This article discusses the study of the problem of poverty based on the narrative of the offering of the poor widow in Mark 12: 41-44. By using qualitative methods or more precisely literature review, the authors conclude that there needs to be an encounter with them beforehand so that through encounters with poor people, both writers and we can also gain a deeper understanding of God's heart, not only for ourselves, for the poor and the weak, but also for everyone around the world. However, because poor people are the most vulnerable people to be treated unfairly, it is necessary to formulate solidarity with the poor in order to realize the Kingdom of God in the world. Abstrak: Artikel ini membahas tentang telaah persoalan kemiskinan yang didasarkan pada narasi persembahan janda miskin dalam Markus 12: 41-44. Dengan menggunakan metode kualitatif atau lebih tepatnya kajian pustaka, maka penulis menyimpulkan bahwa perlu ada perjumpaan terlebih dahulu dengan mereka agar melalui perjumpaan dengan orang-orang miskin, baik penulis dan kita juga dapat memperoleh pemahaman yang lebih tentang hati Allah, tidak hanya bagi kita sendiri, bagi orang-orang miskin dan lemah, namun juga bagi setiap orang diseluruh dunia. Namun karena orang-orang miskin merupakan orang-orang yang paling rentan untuk mendapat perlakukan tidak adil, maka perlu suatu formulasi solidaritas terhadap kaum miskin demi mewujudkan Kerajaan Allah di dunia.
Pandemi Covid-19 terjadi hampir di seluruh bagian di belahan dunia termasuk Indonesia dan Pulau Kalimantan di dalamnya. Untuk membatasi persebaran virus tersebut, pemerintah Indonesia mengambil kebijakan untuk melakukan pembatasan gerak baik PSPB maupun PPKM. Kegiatan-kegiatan keagamaan dianggap sebagai salah satu biang terbesar penyebaran virus ini. Untuk itu, berbagai kegiatan keagamaan dibatasi dengan munculnya berbagai kegiatan agama secara virtual seperti yang terjadi di GKE Resort Bukit Bamba. Namun tidak semua gereja di Kalimantan memiliki fasilitas, sarana dan SDM memadai untuk mengadakan pelayanan jemaat secara virtual. Untuk itu, Pascasarjana IAKN Palangka Raya dan GKE Bukit Bamba melakukan kegiatan pengabdian berupa rangkaian kegiatan antara lain partisipasi dalam pelayanan, aksi pelatihan dan simulasi, lalu diikuti oleh survey, dan evaluasi. Kegiatan-kegiatan ini disambut baik oleh jemaat dan cukup dapat membekali mereka untuk melakukan pelayanan mandiri di tengah pembatasan gerak kegiatan pelayanan pada masa Pandemi Covid-19 meski belum dapat dikatakan maksimal. Beberapa peserta dapat mempraktikkan bahan pelatihan dalam simulasi dan ada janji Kerjasama di masa depan antara IAKN Palangka Raya dan GKE Resort Bukit Bamba.
Dayak Ngaju tribe is a biggest tribe in Center Borneo. This tribe community have big interest to live in along of river Borders. It’s because this community hang all side of their life to the river. Kahayan Rivers as the target of research is a one of biggest river in Center of Borneo Abstract which have significant meaning for Kahayan community in economic, social so on theological perspectives. In the past, rivers reputed as connector between human and god. Because of this, Kahayan River became a place to do all local religion ritual from the pregnant time to the dead time of this tribe community. But since the development age, the are a meaning shift of theological meaning of Kahayan River for local people of Kahayan. This research made by qualitative study case approach to find the background of Theological meaning shift of Kahayan River for the people of Kahayan in Bukit Rawi Pulang Pisau Residence.
Biblical Hebrew actually composed with the consonant letter only. To get the original sound of Hebrew Bible, the Bible Editor use Nikud. This is cause one word with the same consonant in Hebrew can have many letters, sounds, and different meaning. This causes new problems in the translation and interpretation of the Bible, especially in finding the original meaning of the author of the Bible. Even so, the process of translating and interpreting the Bible can be approached in another way, namely by looking at the original context (sitz im leben) of the first reader or recipient of the original message (milieu). This phenomenon also occurs in Qohelet's writing which is the study of this paper. The word בּ֣וֹרְאֶ֔יךָ in the text of Ecclesiastes 12: 1 has the root בר which can have a variety of meanings when it is added to Nikud. While the time span from 3-2 BC century BC to the writing of Qohelet is quite far and errors in the gift of Nikud may lead to different interpretations. For this reason, a form criticism and cultural semiotics approach needs to be done to bridge this. This article is about Qohelet with the paradigm of human development that he aimed at young Jewish people at that time. Created with the approach of Cultural Semiotics and Form Criticism in the Old Testament with various book references as research aids. Bahasa Ibrani Alkitab umumnya terdiri dari huruf-huruf konsonan saja. Untuk memperoleh bunyi yang sesuai dengan aslinya, tulisan Bahasa Ibrani dibantu dengan Nikud. Hal ini menyebabkan satu kata dengan konsonan yang sama dalam Bahasa Ibrani dapat memiliki berbagai tulisan, bunyi dan menghasilkan berbagai arti yang berbeda. Hal ini menyebabkan persoalan baru dalam proses penterjemahan dan penafsiran Alkitab terutama untuk dapat menemukan makna asli dari si pengarang Alkitab. Pun demikian, proses penterjemahan dan penafsiran Alkitab ini dapat didekati dengan cara lain yaitu dengan melihat konteks asli (sitz im leben) dari pembaca pertama atau penerima pesan aslinya (milieu). Fenomena ini juga yang terjadi dalam tulisan Qohelet yang menjadi kajian dari tulisan ini. Kata בּ֣וֹרְאֶ֔יךָ dalam teks Pengkhotbah 12:1 memiliki kata dasar בר dapat menimbulkan beragam arti jika sudah ditambahi dengan Nikud. Sementara rentang waktu dari abad ke 3-2 SM masa penulisan Qohelet cukup jauh dan kesalahan dalam pemberian Nikud bisa saja menimbulkan penafsiran yang berbeda. Untuk itu, pendekatan Kritik Bentuk dan Semiotik budaya perlu dilakukan untuk menjembatani hal ini. Artikel ini adalah tentang Qohelet dengan paradigma pembangunan manusia yang ia tujukan kepada anak-anak muda Yahudi masa itu. Dibuat dengan pendekatan Semiotik Budaya dan Kritik Bentuk dalam Perjanjian Lama dengan berbagai referensi buku sebagai alat bantu penelitian.
Sungai memiliki beragam makna bagi setiap orang. Bagi masyarakat Dayak, sungai adalah pusat kehidupan, demikian juga dalam pandangan masyarakat Dayak Ngaju. Masyarakat menjadikan sungai sebagai pusat kegiatan ritual, sosial dan pusat ekonomi. Bahkan, masyarakat Dayak Nyaju sendiri menggunakan nama Sungai sebagai identitas mereka. Namun beberapa tahun belakangan, kehidupan masyarakat sudah mulai beralih dan pemanfaatan sungai jauh berkurang kecuali untuk kepentingan ekonomi. Hal ini menyebabkan terjadinya pergeseran makna sungai bagi masyarakat Dayak Ngaju. Penelitian ini dilakukan pada kelompok masyarakat Dayak Ngaju yang tinggal ditepian sungai Kahayan di desa Bukit Rawi, Kab Pulang Pisau. Kelompok masyarakat ini lebih dikenal dengan istilah “orang Kahayan” ketimbang suku Dayak Ngaju. Penelitian dilakukan dengan metode Kualitatif etnografi dengan tujuan memperoleh gambaran yang jelas dari masyarakat asli terhadap pandangan mereka tentang sungai Kahayan dan fakta sosial yang terjadi dalam Penggunaan Sungai Kahayan di masa kini. Data diperoleh melalui studi Pustaka, wawancara dan observasi langsung yang dilakukan selama lima bulan. Dan dari penelitian ini ditemukan bahwa benar telah terjadi pergeseran makna sungai bagi masyarakat lokal di Bukit Rawi tersebut.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.