Globalisasi dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi berdampak mencairnya batas sendi-sendi kehidupan manusia dalam banyak aspek.  Salah satu aspek yang paling terdampak adalah kebudayaan. Masuknya budaya global meretas sekat-sekat budaya lokal. Dalam budaya global terjadi pencampuran aneka kebudayaan. Budaya hasil pencampuran tidak bisa lagi disamakan dengan budaya asal. Lahirnya model-model kebudayaan baru kadang-kadang mengejutkan dan sulit difahami. Salah satu unsur kebudayaan yang penting adalah bahasa. Di era tanpa batas ini marak digunakan bahasa campuran. Maraknya penggunaan bahasa campuran bisa dilihat pada budaya populer lirik lagu. Lagu bisa dimaknai sebagai bentuk media komunikasi sekaligus produk budaya. Sebagai unsur kebudayaan bahasa mampu merepresentasikan perubahan-perubahan sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat penggunanya. Penggunaan bahasa campuran pada lirik lagu menarik untuk diteliti sebagai pintu masuk bagi  kajian lebih jauh atas dinamika sosial budaya masyarakat. Pendekatan culture studies dengan perspektif kritis posmodern menggunakan metode analisis wacana menjadi pisau bedah yang digunakan untuk mengungkap hal-hal apa yang menjadi latar, motif atau ideologi penggunaan bahasa campuran dalam lirik lagu. Dari penelitian ini bisa difahami adanya pergulatan budaya antara budaya “superior” terhadap budaya inferior. Dominasi dan hegemoni terjadi secara simbolik yang mana hal tersebut bisa jadi merupakan bahaya laten bagi harmoni dalam keragaman budaya yang ada.

Berbelanja saat ini telah menjadi suatu yang  telah berkembang secara luas baik dengan sistem online maupun secara langsung. Namun sebelum berbelanja biasa orang lebih tertarik dengan berbagai strategi pemasaran yang ditawarkan. Berbagai strategi yang ditawarkan pada dasarnya merupakan daya tarik untuk memancing pelanggan agar berbelanja. Salah satu yang menjadi bahan diskusi penulis adalah “Rumah Oxcart” yang membuka konveksi  yang berupa kaos, jaket dan kemeja. Untuk mengetahui daya tarik dan strategi pemasaran Rumah Oxcart terhadap kepuasan berbelanja maka peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif, dengan pengumpulan data berupa penyebaran kuesioner kepada para pelanggan yang berbelanja di Rumah Oxcart. Hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan  antara Daya Tarik dan Strategi Pemesaran terhadap Kepuasan Berbelanja di Rumah Oxcart.

Salah satu program reality show yang menarik perhatian adalah program reality show Stand Up Comedy. Tayangan yang memiliki nilai informasi dan hiburan serta bersifat edukatif mendapatkan porsi yang cukup banyak dihadirkan oleh stasiun televisi di Indonesia. Dari fenomena yang terjadi akibat hubungan tayangan televisi, terdapat perubahan Pola Menonton kepada khalayak yang menonton program acara tersebut.. Pengelola stasiun penyiaran dituntut untuk memiliki kreativitas seluas-luasnya untuk menghasilkan berbagai program yang menarik.

Teaching English for students of non-English department is often challenging, especially when most of the students have low English competence. This study aims to propose a method called Translatonomics to teach English for Economics through translation practice to encourage the students to understand English contextually. The participants are 25 students of Management and 25 students of Accounting study program. The research was conducted firstly to identify the ability of the students to understand English text about Economics and translate it into Bahasa Indonesia, then to introduce contextual translation from translating simple sentences, short paragraphs, and text. The analysis showed that most students still have high dependency on instant translation such as Google Translate and do not try to relate the context as they do not understand the text. Therefore, it is important to encourage the students to understand the text contextually and one of the ways is through translation practice. In teaching translation, it was started from translating simple sentences, translating short paragraphs, and translating texts. The students were encouraged to understand and to translate Economics texts contextually from English into Bahasa Indonesia and to minimize their dependency on instant translation tools such as Google Translate.