Jamur rhizosfer merupakan salah satu faktor biotik yang dapat menginduksi ketahanan tanaman terhadappenyakit. Jenis tanah yang mengandung mineral organik dan anorganik mempengaruhi jenis jamur yang ada. Jamuryang ada di rhizosfer dapat melindungi tanaman terhadap patogen dan meningkatkan kesuburan pertumbuhantanaman sehinggga digolongkan sebagai jamur pemacu kesuburan tanaman (biofertilizer). Dengan demikian isolatjamur yang diisolasi dari rhizosfer tanaman sehat berpeluang besar menjadi alternatif penting bahan bakubiofertilizer tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui genus-genus jamur tanah indigenous di lahanpertanian kentang organik di Desa Pakis Magelang. Isolasi jamur menggunakan metode pengenceran berseri (SerialDilution Method ) hingga 10-5 pada medium PDA (Potato Dextrose Agar). Isolat jamur yang didapatkandiidentifikasi secara makroskopis dan mikroskopis menggunakan buku identifikasi Domsch, et al., (1980). Dari hasilisolasi diperoleh 8 (delapan ) isolat jamur yang termasuk ke dalam genus Trichoderma (2 isolat), Penicillium (1isolat), Phytophthora (2 isolat), Mucor (1 isolat) dan 2 isolat jamur yang belum teridentifikasi sehingga belumdiketahui genusnya.
Penyakit hawar daun tanaman kentang atau yang oleh petani di Kedu, Wonosobo disebut Lodoh merupakanpenyakit yang paling serius di antara penyakit dan hama yang menyerang tanaman kentang di Indonesia. Penyakitlodoh ini disebabkan oleh serangan jamur patogen ganas Phytophthora infestans yang dapat menurunkan produksikentang hingga 90% dari total produksi kentang dalam waktu yang amat singkat. Sampai saat ini kapang patogenpenyebab penyakit busuk batang dan daun tanaman kentang tersebut masih merupakan masalah krusial dan belumada fungisida yang benar-benar efektif terhadap penyakit tersebut. Penelitian ini bertujuan mengoleksi danmengidentifikasi jamur-jamur tanah isolat lokal yang bersifat antagonis terhadap patogen penyebab penyakit busukdaun dan umbi tanaman kentang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab penyakit busuk daun dan umbitanaman kentang di daerah sentra pembibitan tanaman kentang di Kedu Temanggung Jawa Tengah adalahPhytophthora infestans. Terdapat 17 isolat jamur isolat lokal yang dapat diisolasi dari tanah di sentra pembibitantanaman kentang tersebut. Dari 17 isolat jamur ini dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok isolat yang berbedamorfologi koloninya. Pengamatan secara mikroskopis menunjukkan bahwa dari 4 kelompok jamur tanah tersebutadalah dari marga Trichoderma spp, Aspergillus sp, Penicillium sp dan Phytophthora infestans.
Background: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is an infectious disease caused by the dengue virus (DENV) which spread widely in tropical and subtropical regions of the world. DENV is a single-positive strand RNA virus with a genome size of ± 11kb which encodes three structural proteins, seven non-structural proteins, and two untranslated regions (UTR). The non-structural protein-1 (NS1) of DENV is known to have important role in dengue pathogenesis also promising to be developed as dengue vaccine. Lately, novel vaccine approach by DNA immunization have given new perspective for a safe, stable, and immunogenic vaccine platform. Previously, we have successfully construct DNA vaccine encoding NS1 protein of DENV2 (pUNS1) which express recombinant NS1 protein in-vitro. Thus, in this current study the ability of pUNS1 to induce humoral immune response will be further analyzed by in mice immunization. Methods: Sixteen BALB/c mice aged of 4 weeks were immunized 3 times with 100 µg of pUNS1 or pUMVC4a on 2 week time interval. Blood sampling was carried out just before immunization and termination was done 2 week after last immunization. Titer from individual mice sera against DENV-2 were measure with in-house ELISA. Results: IgG against NS1 protein of DENV2 titer from mice group immunized with recombinant pUNS1 shown high ELISA absorbancies, 5 times higher than pUMVC4a group. This result suggest the ability of pUNS1 to induce humoral immune response against NS1 DENV-2 in-vivo. Conclusion: Recombinant pUNS1 can induce humoral immune response in mice.
dengan penulis (tinihen65@yahoo.co.id) Artikel ini dikirim pada tanggal 20 Juni 2016 dan dinyatakan diterima tanggal 29 Desember 2016. Artikel ini juga dipublikasi secara online melalui www.jatp.ift.or.id. Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang diperbanyak untuk tujuan komersial. Diproduksi oleh Indonesian Food Technologists® ©2017 AbstrakFoodborne disease adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh adanya mikroorganisme hidup yang masuk bersama makanan. Produk pangan yang tidak memenuhi persyaratan mutu, keamanan dan cemaran bakteri patogen dapat mengakibatkan terjadinya foodborne disease. Anak sekolah merupakan usia yang rentan terhadap infeksi bakteri sehingga membutuhkan makanan yang cukup secara kuantitas dan kualitas agar memiliki keadaan atau status gizi yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sanitasi dengan kontaminasi bakteri pada makanan jajanan di kantin sekolah dasar yang berada Kecamatan Tembalang. Penelitian ini dilakukan berdasarkan analitik observasional dan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian sejumlah 48 jajanan yang dijual di sekolah dasar. Pemeriksaan kontaminasi bakteri didasarkan angka koliform dan Salmonella sp. Data dianalisis dengan Chi-squre test. Hasil penelitian menunjukkan jajanan yang dijajakan di kantin Sekolah Dasar yang tidak memenuhi syarat kesehatan sebesar 85% karena mengandung koliform, dan sebanyak 40% telah terkontaminasi Salmonella. Disimpulkan bahwa faktor sanitasi dan hygiene penjual berhubungan dengan kontaminasi bakteri pada makanan jajanan. Pendidikan kesehatan tentang pengelolaan makanan yang aman bagi anak sekolah perlu diberikan pada penjual makanan di sekolah dasar.
Leaf blight disease caused by pathogenic fungus Phytophthora infestans is the major disease in potato that can reduce its production up to 100%. The use of biological agent Trichoderma viride as an inducing potato resistance against leaf blight disease has been considered potential method. The purpose of this study was to evaluate the use of biological agent Trichoderma viride in inducing potato plant resistance against late blight by Phytopthora infestans. Research on induced resistance was conducted in a greenhouse with polybag using Completely Randomized Design with 6 treatments and 6 replications. The parameters observed were the growth and the leaf blight intensity. Induced resistance by using Trichoderma viride against Phytopthora infestans increased in total phenolic compounds in the third and fourth weeks as well as lignification. Observation of lignification on the fifth week showed that lignification occurred in leaf xylem of plants tissue. Trichoderma viride application could improve the systemic resistance of potato plants.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.