PERSPEKTIF UMAT ISLAM TENTANG AGAMA DAN ILMU PENGETAHUAN: Dari Dikotomi ke Integrasi

Abstract

This article examines debates among Muslim on the relation between science and religion and its current debates that shifts from dichotomy perspective towards more integrated ones. As many argue, the dichotomy between science and religion, between Islamic science and secular ones, between eastern and western sciences has been hegemonic since hundred centuries. This article tries to examine why this dichotomist approach has been dominant in Islamic histories and what are the consequences of the separation between science and religion. On the other hand, this article argues that Islam never develop such dichotomist approach between science and religion. Keyword: Religion, Science, Dichotomy, Integration Fokus tulisan ini adalah tentang perspektif umat Islam tentang agama dan ilmu pengetahuan, dari kecenderungan mendikotomikan sampai ada kesadaran untuk kembali mengintegrasikan keduanya. Hal ini berangkat dari kenyataan sejarah umat Islam, yang mana hubungan antara agama dan ilmu pengetahuan pernah berada dalam hubungan yang tidak harmonis, mengalami dikotomi, bahkan selama beberapa dekade tidak pernah berhenti dan selalu dihadapkan pada pembedaan antara apa yang disebut “ilmu Islam” dan “ilmu non Islam”, “ilmu barat” dan “ilmu timur”. Bahkan lebih parah ketika dikotomi tersebut menjalar sebagai satu bentuk dikotomi antara ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena itu, tulisan ini ingin menjawab beberapa pertanyaan sesuai fokus, yaitu mengapa dikotomi antara agama dan ilmu pengetahuan terjadi, padahal Islam tidak pernah mendikotomikan (memisahkan dengan tanpa saling terkait) antara ilmu-ilmu agama dan umum? Apa konsekuensi yang dialami umat Islam sebagai akibat dari dikotomi antara agama dan ilmu pengetahuan?; Serta, bagaimana integrasi antara agama dan ilmu pengetahuan itu dapat dilakukan, dan apa urgensitasnya?. Kata Kunci: Agama, Ilmu Pengetahuan, Dikotomi, Integrasi

Analisis Kemampuan Mahasiswa Pendidikan Kimia UIN Ar-Raniry dalam Mengintegrasikan Ilmu Kimia dengan Al-Qur’an dan Hadist

“…Urgensitas dari ilmu sains dengan ilmu agama ini faktanya dijadikan sebagai respon awal masyarakat Islam terhadap ilmu pengetahuan Barat yang bersifat duniawi. Mengakibatkan umat Islam mengalami ketertinggalan dalam mencapai konsep ilmu pengetahuan yang tinggi dan teknologi yang modern (Kurniawan, 2019).…”

“…Kedua ilmu ini merupakan dari Allah sumbernya, dengan demikian berarti semua hal yang bersumber dari Allah baik itu ayat Al-Qur'an dan As-Sunnah dikatakan ilmu yang sangat berfaedah dalam kehidupan. Islam menjabarkan bahwa semua ilmu yang memberikan kebaikan dan kemudahan petunjuk bagi umat manusia adalah ilmu yang perlu untuk ditekuni dan diamalkan (Kurniawan, 2019). Oleh karena itu, kita sebagai umat sudah sepatutnya mempelajari dan mengimani ilmu pengetahuan agar kehidupan yang kita jalani tidak sesat dan lebih terarah.…”

Islamic Governance for Managing Banking Performance Assessment

“…IMF declared its willingness to confer loans but required the Indonesian government to meet several requirements, one of which was a commitment to improving the country's corporate governance system. Indonesia then adopted the IMF-styled corporate governance because there were no other options which could lead them out of the crisis (Kamal, 2011;Kurniawan, 2019). Some studies of governance prove that the concept of governance possesses two "maladies", i.e., capitalism (materialism) and individualism (egoism).…”

Analisis Terhadap Integrasi Pengetahuan Dalam Sistem Pendidikan Di SMP Islam Terpadu Bunayya

“…Umat Islam sangat membutuhkan adanya integrasi ilmu pengetahuan dengan ilmu-ilmu turats. Hal ini yang disebut oleh Al-Faruqi dalam karyanya, Islamization of Knowledge: General Principle and Work Plan, bahwa islamisasi itu tidak hanya mengelaborasi sebatas memberikan teori-teori seputar diskursus di atas, melainkan juga islamisasi itu harus mampu mendesain perencanaan yang lebih praktis (Kurniawan, 2019).…”