The social life of society in the context of the 1st Corinthian letter regarding the position and duties of women and men is inseparable from the nuances of patriarchal culture, that is, the culture that dominates men as heads. The male has always been seen as a strong and powerful figure, and the female is seen as a weak figure and is under the power of men. This study was conducted to describe the critical historical study of 1 Corinthians 14:34 and to determine the position and duties of women for the church today. The method used is descriptive qualitative. The results of the study revealed that women during the Corinthian church were seen as figures who did not produce education and knowledge, so women were seen as weak. But in today's context, women are no longer seen as weak figures who have no education. There have been many sectors of life held by female figures, even women are seen as figures who have wisdom in carrying out the tasks they are engaged in. Kehidupan sosial masyarakat pada konteks surat 1 Korintus mengenai kedudukan dan tugas perempuan dan laki-laki tidaklah terlepas dari nuansa budaya patriarki, yaitu budaya yang mendominasikan kaum laki-laki sebagai kepala. Laki-laki selalu dipandang sebagai sosok yang kuat dan berkuasa, dan perempuan dipandang sosok yang lemah dan berada di bawah kuasa laki-laki . Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan kajian historis kritis 1 Korintus 14:34 dan mengetahui kedudukan dan tugas perempuan bagi gereja masa kini. Metode yang digunakan ialah kualitatif deskrisptif. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kaum perempuan pada masa jemaat Korintus, dipandang sebagai sosok yang tidak memproleh pendidikan dan pengetahuan, sehingga kaum perempuan dipandang sebagai kaum yang lemah. Namun pada konteks masa kini, perempuan tidak lagi dipandang sebagai sosok yang lemah yang tidak mempunyai pendidikan. Sudah banyak sektor kehidupan yang dipegang oleh tokoh-tokoh perempuan, bahkan perempuan dipandang sebagai sosok yang mempunyai kebijaksaan dalam melakukan tugas yang ditekuninya.
Dayak Ngaju tribe is a biggest tribe in Center Borneo. This tribe community have big interest to live in along of river Borders. It’s because this community hang all side of their life to the river. Kahayan Rivers as the target of research is a one of biggest river in Center of Borneo Abstract which have significant meaning for Kahayan community in economic, social so on theological perspectives. In the past, rivers reputed as connector between human and god. Because of this, Kahayan River became a place to do all local religion ritual from the pregnant time to the dead time of this tribe community. But since the development age, the are a meaning shift of theological meaning of Kahayan River for local people of Kahayan. This research made by qualitative study case approach to find the background of Theological meaning shift of Kahayan River for the people of Kahayan in Bukit Rawi Pulang Pisau Residence.
Sungai memiliki beragam makna bagi setiap orang. Bagi masyarakat Dayak, sungai adalah pusat kehidupan, demikian juga dalam pandangan masyarakat Dayak Ngaju. Masyarakat menjadikan sungai sebagai pusat kegiatan ritual, sosial dan pusat ekonomi. Bahkan, masyarakat Dayak Nyaju sendiri menggunakan nama Sungai sebagai identitas mereka. Namun beberapa tahun belakangan, kehidupan masyarakat sudah mulai beralih dan pemanfaatan sungai jauh berkurang kecuali untuk kepentingan ekonomi. Hal ini menyebabkan terjadinya pergeseran makna sungai bagi masyarakat Dayak Ngaju. Penelitian ini dilakukan pada kelompok masyarakat Dayak Ngaju yang tinggal ditepian sungai Kahayan di desa Bukit Rawi, Kab Pulang Pisau. Kelompok masyarakat ini lebih dikenal dengan istilah “orang Kahayan” ketimbang suku Dayak Ngaju. Penelitian dilakukan dengan metode Kualitatif etnografi dengan tujuan memperoleh gambaran yang jelas dari masyarakat asli terhadap pandangan mereka tentang sungai Kahayan dan fakta sosial yang terjadi dalam Penggunaan Sungai Kahayan di masa kini. Data diperoleh melalui studi Pustaka, wawancara dan observasi langsung yang dilakukan selama lima bulan. Dan dari penelitian ini ditemukan bahwa benar telah terjadi pergeseran makna sungai bagi masyarakat lokal di Bukit Rawi tersebut.
Keterbukaan kultural masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah telah membuat orang-orang Dayak mengadopsi tradisi-tradisi Kristen dengan cepat sejak Kristianitas masuk ke sana pada akhir dekade 1830-an. Namun, tidak semua komunitas Kristen dapat mendamaikan iman mereka dengan budaya asli. Banyak orang Dayak yang terus menghadapi dilema antara hidup sebagai orang Kristen “sejati” yang meninggalkan segala tradisi asli sama sekali, namun diperhadapkan dengan kekhawatiran akan punahnya budaya lokal, atau, di sisi lain, hidup sebagai orang-orang Kristen yang masih taat tradisi namun terhisab dalam praktik sinkretisme. Kabupaten Katingan secara umum merupakan daerah yang fenomenal karena memiliki cukup banyak komunitas Kristen yang masih terus hidup dalam agama asli mereka, Kaharingan. Kaharingan sendiri bukan sekadar agama melainkan sebuah aspek budaya dari masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah. Penelitian kualitatif menggunakan metode-metode fenomenologis untuk meneliti GKE Resort Pendahara Katingan yang jemaat-jemaatnya masih terlibat aktif dalam praktik-praktik ritual dan tradisi leluhur Kaharingan. Data dikumpulkan melalui observasi langsung, wawancara-wawancara, dan penelitian kepustakaan, serta triangulasi data sebelum analisis dan penarikan kesimpulan. Dari penelitian ini tim menemukan bahwa pada prinsipnya tidak semua budaya asli dari folk religion adalah buruk karena cukup banyak budaya yang justru menumbuhkan nilai-nilai susila, termasuk pemeliharaan pelestarian ekosistem dalam bingkai ekoteologi. Kearifan susila lokal mendukung dan sejalan dengan tradisi gereja, sebagaimana tampak dalam terminologi belom bahadat—sebuah istilah yang merujuk pada kehidupan yang arif dan benar seturut dengan kebenaran dari tradisi—yang berbicara tentang keramahtamahan terhadap sesama makhluk ciptaan dan bumi tempat manusia tinggal di dalamnya.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.