Prevalensi kasus bunuh diri di Gunung Kidul perlu mendapatkan perhatian yang serius, khususnya dalam perspektif ulayat. Masyarakat masih meyakini mitos Pulung Gantung sebagai penyebab perilaku bunuh diri, yang menjadi tantangan tersendiri dalam upaya pencegahan perilaku bunuh diri. Pulung dimaknai sebagai wahyu, isyarat atau anugerah dan Gantung berarti gantung diri, yang apabila diterjemahkan bermakna wahyu atau isyarat bagi seseorang untuk melakukan bunuh diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor psikologis yang memengaruhi seseorang untuk melakukan perilaku bunuh diri di Gunung Kidul, melalui pendekatan fenomenologi terhadap satu orang penyintas perilaku bunuh diri dan tiga orang dekat penyintas. Hasil menunjukkan adanya faktor psikologis, yaitu lemahnya faktor protektif pada partisipan yang memengaruhi perilaku bunuh diri, sekaligus menunjukan bahwa perilaku bunuh diri bukan disebabkan oleh munculnya Pulung yang tidak dapat dicegah sebagaimana diyakini oleh masyarakat. Secara praktis, temuan ini dapat digunakan sebagai pertimbangan pihak terkait dalam upaya pencegahan perilaku bunuh diri.
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara workplace bullying dan komunikasi interpersonal dengan kepuasan kerja dan sejauhmana sumbangan efektif workplace bullying dan komunikasi interpersonal terhadap kepuasan kerja pada pegawai BPDB (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kota Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik regresi berganda yang komputasinya menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16.0 for Windows. Penelitian ini dilakukan di BPDB Kota Yogyakarta dengan subjek penelitian pegawai BPBD sebanyak 50 orang. Instrumen dalam penelitian ini berupa skala workplace bullying, skala komunikasi interpersonal dan skala kepuasan kerja. Hipotesis penelitian ini adalah ada hubungan antara workplace bullying dan komunikasi interpersonal dengan kepuasan kerja pada pegawai BPDB Kota Yogyakarta. Hasil analisis korelasi menunjukkan nilai r = -0,197 dengan signifikansi 0,170. Artinya, secara statistik workplace bullying tidak signifikan berpengaruh secara langsung terhadap kepuasan kerja karyawan. Hasil analisis regresi antara workplace bullying dan komunikasi interpersonal dengan kepuasan kerja yang menghasilkan nilai F = 7,701 dengan p = 0,001 (p<0,05). Selain itu terdapat hubungan positif antara komunikasi interpersonal dengan kepuasan kerja yang ditunjukkan dengan hasil analisis korelasi yang menunjukkan nilai r = 0,449 dengan signifikansi 0,001. Sumbangan efektif workplace bullying dan komunikasi interpersonal terhadap kepuasan kerja adalah sebesar 24,7%, dan sumbangan komunikasi interpersonal sendiri terhadap kepuasan kerja adalah sebesar 20,16%.Kata kunci : komunikasi interpersonal, kepuasan kerja, workplace bullying
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik hubungan antara etika digital terhadap kontrol diri dalam media sosial pada siswa, penelitian ini dilakukan di SMP N 5 Purworejo. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan positif dengan kontrol diri dalam media sosial pada remaja dengan asumsi semakin tinggi etika digital maka semakin tinggi juga kontrol diri dalam bermedia sosial. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 112 siswa yang terdiri dari 38 siswa laki-laki dan 74 siswa perempuan dengan rentang usia 12 hingga 15 tahun. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala perilaku pada variabel kontrol diri dalam media sosial dan skala sikap pada variabel etika digital dengan teknik probability sampling. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu product moment dengan bantuan program SPSS 21 for windows. Analisis data penelitian ini diperolah sebesar r = 0,585 dengan taraf signifikansi P= 0,000 (p < 0,05), artinya hipotesis yang diajukan diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara etika digital dan perilaku kontrol diri dalam media sosial dengan sumbangan efektif yang diperoleh dari kedua variabel tersebut sebesar (R 2 ) 0,342 dan sumbangan relatif sebesar (r) 0,585.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya indikasi kurangnya kesejahteraan psikologis pada masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empirik hubungan kecemasan dan dukungan sosial dengan kesejahteraan psikologis pada masyarakat Desa Karang Rejek Kecamatan Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta. Metoda pengambilan sampel dilakukan secara accidental sampling. Jumlah sampel 98. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan Skala: Kesejahteraan Psikologis, Kecemasan dan Dukungan social. Hasil Uji Validitas isi menunjukkan bahwa ketiga skala yang digunkan menunjukkan bahwa skala tersebut valid, mengukur semua dimensi ukurnya. Koefisien reliabilitas skala kesejahteraan psikologis rxx1 : 0,821, Skala kecemasan rxx1 : 0,894 dan skala dukungan social rxx1 : 0,879.. Hasil uji hipotesis yang dilakukan dengan teknik regresi ganda menghasilkan harga F : 25.813, p : 0,000 (p < 0,05). Penelitian ini menyimpulkan bahwa 1) Hipotesis pertama diterima, terdapat hubungan yang signifikan antara variabel kecemasan dan dukungan sosial dengan kesejahteraan psikologis. Keduanya secara bersama-sama menyumbang sebesar 59,3 % terhadap variabel kriteriumnya. Pengujian hipotesis kedua menghasilkan harga koefisien beta b : - 0,258, t : - 2,255, .p : 0, 026 (p<0,05), dengan demikian hipotesis diterima. Selanjutnya pengujian terhadap hipotesis ketiga menghasilkan koefisien beta b : 0,702, t : 5.158, .p : 0, 000 (p<0,05) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima. Mengacu pada hasil tersebut, penelitian ini menunjukkan pentingnya mengurangi kecemasan dan meningkatkan dukungan sosial untuk mempertahankan maupun meningkatkan kesejahteraan psikologis pada masyarakat.
Abstract. Child prostitution in Indramayu has been done for generations and has been formed into a tradition. Prostitution in Indramayu knownAbstrak. Aktivitas melacurkan anak di desa Bong, Kabupaten Indramayu sudah menjadi tradisi yang dilakukan turun temurun hingga saat ini. Tradisi ini dikenal dengan istilah luru duit yang bermakna bekerja untuk mencari uang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh suburnya fenomena luru duit tersebut. Penelitian dilakukan dengan metode etnofenomenologi. Pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan terdapat faktor-faktor yang saling berinteraksi dalam mempengaruhi keputusan seseorang untuk luru duit. Faktor internal mencakup di dalamnya sikap positif terhadap luru duit, kepatuhan anak kepada orang tua, pengalaman, peran pelaku duit yang telah sukses sehingga memperkuat niat seseorang untuk melakukan luru duit. Selanjutnya, terdapat peran perantara atau channel yang aktif bergerak untuk mencari perempuan di desa untuk luru duit. Faktor eksternal mencakup budaya kawin cerai, pandangan mengenai nilai anak, sikap positif masyarakat, serta kontrol sosial yang rendah. Kata kunci: Anak, Luru duit, Prostitusi.Di Indonesia, saat ini, fenomena anak dilacurkan kondisinya semakin mengkhawatirkan. Banyak anak yang dimobilisasi oleh pihak-pihak tertentu yang memiliki kuasa ke sejumlah daerah untuk dijadikan objek seks orang dewasa. Keberadaan mereka dapat dengan mudah ditemui di lokasi-
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.