Red ginger (<em>Zingiber officinale</em> var. Rubrum) have been processed into several foods and beverages, such as instant beverage, ginger candy, ginger pickle, ginger coffee, etc. This study aimed to study the optimum formulation of red ginger instant drinks and the most effective comparison of solubility with water, implement food security at household industry, and examine the financial aspects in the industrial of red ginger instant drinks at Benteng Village, Ciampea, Bogor. On determining the best formula, tested on 3 formula: formula with ratio sugar and red ginger 1:2 (A), 1:1 (B), and 1:3 (C). The yield of each formula was different which 66.33% ( formula A), 42.67% (formula B), and 69.33% (formula C). The best formula chosen is C because the materials used for the manufacture of the most economical and fast rehydration time. After following several processed of certification, the household industry of Jahe Gunung Leutik got the PIRT number as follow 61232010110099. Feasibility analysis also showed that the domestic industry was declared worthy of financial side. Based on the result of cost calculation of production of instant drink obtained that Rp 4.735.71. The result of instant drinks red ginger feasibility are NPV = Rp 917.725.03, gross B/C = 1.8244, net B/C = 3.8910, and IRR= 53%.
Sweet potatoes have a fairly diverse varieties and the difference in varieties is (99.16, 86.91, and 8.77% db , respectively) . It also had the most excellent cooking endurance as shown b y the lowest b reakdown viscosity (5183.33 cP), and the b est tendency of retrogradation as shown b y the highest setb ack viscosity (1328.00 cP). The optimum comb ination for the vermicelli making was ABSTRAKUbi jalar memiliki varietas yang cukup beragam, dan perbedaan varietas diduga memberikan pengaruh kepada sifat fisikokimia pati yang dihasilkan. Tujuan penelitian ini adalah optimasi pembuatan sohun dari pati ubi jalar menggunakan ekstruder pemasak-pencetak. Karakterisasi pati ubi jalar meliputi analisis proksimat, kadar pati, kadar amilosa serta profil gelatinisasi. Optimasi proses dan formula sohun ubi jalar pati varietas Ace menggunakan alat bantu Response Surface Methodology (RSM). Kisaran jumlah pati yang digunakan yaitu 62,5-69,0 g, jumlah air 31,0-37,5 g, suhu ekstruder 80-90°C, dan kecepatan ulir ekstruder 90-120 rpm. Pati ubi jalar varietas Ace memiliki kadar karbohidrat, total pati dan amilosa paling tinggi (99,16; 86,91; dan 8,77% bk), dan memiliki ketahanan dalam pemasakan paling baik, yang ditunjukkan oleh b reakdown viscosity yang paling rendah (5183,33 cP) dan memiliki kecenderungan retrogradasi paling tinggi, yang ditunjukkan oleh setb ack viscosity yang paling tinggi (1328,00 cP). Kombinasi optimum untuk sohun ubi jalar yaitu jumlah pati 65 ,2 g, jumlah air 34,8 g, suhu ekstruder 85°C, dan kecepatan ulir ekstruder 115 rpm. Sohun ubi jalar yang dihasilkan dari kombin asi optimum memiliki nilai aktual kehilangan padatan akibat pemasakan (KPAP) 20,85% dan elongasi 164,98%. Perbaikan proses dengan pembekuan sohun dan pengeringan menggunakan kipas angin menghasilkan sohun dengan mutu yang lebih baik yaitu KPAP 12,90% dan elongasi 196,42%.Kata kunci: optimasi, pati ubi jalar, RSM, sohun PENDAHULUAN1Sohun merupakan salah satu jenis mi nonterigu berbahan dasar pati yang berasal dari be-*Penulis Korespondensi:
Peningkatan mutu dan keamanan pangan produksi IRTP bergantung pada efektifitas pembinaan dan pengawasan mutu dan keamanan pangan IRTP oleh Pemerintah Kabupaten Cianjur. Kajian ini bertujuan 1) mengidentifikasi regulasi yang dirujuk, program dan kegiatan, serta anggaran yang disediakan, 2) mengevaluasi penerapan CPPB IRT oleh IRTP, dan 3) memberikan rekomendasi. Data diperoleh dari berbagai dokumen Pemerintah Kabupaten Cianjur dan dari survei. Jumlah sampel 10% (71 IRTP), diambil dengan cara purposive sampling. Regulasi yang dirujuk cukup memadai tetapi belum lengkap, karena regulasi pokok untuk pembinaan IRTP tidak disosialisasikan seluruhnya. Pemerintah Kabupaten Cianjur belum mengembangkan regulasi mutu dan keamanan pangan IRTP. Program menghasilkan 82% IRTP memenuhi prasyarat dasar operasional, 11% belum memiliki SPP-IRT dan SPKP, dan 7% memiliki SPP-IRT tetapi tidak dapat menunjukkan SPKP-nya. Anggaran program masih kecil dan hanya difokuskan pada kegiatan penyuluhan keamanan pangan dan sertifikasi produksi pangan IRT; belum mencakup seluruh IRTP yang terdaftar pada Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur. Hampir 58,94% responden IRTP telah menerapkan beberapa parameter CPPB IRT dengan nilai baik, antara lain lingkungan produksi, peralatan produksi, fasilitas dan kegiatan hygiene dan sanitasi, kebijakan terhadap kesehatan karyawan, praktik sanitasi dan hygiene, dan penyimpanan produk. Hampir 38,78% dinilai masih kurang pada parameter suplai air dan pengolahan, pengendalian hama, praktik sanitasi, serta kemasan dan pelabelan. Berdasarkan analisis, pembinaan dan pengawasan mutu dan keamanan pangan IRTP di Kabupaten Cianjur dinyatakan berada pada tingkat efektivitas sedang. Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur hendaknya menggalakkan sosialisasi regulasi, menajamkan outcome program, memperbesar anggaran, dan meningkatkan mutu dan frekuensi penyuluhan, serta mengadvokasi/mendampingi IRTP. Kata kunci : efektifitas, pengawasan mutu dan keamanan pangan, regulasi, program, anggaran.
ABSTRAKUMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) Pangan perlu memiliki SNI produk untuk dapat bersaing di era pasar bebas. Sertifikat SNI Produk dapat diberikan oleh lembaga sertifikasi, dengan syarat, industri tersebut telah mengimplementasikan Sistem Manajemen Mutu SNI ISO 9001. Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesiapan industri kecil (pangan) dalam memenuhi klausul SNI ISO 9001 dan mendampingi mereka dalam memperbaiki dokumen yang diperlukan. Kegiatan dilakukan selama 2 bulan dengan sasaran 24 UMKM Pangan di Palu (Sulawesi Tengah) yang dipilih secara purposive. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa semua UMKM Pangan belum menerapkan semua aspek CPMB (Cara Produksi Makanan yang Baik). UMKM terbaik hanya memenuhi 21% klausul SNI ISO 9001. Pemenuhan terhadap klausul SNI ISO 9001 meningkat antara 4586% setelah dilakukan pendampingan.Kata kunci: CPMB, SNI ISO 9001, SNI Produk, UMKM Pangan ABSTRACTSmall and Medium Industries of the Food (Food SME's) needs to have SNI products to be competitive in the free market era. SNI certificate product can be provided by the certification body, on the condition that the industry has to implement ISO 9001. This activity aims to identify the readiness of small industries (food) to meet the clauses of ISO 9001 and assist them in improving the necessary documents. Activities carried out for 2 months with 24 samples of small industries (food) in Palu (Central Sulawesi) were selected purposively. The results showed that all the small industries yet to implement all aspects of GMP. Small industry best only meet 21% of the clauses of ISO 9001. Compliance with the clauses of ISO 9001 increased by between 4586% after mentoring Keywords: GMP, ISO 9001, SME's, SNI Product PENDAHULUANUsaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia, terutama UMKM Pangan, memiliki keterbatasan dalam menghadapi persaingan di era pasar bebas. Persaingan tidak hanya antar IK Pangan tetapi juga persaingan menghadapi Industri Besar dan industri dari luar negeri dengan dibukanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Keterbatasan utama UMKM adalah ketidakmampuan dalam memberikan jaminan mutu kepada konsumen untuk produk yang dihasilkannya.Guna memenuhi persyaratan peraturan perdagangan international dan untuk memperkuat posisi perusahaan di persaingan global, maka perusahaan pangan perlu menerapkan sistem jaminan mutu (Karipidis et al. 2009). Sistem jaminan mutu yang berkembang dan umum digunakan dalam industri pangan adalah HACCP, ISO 22000, dan ISO 9001. Seluruh sistem jaminan mutu yang diterapkan di industri pangan memerlukan persyaratan dasar berupa Cara Produksi Makanan yang Baik (CPMB).Persyaratan dasar untuk menghasilkan produk yang bermutu dan aman berupa CPMB
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.