijakan yang baru terkait rujukan berjenjang.
ABSTRAKPenyebaran penyakit DBD di Kabupaten Bantul Tahun 2015 terdapat di seluruh wilayah kerja puskesmas yaitu sebanyak 1441 kasus dengan Incidence Rate (IR) 1,48%. Hal ini mengalami peningkatan dari Tahun 2014 yang hanya terdapat 622 kasus (IR 0,64%). 27 wilayah kerja puskesmas di Bantul, kejadian paling tinggi terjadi di wilayah kerja Puskesmas Kasihan II Bantul sebanyak 174 kasus. Bulan Januari-September 2016 yaitu sebanyak 1582 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya pengaruh antara sikap kader kesehatan terhadap perannya dalam pengendalian demam berdarah dengue di wilayah kerja Puskesmas Kasihan II Bantul. Jenis penelitian ini adalah penelitian survei dengan menggunakan mix method dengan rancangan penelitian crosssectional. Jumlah sebanyak 175 kader di Desa Ngestiharjo wilayah kerja Puskesmas Kasihan II Kabupaten Bantul. Subjek penelitian ini sebanyak 3 orang kader, 3 orang masyarakat dan 2 orang pegawai puskesmas dilakukan wawancara mendalam (indept interview). Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan II Kabupaten Bantul. Penelitian dilakukan pada Februari 2017. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap aktif dari kader dapat mempengaruhi perilaku pengendalian demam berdarah dengue di Desa Ngestiharjo wilayah kerja Puskesmas Kasihan II Bantul. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji kendall’s tau yang memiliki p-value 0,006.Kata Kunci : Sikap Kader, Pengendalian Demam Berdarah Dengue
Masyarakat masih enggan untuk mendaftar menjadi peserta BPJS mandiri dengan alasan faktor ekonomi, kurangnya informasi dan memang masih belum berminat untuk mendaftar menjadi peserta BPJS secara mandiri. Penelitian ini adalah studi kasus dengan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa masyarakat berminat untuk mendaftar menjadi peserta. Faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat sehingga belum mendaftar menjadi peserta mandiri adalah ekonomi, pengaruh sosial masyarakat sekitar bahwa asuransi adalah riba, pelayanan bagi peserta yang diindikasikan terdapat diskriminasi dan pelayanan yang kurang memuaskan serta pengurusan persyaratan yang ribet. Masyarakat yang sudah mendaftar menjadi peserta mandiri menunjukkan adanya adverse selection.
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2017 yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan adalah berjumlah 347 buah. Data kunjungan di FKTP di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta per tribulan III tahun 2018 adalah sebanyak 2.321.962 kunjungan. Kualitas pelayanan masih belum memenuhi kualitas dengan adanya keluhan dari pasien. Tujuan adalah untuk membedakan kualitas pelayanan kesehatan (tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty) di FKTP pemerintah dan non pemerintah yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Penelitian deskriptif kuantitatif dan cross sectional. Sampel penelitian ditentukan secara cuota sampling. FKTP pemerintah adalah puskesmas, Faskes tingkat I milik Polri dan Faskes tingkat I milik TNI. FKTP non pemerintah adalah klinik pratama dan dokter praktek swasta. Jumlah sampel berjumlah 850. Uji statistik adalah One way ANOVA pada tingkat kemaknaan p<0,05. Kualitas pelayanan kesehatan (tangible, reliability, responsiveness dan emphaty) tidak ada perbedaan antara FKTP pemerintah dan non pemerintah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Sig >0,05. Sedangkan kualitas pelayanan kesehatan dari dimensi assurance menunjukkan bahwa ada perbedaan antara FKTP pemerintah dan non pemerintah. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai Sig sebesar 0,006 atau <0,05. Terdapat perbedaan kualitas pelayanan kesehatan (assurance) di FKTP pemerintah dan non pemerintah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Tidak ada perbedaan kualitas pelayanan kesehatan (tangible, reliability, responsiveness, dan emphaty) di FKTP pemerintah dan non pemerintah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. FKTP baik pemerintah maupun non pemerintah tetap meningkatkan kualitas pelayanannya seperti ketersediaan dokter.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.