Abstrak. Five Strategies of Entrepreuneurship Learning untuk Menghasilkan Real Entrepeuneur (Model Pendidikan Entrepreuneurship di Perguruan Tinggi). Tujuan penelitian ini menghasilkan suatu model pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan entrepreuneur secara nyata pada mahasiswa melalui implementasi lima Strategies of Entreprueneurship Learing dalam kuliah kewirausahaan melalui pembentukan mid-set, attitude, skills, dan knowledge. Metode penelitian menggunakan Research and Development lewat lima Fase Perancangan Pengajaran Model Spiral diadaptasi dari ‘Five phases of instructional design’ dari Cennamo dan Kalk. Pengembangan dimulai dari fase definisi, desain, peragaan, pengembangan, dan penyajian yang pihak-pihak calon pengguna, ahli bidang yang dikembangkan, anggota tim dan instruktur, dan pembelajar. Hasil penelitian berupa model pembelajaran kewirausahaan yang terdiri atas lima strategi pembelajaran yang dilaksanakan secara terpadu, yaitu creative critical constructive imagination, entrepreneurial real life experience, educative disequilibrium conditioning, coaching and mentoring with collaboration and competition, dan community and market impact and involvement. Ujicoba terbatas menunjukkan adanya peningkatan proses dan hasil belajar dari aspek kognitif, afektif, dan keterampilan berwirausaha. Model hipotetik yang digunakan menunjukkan indikasi tercapainya hasil yang sesuai dengan rancangan awal, yaitu wirausaha baru berbasis ilmu pengetahuan. Bentuk usaha dikaitkan dengan kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan di antaranya bakso krokot (obat asam urat), minuman kesehatan adas manis (Miss Anis) yang sudah dilengkapi izin Depkes dan Deperindag, tas biji asam, dan keripik biji mahoni (minuman kesehatan). Kata Kunci: entrepreuneurship learning, real entrepeuneur, research and development
Secara garis besar bukti Teaching And Researching Speaking(Pengajaran dan Penelitian Berbicara) tulisan Rebecca Hughes terdiridari tiga bagian yaitu I: konsep, II: isu, problem, dan sajian awalparadigma dalam pengajaran dan penelitian berbicara , dan III: penelitianberbicara.Pada bagian pertama atau awal Hughes berusaha mendeskripsikankonsep berbicara sebagai keterampilan berbahasa. Sebagai keterampilanberbahasa, berbicara bukanlah keterampilan yang dapat dipisahkan secaradeskrit. Ia berinterjeksi dan berkolaborasi dengan kemampuan lain.Kemampuan yang berinterjeksi dan berkolaborasi dengan keterampilanberbicara adalah kemampuan linguistik kewacanaan, leksikon, gramatika,dan fonologi
Knowledge is not a set of facts, concepts, or methods taken readily,memorized, or remembered. Human beings have to construct it and give itmeaning through real experience. This is the philosophy on which thedevelopment of the contextual approach to teaching and learning is based (thougha more well-known term is contextual teaching and learning or CTL).The approach mentioned above is appropriate for language study becausein learning language the learner always has interactions with the context of thelanguage and continuously constructs the science and experience obtained. Thenthe learner applies the science and experience in real life so that they have ameaning in life.The implementation of the contextual approach in learning Javaneseconsists of (1) the formulation of purposes, (2) the formulation of the steps orscenario of the teaching and learning, (3) the use of media, (4) authenticassessment, and (5) reflection.Keywords: construct, real life, implementation, contextual approach
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.