PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dalam sepanjang sejarah gereja, gereja selalu diperhadapkan kepada berbagai tantangan dan halangan untuk membina jemaatnya menjadi jemaat yang benar-benar menjadi orang Kristen yang sejati, orang Kristen yang hanya percaya kepada Yesus Kristus sebagai satu-satunya Tuhan dan juruselamat serta sumber pertolongan bagi mereka. Khususnya di Indonesia, budaya masing-masing suku di tiap-tiap daerah dan tidak jarang budaya budaya yang dimiliki oleh tiap-tiap daerah itu bertentangan dengan Firman Tuhan. Hal ini tentunya merupakan tantangan yang tidak dapat disangkali dan merupakan tantangan yang berat dan perlu disikapi dengan serius oleh gereja Tuhan. Apalagi jika budaya itu adalah budaya yang telah berlangsung turun temurun dari sejak zaman nenek moyang mereka dan dijalankan oleh generasi ke generasi, maka tentunya budaya itu memiliki ikatan yang sangat kuat dengan suku yang melakukan budaya itu. Hal ini tentu pula bukanlah hal yang mudah bagi gereja Tuhan untuk menyelesaikannya. Dari sekian banyak suku dan budaya yang ada di Indonesia, salah satunya adalah suku Pamona yang mulanya berasal dari daerah Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah. Namun dalam perkembangannya dari sejak ratusan tahun lalu telah menyebar sampai ke Kabupaten Luwu, sekarang menjadi Kabupaten Luwu Timur Propinsi Sulawesi Selatan. Sebagai suku yang besar, suku Pamona juga tentunya memiliki banyak budaya yang mereka warisi dari nenek moyang mereka yang sampai hari ini masih mereka laksanakan dalam kehidupan mereka. Yang menjadi persoalan adalah banyak dari budaya itu yang bertentangan dengan Firman Tuhan padahal mereka sudah menjadi orang Kristen sudah lama pula. Salah satu dari sekian banyak budaya itu adalah budaya pemanggilan arwah orang mati, yang biasanya dilakukan pada malam hari yakni malam ketiga ketika salah satu keluarga dari orang Pamona meninggal dunia. Pada suku Pamona budaya ini dikenal dengan istilah " telah meninggal itu. Sungguh tragis, suku Pamona di Desa Maleku, Kecamatan Mangkutana ini hampir 100 persen adalah pemeluk agama Kristen sudah sejak lama, mereka rajin ke gereja dan mengikuti kegiatan-kegiatan kerohanian lainnya, namun sayang banyak dari mereka yang masih hidup dengan cara yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan, banyak diantara mereka yang masih melakukan budaya pemanggilan arwah ini padahal jelas-jelas itu bertentangan dengan Firman Tuhan. Bagi penulis, gereja tidak boleh tinggal diam, gereja harus memiliki sikap yang jelas dan tegas agar orang-orang Pamona yang telah menjadi Kristen ini memiliki pemahaman yang benar tentang iman Kristen, agar mereka dapat bertumbuh menjadi orang Kristen yang dewasa dan memuliakan Tuhan serta tidak melakukan praktek-praktek budaya yang tidak sesuai dengan Alkitab. Untuk itulah penulis sangat tertarik untuk membahas hal ini dalam sebuah karya ilmiah dengan judul: "TINJAUN TEOLOGIS TERHADAP BUDAYA PEMANGGILAN ARWAH PADA SUKU PAMONA." Pokok Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan pokok masalah dalam penulisan ini adalah bagaimana pandan...
This research was conducted with the aim of knowing the implementation of the project based learning model to improve students' higher-order thinking skills in social science material in social sciences. The method used in this study is a qualitative survey method with a total of 22 students. The instruments used in this research are observation and documentation. The data analysis used is qualitative data analysis. Qualitative data analysis is used to provide information that describes the improvement in the results of teacher performance and student activities by using a project_based learning model that is applied during the implementation of learning by using observation sheets. This shows that from the first meeting to the end of four meetings the teacher's performance from 70% to 100% and student activity from 60% to 100%. The conclusion in this study is that students' high-level thinking in social studies can be improved by implementing a project based learning model for class VB students at SDN.
Money in the Islamic Economic Perspectives. This article aims at giving description about money in the perspective of Islamic economic. The data gathered through library research. Islamic economic system is different from economic system with the basis of socialism, capitalism, mix economic, communism, and traditional; one of the differences is on its perspective towards money. The function of money in Islamic economic perspectives is that it functions as a medium of exchange for goods and services. Islam forbids stacking money and making money as a commodity. Because stacking money slows down the velocity of money. It gives impact on minimizing financial transaction and resulting to the economic decrease. Islam proscribes interest and refuses all pseudo-transactions as happen in money market and capital market. Keywords: money, Islamic economics Abstrak: Uang Dalam Persfektif Ekonomi Islam. Artikel ini ditulis untuk memberikan gambaran tentang uang dalam perspektif ekonomi Islam. Guna memperoleh data yang dimaksud, penulis melakukan kajian kepustakaan. Sistem Ekonomi Islam berbeda dengan sistem ekonomi kapitalisme, sosialisme, ekonomi campuran, komunisme dan sistem ekonomi tradisional. Salah satu perbedaannya adalah pandangan terhadap fungsi uang. Fungsi uang dalam perspektif ekonomi Islam hanya terbatas pada uang sebagai alat tukar barang dan jasa. Islam melarang penumpukan uang dan menjadikan uang sebagai sebuah komoditas. Karena penimbunan uang berarti memperlambat perputaran uang. Hal ini berarti memperkecil terjadinya transaksi, sehingga perekonomian menjadi lesu. Islam mengharamkan riba dan menolak segala jenis transaksi semu seperti yang terjadi di pasar uang atau pasar modal saat ini. Kata Kunci: Uang, Ekonomi IslamDOI:10.15408/sjsbs.v1i2.1539
Forest people perceive forests asliving quarter stomaintaint their existence is the face of the earth. They saw the forest as their homes. They do not have a permanent home, as usual modern humanism general. They made the house just enough to protect them from rain and heat. Their house isshapedlike a very simple ordinary tents they calls udung. Their perception of space also affect show these tribes make ends meet. Traditionally basically staple food needs and another needs can be metby the forest. Their traditional way of life consists of hunting and gathering.
Tujuan penelitian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi belajar dan kedisiplin saat Home Learning terhadap hasil belajar IPS kelas IV MI Al-Mursyidiyyah. Penelitian ini termasuk jenis penelitian ex-post facto. Pemilihan sampel menggunakan teknik Probability Sampling jenis simple Random Sampling. Pengumpulan data menggunakan metode angket dan dokumentasi. Metode pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Analisis data dengan menggunakan analisis deskriptif presentase dan analisis regresi berganda. Hasil analisis diperolah harga koefisien korelasi (Ry(1,2)) sebesar 0,306, koefisien korelasi tersebut bernilai positif maka terdapat pengaruh positif variabel motivasi belajar dan kedisiplinan saat Home Learning terhadap hasil belajar IPS. Nilai koefisien determinasi (R2y(1,2)) sebesar 0,093 atau 9,3% yang berarti bahwa motivasi belajar dan kedisiplinan saat Home Learning mampu menjelaskan 9,3% perubahan hasil belajar.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.