Outbreak of oil palm bagwormPteroma pendula has been reported within the last few years in several plantations in North Sumatra. A study was conductedto determine the impact of P. pendula attacks on oil palm productivity. Aerial photograph was taken in November 2016 andanalyzed to determine the level of damage on each palm canopy. The damage symptoms were classified onto healthy palms ascontrol plants (score 0), mild (score 1), moderate (score 2), severe (score 3), and very severe (score 4). The sample palms wererandomly selected and observed for the sex ratio, bunch number and bunch weight at 18 months after defoliation. The attackof P. pendula at the highest level (score 4) caused a significant effect on sex ratio and the number of bunches produced. Thefresh fruit bunches production was declined 21.02–36.35% on palms with moderate to very severe attack (score 2–4). Similarpalms also have a potential case of inflorescences abortion 18.41–32.54%. However, the average bunch weight was notinfluenced by P. pendula attack.
Penelitian keanekaragaman serangga meliputi informasi jenis, nilai keanekaragaman dan kekayaan jenis serangga mulai banyak dilakukan berkaitan dengan penggunaan insektisida dalam mengendalikan hama di perkebunan kelapa sawit. Aplikasi insektisida jangka panjang selama 9 bulan dengan rotasi aplikasi dua minggu sekali telah dilakukan sebagai kajian informasi tentang penurunan jenis dan keanekaragaman serangga di perkebunan kelapa sawit. Jenis insektisida yang digunakan terdiri dari insektisida Fipronil, insektisida biologis Bacillus thuringiensis (Bt) dan kombinasi insektisida Klorantraniliprol (1 kali) dan Bt (3 kali). Penangkapan serangga digunakan perangkap nampan kuning, Malaise trapdan jaring serangga. Berdasarkan hasil pengamatan, serangga yang tertangkap pada seluruh lokasi pengamatan sejumlah 7.943 individu, yang terdiri dari 80 Famili dan 11 Ordo. Nilai indeks keanekaragaman dan jumlah individu pada lokasi dengan aplikasi insektisidakimia Fipronillebih rendah daripada perlakuan lain yang disebabkan berkurangnya jumlah famili dan individu, sedangkan pada lahan dengan aplikasi insektisida biologisBt maupun kombinasinya dengan insektisida kimia Klorantraniliprol relatif tidak mempengaruhi indeks keanekaragaman dan nilai sebaran serangga.
Penyakit bercak daun telah bertransformasi menjadi ancaman serius untuk keberlangsungan pembibitan kelapa sawit. Dalam kurun dua tahun terakhir, infestasi penyakit bercak daun pada beberapa sentra pembibitan kelapa sawit di Sumatera dan Kalimantan telah menyebabkan kerusakan yang berat hingga menyebabkan kematian pada bibit yang dibudidayakan. Evaluasi penyakit pada sentra-sentra pembibitan dengan tingkat penyakit berat menunjukkan adanya kesamaan metode penyiraman yang menyediakan kondisi optimal bagi patogen untuk menginisiasi penyakit. Tindakan pengendalian yang masih mengandalkan penggunaan fungisida harus dilakukan secara bijak untuk mencegah terjadinya resistensi. Indikasi resistensi dapat dikaji dari penurunan efektivitas pengendalian fungisida yang sama dari waktu ke waktu. Rotasi dan pencampuran bahan aktif menjadi salah satu solusi untuk mematahkan serta mencegah terjadinya resistensi terhadap suatu bahan aktif fungisida. Namun, penggunaan fungisida hanya akan mampu menghentikan epidemi penyakit jika diiringi dengan pemahaman mengenai aspek-aspek yang memengaruhi perkembangan penyakit bercak daun di pembibitan kelapa sawit.
Flubendiamida merupakan insektisida baru yang memiliki selektivitas tinggi terhadap serangga dari kelompok Lepidoptera. Penelitian dilakukan untuk melihat pengaruh aplikasi flubendiamida terhadap tingkat mortalitas ulat api S. asigna, ulat kantung M. plana, dan penggerek tandan T. rufivena pada tanaman kelapa sawit menghasilkan. Dampak aplikasi flubendiamida terhadap aktivitas serangga penyerbuk E. kamerunicus juga turut diamati pada penelitian ini. Aplikasi flubendiamida dilakukan secara langsung pada tajuk atau tandan buah yang terserang hama dengan dosis 0, 50, 100, 150, dan 200 mL/ha. Sementara itu, untuk melihat pengaruhnya terhadap kunjungan serangga penyerbuk, flubendiamida diaplikasikan secara langsung pada tandan bunga jantan yang sedang mekar dengan dosis 150 mL. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tingkat mortalitas ketiga ulat meningkat seiring dengan pertambahan dosis aplikasi. Flubendiamida pada dosis aplikasi 150-200 mL/ha efektif untuk mengendalikan ulat api dan ulat kantong, sedangkan untuk penggerek tandan pada dosis 200 mL/ha. Aplikasi flubendiamida tidak menyebabkan efek negatif terhadap kunjungan dan perkembangbiakan kumbang E. kamerunicus pada bunga jantan kelapa sawit.
Penelitian untuk mengetahui dampak aplikasi konsorsium mikoriza terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman dan tingkat kejadian penyakit Ganoderma dilakukan pada fase pembibitan kelapa sawit. Percobaan disusun dalam rancangan acak lengkap faktorial dengan dua faktor (dosis mikoriza dan waktu inokulasi Ganoderma) dan tiga taraf perlakuan pada masing-masing faktor utama yaitu dosis mikoriza sebanyak 0 g, 30 g di pre-nursery (PN) ditambah 40 g di main nursery (MN), atau 40 g di PN ditambah 50 g di MN, dengan waktu inokulasi Ganoderma pada 3 atau 6 bulan setelah tanam dan perlakuan tanpa inokulasi sebagai pembanding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat mikoriza yang digunakan dapat bersimbiosis dengan perakaran bibit kelapa sawit dengan tingkat kolonisasi antara 39,13% dan 45,74%. Aplikasi mikoriza tidak memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan meninggi dan jumlah daun bibit kelapa sawit, namun berdampak signifikan terhadap perkembangan diameter bonggol yang lebih lebar. Kejadian dan intensitas penyakit Ganoderma pada tanaman dengan aplikasi mikoriza secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan tanpa mikoriza. Aplikasi mikoriza mampu menekan perkembangan penyakit hingga lebih dari 50% pada seluruh dosis yang digunakan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.