Latar Belakang: Fungsi antioksidan dari teh telah banyak diteliti. Teh
hitam memiliki kandungan utama theaflavins, thearubigins dan catechins.
Konsumsi etanol kronik dalam jumlah besar dapat menyebabkan gangguan fungsi
hepar, pankreas dan ren, yang disebabkan terutama disebabkan oleh proses stres
oksidatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh infusa teh hitam
terhadap gangguan beberapa organ tersebut diinduksi etanol diteliti.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni
dikerjakan dengan rancangan completely randomized design, dengan 6 kelompok
eksperimental yang masing-masing menggunakan 5 ekor tikus. K1 kontrol
normal; K2 diberi infusa teh hitam 0,252 gr/ 200 grBB; (K3) diberi etanol 20%
dengan volume 2 ml/ hari; K4, K5 dan K6 yaitu kelompok perlakuan diberi etanol
20% volume 2 ml, 1 jam kemudian diberi infusa teh hitam dengan dosis 0,126 gr/
200 grBB; 0,252 gr/ 200 grBB;0, 50 gr/ 200 grBB setiap hari. Pada hari ke 31
hewan coba diterminasi dan diambil jaringan hepar, pankreas, dan renal.
Kemudian dilakukan pembuatan sediaan histopatologi pada organ hepar dan
ginjal, sediaan dengan pewarnaan histokimia Victoria blue.
Hasil: Pengamatan dan analisis sediaan histopatologi hepar menunjukkan
adanya perbedaan bermakna p=0,004 (p<0,05);sediaan pankreas menunjukkan
adanya perbedaan bermakna jumlah rata-rata sel alfa dan sel beta pulau
Langerhans pankreas, yaitu p=0,002 untuk sel alfa dan 0,00 untuk sel beta
(p<0,05); sediaan renal menunjukkan adanya perbedaan bermakna rata skor
kerusakan ginjal p=0,001 (p<0,05).
Kesimpulan: Infusa teh hitam memperbaiki gambaran histopatologi hepar
dan ren, serta meningkatkan jumlah sel-sel alfa dan sel-sel beta pankreas pada
tikus putih (Sprague Dawley) yang diberi etanol 20% kronik.
Background: Blood transfusion is a valuable aid to handle patients with severe anemia, inherited blood disorders, severe injury, surgery, liver disease, and reduce maternal mortality. In Indonesia, about 500,000 pregnant women die each year, 28% of them due to loss of blood. Theory of planned behavior Ajzen is used to study the intention to donate blood on a regular voluntary blood donors.
Objective: to know the relationship between attitude, subjective norm and PBC with intention to donate blood regularly in blood donor service (udd) Indonesian Red Cross (pmi) Yogyakarta
Method: This is an observational Study with cross sectional design. The Sample uses a systematic random sampling method with 276 respondents. The Measuring instruments are a questionnaire to take explanatory test and test-try questionnaire. Analysis of data used a product moment correlation and multiple linear regression.Results: Respondents had positive attitude, subjective norm and PBC to the intention. Significant relationship with intention on attitude variables (r-value = 0.330, p = 0.000), subjective norm (r-value = 0.341, p = 0.000), and PBC (r-value = 0.362, p = 0.000). The role of each variable based on regression coefficients obtained by the equation to donate blood regularly = 7.682 + 0.175 attitude + 0.215 subjective norms + 0.191 PBC. Adjusted R Square value of 0.20 indicates a 20% change of intention is influenced by attitude, subjective norm and PBC.Conclusion: There is a significant relationship between attitude, subjective norm and PBC with intention to donate blood regularly. Subjective norm has the largest positive effect (0.215) to the intention compared with PBC (0191) and attitudes (0175).
Latar belakang :Penggunaan obat secara tradisional semakin disukai karena pada umumnya tidakmenimbulkan efek samping seperti halnya obat-obatan dari bahan kimia, dan terdapat banyak tanaman obat yang ada di Indonesia yang belum dimanfaatkan, misalnyaMentimun (Cucumis sativus L.)adalah salah satu tanaman yang berkhasiat sebagai antipiretik, kecantikan, memperlancar buang air kecil, mengobati pasien hipertensi, sariawan, tifus dan diare. Mentimun belum diteliti secara klinis.
Tujuan :Mengetahui efek antipiretik jus buah mentimun ( cucumis sativus L.) pada mencit yang diinduksi demam dengan penyuntikan vaksin DPT-Hb
Material dan metode : 55 ekor mencit diinduksi demam dengan menyuntikkan 0,3 mL vaksin DPT-Hb 240 menit sebelum percobaan dan diukur suhunya setiap 15 menit selama 120 menit.Secara random binatang percobaan dibagi 5 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 11 mencit (kelompok kontrol - demam tanpa perlakuan), aquadest (demam + air) dan 3 kelompok perlakuan dengan jus buah mentimun (Cucumis Sativus L.) dosis bertingkat yaitu 0.25 ml, 0.5 ml, dan 1 ml.Selama periode tersebut dilakukan pengukuran suhu per rektal secara berkala.
Hasil: Diperoleh nilai signifikansi antara kelompok kontrol dan aquadest lebih besar dari 0,05 (p>0.05) yang berarti aquadest tidak memiliki efek antipiretik. Sedangkan nilai signifikansi antara kelompok kontrol dengan pemberian jus buah mentimun dalam tiga dosis lebih kecil dari 0,05Â Â Â Â Â Â Â (p < 0,05 ) yang berarti jus mentimun memiliki efek antipiretik.
Kesimpulan: jus buah mentimun memiliki efek antipiretik pada mencit yang diinduksi demam dengan penyuntikan vaksin DPT-Hb.
Kata kunci : antipiretik, vaksin DPT Hb, mencit, demam, jus buah mentimun   ( cucumis sativus L.)
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.