CV. Eja Nursery merupakan salah satu industri pembibitan dan perkebunan karet yang terdapat di Kutai Kartanegara, tepatnya di Jalan Poros Samarinda – Bontang Km 71. Berdasarkan hasil observasi awal didapatkan bahwa terdapat beberapa postur kerja yang tidak ergonomis pada saat petani karet melakukan pekerjaannya yaitu membungkuk pada saat proses penyadapan dan proses pengangkutan getah karet. Postur kerja yang tidak ergonomis ini dapat menyebabkan petani karet mengalami keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) yang tinggi. Berdasarkan permasalahan tersebut perlu dilakukan penelitian ergonomic assessment untuk menilai postur kerja pada aktivitas-aktivitas kerja petani karet khususnya di CV Eja Nursery, sehingga nantinya para petani dapat mengetahui tingkat risiko dari postur kerja yang dilakukannya tersebut sehingga dapat diberikan rekomendasi perbaikan sehingga risiko cedera dapat diminimalkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah OWAS. Dari perhitungan menggunakan OWAS dapat disimpulkan bahwa, sebanyak 71% postur kerja berada pada kategori 2 yaitu postur kerja berbahaya bagi sistem muskuloskeletal dan diperlukan perbaikan di masa yang akan datang, 21% postur kerja berada pada kategori 3 yaitu postur kerja berbahaya bagi sistem muskuloskeletal dan diperlukan perbaikan segera mungkin dan 7% postur kerja berada pada kategori 1 yang berarti tidak ada masalah pada sistem muskuloskeletal. Hal ini berarti postur kerja petani karet di CV. Eja Nursery dari tahap persiapan, pemanenan, pengangkutan hingga pemanenan masih kurang ergonomis. Perbaikan diperlukan adalah menyediakan alat bantu seperti meja dan kursi, perancangan alat bantu sadap, dan kereta dorong.
CV. Eja Nursery is one of the rubber plantations located in Kutai Kartanegara District, East Kalimantan. Indonesia is the second largest rubber producer in the world. Based on the initial observations it was found that there was not ergonomic work environment at CV. Eja Nursery. Not ergonomic work environment will interfere with the productivity of farmers' work. Given the importance of ergonomics in agriculture, the International Labor Organization (ILO) in collaboration with the International Ergonomics Association (IEA) developed an ergonomics approach to improve safety and health in agriculture, which was named the Ergonomic Checkpoint in Agriculture. Based on this concern, research on the evaluation of ergonomics working condition is conducted in CV. Eja Nursery using Ergonomic Checkpoint in Agriculture. The results showed that 27.6% of the working conditions at CV. Eja Nursery needs improvement. This means the working conditions at CV. Nursery is mostly in accordance with ergonomics standards in agriculture. Aspects that require attention are providing welfare facilities and organization and work schedules.
Seperti halnya pada bidang pertanian yang lain, MSDs juga terjadi pada petani karet karena sebagian besar pekerjaannya dilakukan dengan postur tubuh yang janggal. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi prevalensi MSDs dan menilai resiko ergonomi pada postur kerja petani karet. Metode NBM (Nordic Body Map) digunakan untuk mengukur prevalensi MSDs dan metode AWBA (Agricultural Whole-Body Assessment) digunakan untuk menghitung nilai resiko postur kerja pada semua aktivitas petani karet mulai dari persiapan alat, panen, pengemasan dan perawatan kebun. Data dikumpulkan dengan metode wawancara dan observasi pada 15 petani dari 4 perkebunan karet yang berbeda di Desa Perangat Selatan, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata petani karet mempunyai keluhan sakit MSDs pada pinggang dan keluhan agak sakit pada punggung, bahu kanan, lengan atas kanan, lengan bawah kanan, telapak tangan kanan, lutut kanan dan lutut kiri. Evaluasi resiko postur kerja petani karet dengan menggunakan metode AWBA, menunjukkan 53% postur kerja dari aktvitas-aktivitas petani karet termasuk kategori risiko tinggi, 40% risiko agak tinggi dan 7% aman. Kategori aman hanya terjadi pada satu aktivitas yaitu pengasahan pisau dimana petani duduk saat melakukan aktivitas ini. Perbaikan yang disarankan untuk meminimalkan risiko postur yang tidak biasa adalah dengan menyediakan alat bantu seperti kursi ringan, kereta dorong, meja untuk menempatkan getah karet untuk dimasukkan ke dalam karung dan memperbaiki desain pisau sadap. Pisau harus memiliki pegangan yang lebih panjang untuk meminimalkan postur membungkuk dalam aktivitas penyadapan karet. Kata kunci: AWBA, ergonomi, NBM, petani karet, postur kerja
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.