Kitosan merupakan modifikasi kitin yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai kandidat antimikroba karena mengandung enzim lisozim dan gugus aminopolisakarida yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui karakteristik isolat kitosan dari cangkang kerang bulu (Anadara inflata) dan untuk menentukan aktivitas antibakterinya terhadap Staphylococcus epidermidis dan Escherichia coli hasil isolat kultur pus. Metode isolasi yang digunakan meliputi deproteinasi, demineralisasi, depigmentasi, dan deasetilasi 3 tahap. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi cakram (Tes Kirby-Bauer). Hasil penelitian menunjukkan rendemen isolat sebanyak 81,06%, berbentuk serpihan serbuk, berwarna putih keabu-abuan dan tidak berbau. Uji kelarutan menunjukkan kitosan larut dalam asam asetat. Kadar air dan kadar abu yang didapatkan masing-masing sebesar 4,70 dan 1,17%, serta dari pengujian dengan pelarut ninhidrin didapatkan perubahan warna dari kuning menjadi ungu setelah didiamkan. Aktivitas antibakteri kitosan terhadap S. epidermidis dan E. coli pada masa inkubasi 1 x 24 jam dan 2 x 24 jam menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi kitosan, maka semakin besar pula zona hambat (aktivitas) yang dihasilkan. Konsentrasi yang paling aktif yaitu pada 7% b/v (oneway ANOVA, α = 0,05).
A new sesquiterpenoid, 1α,4β,7β-eudesmanetriol (1), was isolated together with the known compounds 1β,4β,7β-eudesmanetriol (2) and oplopanone (3) from the rhizomes of Homalomena sagittifolia. The structures of these compounds were determined by extensive spectral analyses. The compounds 1 and 2 inhibited growth of Pseudomonas stutzeri with a MIC value of 117 µM when evaluated for antibacterial activity using the minimum concentration assay. Both these compounds showed remarkable activities against acetylcholinesterase enzyme with IC(50) values ranging between 25 and 26 µM. The isolation of these sesquiterpenoids and their biological activities observed in this study support the reported traditional uses of H. sagittifolia for the treatment of microbial related diseases and central nervous system disorders.
ABSTRAKAntioksidan adalah suatu sistem pertahanan dalam tubuh yang berguna untuk menangkal kerusakan sel tubuh yang disebabkan oleh radikal bebas. Berbagai kajian mengenai tanaman Graptophyllum pictum (L.) Griff dalam hal antioksidan, maka dalam penelitian ini akan dikembangkan pengujiannya sebagai antioksidan pada bagian batang dari tanaman Graptophyllum pictum (L.) Griff ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menentukan ada tidaknya aktivitas antioksidan pada ekstrak batang tanaman daun Ungu (Graptophylum pictum (L.) Griff) Kabupaten Takalar dengan menggunakan pereaksi DPPH secara Spektrofotometri Visibel. Ekstrak batang tanaman daun Ungu dibuat dengan seri konsentrasi 50, 75, 100, 125 dan 150 ppm sedangkan vitamin C sebagai pembanding dibuat dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8, dan 10 ppm. Tiap seri konsentrasi ditambahkan DPPH 40 ppm dan diinkubasi selama 30 menit, lalu diukur absorbansinya menggunakan pektrofotometri Visibel pada panjang gelombang 516.30 nm. Nilai IC50 yang diperoleh dari ekstrak batang tanaman daun Ungu sebesar 198,186 ppm sedangkan nilai IC50 vitamin C sebesar 2,819 ppm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak batang tanaman ungu (Graptophyllum pictum (L.) Griff) kabupaten Takalar memiliki aktivitas antioksidan lemah yang berada pada kisaran IC50 antara 151-200 ppm. Kata kunci : Antioksidan; Graptophylum pictum (L.) Griff; DPPH; Spektrofotometri Visibel; IC50.ABSTRACTAntioxidants are a defense system in the body that is useful to ward off damage to body cells caused by free radicals. Various studies regarding the Graptophyllum pictum (L.) Griff plant in terms of antioxidants, so in this study will be developed as an antioxidant test on the stem of this Graptophyllum pictum (L.) Griff plant. This study aims to determine and determine the presence or absence of antioxidant activity in the stem extract of the purple leaf plant (Graptophylum pictum (L.) Griff) Takalar Regency using DPPH reagent by Visible Spectrophotometry. Purple leaf plant stem extracts were made with concentrations of 50, 75, 100, 125 and 150 ppm while vitamin C as a comparison was made with concentrations of 2, 4, 6, 8, and 10 ppm. Each concentration series was added with 40 ppm DPPH and incubated for 30 minutes, then the absorbance was measured using Visible Spectrophotometry at a wavelength of 516.30 nm. The IC50 value obtained from the stem extract of the Purple leaf plant was 198.186 ppm while the IC50 value for vitamin C was 2.819 ppm. The results showed that the stem extract of the purple plant (Graptophyllum pictum (L.) Griff) Takalar Regency had weak antioxidant activity in the IC50 range of 151-200 ppm.Keywords: Antioxidants; Graptophylum pictum (L.) Griff; DPPH;Visible Spectrophotometry; IC50.
ABSTRAKKitosan dan turunannya telah banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang misalnya dalam bidang pangan, mikrobiologi, pertanian farmasi, dan sebagainya. Kitosan memiliki sifat antimikroba, karena dapat menghambat bakteri patogen dan mikroorganisme pembusuk, termasuk jamur, bakteri gram-positif, bakteri gram negatif. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui efektivitas antijamur kitosan cangkang kepiting bakau (Scylla sp) terhadap pertumbuhan E. floccosum dan C. albicans serta menentukan konsentrasi yang paling efektif. Metode isolasi yang digunakan meliputi deproteinasi, demineralisasi, depigmentasi, dan deasetilasi 3 tahap. Uji efektivitas antijamur dilakukan dengan metode difusi cakram (Tes Kirby-Bauer) menggunakan kertas cakram. Hasil penelitian menunjukkan hasil isolasi kitosan cangkang kepiting bakau melalui beberapa tahapan sebesar 46,3 g. Efektivitas antijamur kitosan cangkang kepiting bakau (Scylla sp) terhadap pertumbuhan E. floccosum dan C. albicans pada masa inkubasi 3 x 24 jam dan 4 x 24 jam menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi kitosan, maka semakin besar pula zona hambat (efektivitas) yang didapatkan. Konsentrasi yang paling efektif berada pada kisaran konsentrasi 5% b/v (oneway ANOVA, α = 0,05), dimana pada penghambatan E. floccosum sebesar 16,23±0,64 mm untuk 3 x 24 jam dan 17,56±0,75 mm untuk 4 x 24 jam. Sedangkan pada penghambatan C. albicans untuk 3 x 24 jam sebesar 13,56±0,49 mm dan 14,10±0,17 mm untuk 4 x 24 jam KATA kunci: Efektivitas; Antijamur; Kitosan; Epidermophyton floccosum; Candida albicans.ABSTRACTChitosan and its derivatives have been widely used in various fields, for example in the fields of food, microbiology, agriculture, pharmacy, and so on. Chitosan has antimicrobial properties, because it can inhibit pathogenic bacteria and spoilage microorganisms, including fungi, gram-positive bacteria, and gram-negative bacteria. The purpose of this study was to determine the antifungal effectiveness of mangrove crab shell chitosan (Scylla sp) on the growth of E. floccosum and C. albicans and to determine the most effective concentration. The isolation methods used included deproteination, demineralization, depigmentation, and 3-step deacetylation. The antifungal effectiveness test was carried out by disc diffusion method (Kirby-Bauer test) using disc paper. The results showed that the results of the isolation of chitosan from mud crab shells through several stages were 46.3 g. The antifungal effectiveness of mangrove crab shell chitosan (Scylla sp) on the growth of E. floccosum and C. albicans at incubation periods of 3 x 24 hours and 4 x 24 hours showed that the higher the concentration of chitosan, the greater the zone of inhibition (effectiveness) obtained. The most effective concentration was in the concentration range of 5% w/v (oneway ANOVA, = 0.05), where the inhibition of E. floccosum was 16,23±0,64 mm for 3 x 24 hours and 17,56±0,75 mm for 4 x 24 hours. While the inhibition of C. albicans for 3 x 24 hours was 13,56 ± 0,49 mm and 14,10 ± 0,17 mm for 4 x 24 hours.Keyword: Effectiveness; Antifungal; Chitosan; Epidermophyton floccosum; Candida albicans.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.