It is the study on Al-Ghazali views of education about character education of children based moral character. According to the view, the character must be built since they were in early age. Hopefully, they know the difference between good and bad manners, and can determine their character (whether it is good or bad). The character education based moral character is aimed to form the positive character which leads to self-approach to God, in order to gain the happiness in the world and the hereafter.
GlobAlisAsi, PeNdidikAN kArAkter dAN keArifAN lokAl YANG HYbrid PADA era globalisasi, seperti saat ini, di mana jati diri sebuah bangsa sedang diuji, membangun karakter menjadi sebuah kebutuhan. Hal ini menjadi alasan pentingnya pendidikan karakter diberikan tidak hanya di rumah atau sekolah, tetapi juga di masyarakat. Khususnya masyarakat, dapat menjadi pusat pendidikan karakter oleh sebab di dalam keseharian masyarakat memiliki kearifan lokal yang dapat digali sebagai basis pendidikan karakter. Seperti orang Melayu Kalimantan Barat, yang mempunyai kearifan lokal, yang masih digenggam kuat dalam keseharian mereka sebagai Melayu. Kearifan lokal yang dianut oleh orang Melayu Kalimantan Barat sangat dekat dengan Islam, mengingat keterhubungan antara identitas Melayu dan Islam. Kearifan lokal ini lahir, bertumbuh dan berkembang di kalangan orang Melayu Kalimantan Barat dan berwarna hybrid, karena terjadi perpaduan kearifan lokal dengan nilai-nilai Islam. Di antara variannya yang dibahas dalam artikel ini, yaitu hukum adat Melayu, pantang larang, dan upacara adat.
This paper examines Sukarno's thought on the importance of integrating religion and science within Pesantren education. He believes that there should be no separation and dichotomy between religious science and the so called general science as they complement each other. Sukarno's view on this matter was influenced by several things among them is his concern that Pesantren, as an Islamic educational institution, should be an avant garde in promoting the integration between those sciences. In addition, Sukarno also has concern about the condition of the Pesantren at the time; the early twentieth century that, in his opinion, tend to be old fashioned and focuses merely on religious education.
AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui tantangan abad 21 bagi madrasah di Indonesia. Secara reflektif, kajian ini ingin meninjau kembali ide, perlakuan, dan atau situasi yang ada, khususnya tentang madrasah pada abad 21 dan tantangantantangannya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kepustakaan. Berdasarkan hasil pengkajian, bisa disimpulkan mengenai tantangan-tantangan yang dihadapi madrasah di Indonesia pada abad 21, seperti: revolusi mental guru, membekali siswa yang terlahir sebagai digital natives dengan keterampilan abad 21, mengintegrasikan penggunaan teknologi dalam pembelajaran, dan reformasi kurikulum sesuai selera abad 21. Dalam merespon tantangan-tantangan ini, madrasah perlu mempertegas, menciptakan, dan mempertahankan points of difference atau distingsi dengan madrasahmadrasah zaman dulu yang oleh masyarakat dianggap ketinggalan zaman dan terbelakang. AbstractThis study aims to determine the challenges of the 21st century for madrasas in Indonesia. Reflectively, this study wants to review ideas, treatments, and / or existing situations, especially about madrasa in the 21st century and its challenges. The research method used was the library method. Based on the results of the assessment, it could be concluded about the challenges faced by madrasas in Indonesia in the 21st century, such as: the mental revolution of teachers, equipping students born as digital natives with 21st century skills, integrating the use of technology in learning, and curriculum reform according to 21st century tastes. In responding to these challenges, the madrasa needs to emphasize, create, and maintain points of difference or distinction with the old madrasas which the community considered out of date and backward.
This article examines debates among Muslim on the relation between science and religion and its current debates that shifts from dichotomy perspective towards more integrated ones. As many argue, the dichotomy between science and religion, between Islamic science and secular ones, between eastern and western sciences has been hegemonic since hundred centuries. This article tries to examine why this dichotomist approach has been dominant in Islamic histories and what are the consequences of the separation between science and religion. On the other hand, this article argues that Islam never develop such dichotomist approach between science and religion. Keyword: Religion, Science, Dichotomy, Integration Fokus tulisan ini adalah tentang perspektif umat Islam tentang agama dan ilmu pengetahuan, dari kecenderungan mendikotomikan sampai ada kesadaran untuk kembali mengintegrasikan keduanya. Hal ini berangkat dari kenyataan sejarah umat Islam, yang mana hubungan antara agama dan ilmu pengetahuan pernah berada dalam hubungan yang tidak harmonis, mengalami dikotomi, bahkan selama beberapa dekade tidak pernah berhenti dan selalu dihadapkan pada pembedaan antara apa yang disebut “ilmu Islam†dan “ilmu non Islamâ€, “ilmu barat†dan “ilmu timurâ€. Bahkan lebih parah ketika dikotomi tersebut menjalar sebagai satu bentuk dikotomi antara ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena itu, tulisan ini ingin menjawab beberapa pertanyaan sesuai fokus, yaitu mengapa dikotomi antara agama dan ilmu pengetahuan terjadi, padahal Islam tidak pernah mendikotomikan (memisahkan dengan tanpa saling terkait) antara ilmu-ilmu agama dan umum? Apa konsekuensi yang dialami umat Islam sebagai akibat dari dikotomi antara agama dan ilmu pengetahuan?; Serta, bagaimana integrasi antara agama dan ilmu pengetahuan itu dapat dilakukan, dan apa urgensitasnya?. Kata Kunci: Agama, Ilmu Pengetahuan, Dikotomi, Integrasi
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.