ABSTRAKLatar Belakang Depresi dan kecemasan antenatal juga berdampak pada postpartum parenting stress.Kecemasan pada trimester III menyumbang 13% sampai 22% kejadian stress postpartum pada 3 sampai 6 bulan pasca melahirkan. Di Indonesia terdapat 373.000.000 ibu hamil pada tahun 2016, yang mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan sebanyak 107.000.000 orang (28,7%). Berdasarkan hasil prasurvey yang dilakukan pada bulan Januari Tahun 2019 di RS Mardi Waluyo Kota Metro terdapat 40 ibu hamil, dimana setelah peneliti melakukan wawancara dengan 10 orang ibu hamil tersebut 7 diantaranya mengatakan merasa cemas dengan kehamilannya. Tujuan dari penelitian ini adalah diketahui Efektifitas Terapi Musik Klasik Lullaby Terhadap Kecemasan Pada Ibu Hamil Trimester Iii Di Rs Mardi Waluyo Kota Metro Tahun 2019.Metode Jenis Penelitian Kuantitatif, rancangan penelitian metode quasi eksperimen dengan pendekatan one group pretest posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil TM III yang ada di RS Mardi Waluyo Kota Metro yaitu sebanyak 40 orang rata-rata dalam satu bulan, Sampel sebanyak 30 ibu hamil. Dengan teknik sampling purposive sampling. Analisa data dengan uji T-test.Hasil penelitian menunjukan rata-rata kecemasan sebelum intervensi sebesar 29,13, rata-rata kecemasan setelah intervensi sebesar 10,83.Kesimpulan Diketahui Ada Efektifitas Terapi Musik klasik Lullaby Terhadap Kecemasan Pada Ibu Hamil Trimester III Di RS Mardi Waluyo Kota Metro Tahun 2019. Hasil uji t didapat p value0,000 <a (0,05).Saran bagi tenaga kesehatan khususnya bidan agar menganjurkan kepada ibu hamil untuk mendengarkan musik klasik lullaby sebagai salah satu alternativ menurunkan kecemasan pada ibu hamil.Kata Kunci           : Musik Klasik Lullaby, Kecemasan

Penelitian ini mengeksplorasi keterampilan argumentasi mahasiswa dan interaksi keterampilan-keterampilan yang mempengaruhi perubahan keterampilan argumentasi akibat pengetahuan konseptual dalam proses perkuliahan fisika dasar materi induksi magnetik. Sampel penelitian ini 33 mahasiswa mata kuliah fisika dasar semester genap. Mahasiswa menyampaikan argumentasi tertulis dan lisan masing-masing tiga kali perulangan selama diskusi ilmiah. Metode penelitian ini menggunakan quasy experiment dengan posttest only control group design. Group interview, observasi individu dan tes merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menyatakan bahwa mahasiswa mampu membangun sebagian keterampilan argumentasi dalam bentuk dukungan dan tambahan dalam rangkaian konsepsi ilmiah. Eksplorasi konten induksi magnetik memunculkan berbagai keterampilan argumentasi selama diskusi ilmiah sehingga memicu berbagai interaksi keterampilan terkait dengan pengetahuan konseptual mahasiswa. Diskusi ilmiah memicu sifat interaktif menggunakan dukungan teknologi informasi yang dapat mendukung mahasiswa mengeksplorasi konten dalam diskusi ilmiah. Pengetahuan konseptual yang diperoleh terkait teori dasar induksi magnetik yang berkembang dalam argumentasi mahasiswa.

No abstract

The purpose of this research is produce learning set equipment on heat material of ethnoscience based in Tegal district, The results showed that the feasibility of syllabus-based ethnoscience include into the category is very good because it has a percentage of 96,43%. The feasibility learning device of an ethnoscience-based into a very good category because it has a percentage of 91,37%. Ethnoscience-based learning tool able to improve student learning outcomes from the average value of 42,82 to 80,06 and the gains value 0,65. While the questionnaire of student's learning interest after the application of physics learning device on ethnoscience based heat material in Kabupaten tegal get the average value 3,01 with the high criteria.

This research aims to reveal the experience profile of future Physics teachers in developing simple multi-loaded life skill project. The research method used was a descriptive method with 62 future Physics teachers as the research subject. Based on observations, interviews, and questionnaires, it was drawn descriptions of the future teachers’ experiences in developing a simple project. The future teachers were assessed based on some Physics indicators such as project design, project creation, data collection, data analysis, and creativity. The results of the project preparation descriptions obtained by the experience data of future Physics teachers indicate the highest score of 4.8 (96%) on the indicator of schedule making, while the lowest score was 2.9 (58%) on the indicators of formulating the product benefits, preparing the feasibility analysis and analyzing the environmental impact. The results show that future Physics teachers got the highest score of 4.6 (93%) on data adjustment for experimental purposes indicator, and the lowest score of 2.8 (55%) on designing tools and materials indicator. Based on the Physics props trial, it was obtained the highest score of 4.5 (89%) on the indicator of analyzing the baseline data, while the lowest score of 2.9 (58%) was on the variation test variables. Positive feedback about time-management in completing the project, the ability to identify the topic of the project, the ability to find ideas to support the completion of the project, the ability to test the tools, and the ability to make progress reports on project completion were derived from the interviews. The highest score of students’ responses to project completion was 4.8 (95%) on the second data collection indicator and the lowest was 3.2 (64%) on the instrument material design indicator.