The purpose of this study was to determine the effect of ship worthiness and seafarers' skills on improving ship operational performance through minimum service standards. Some early indications found in the field, such as the low performance of ship maintenance by procedures, and the obstacles in implementing the ship maintenance plan due to the inefficiency of the ship's operating schedule. This study uses Path Analysis with Path Coefficients Sub Structure 1 and Sub Structure 2. The test method used for the direct effect is the regression method while the indirect effect is the Sobel test. The number of samples is 80 respondents from national shipping companies, from various types of ships, namely, crew boats, patrol boats, utility boats, supply vessels, and anchor handling towing supply. The results of the study indicate that there is a positive and significant effect of seaworthiness and seafarers' skills on increasing ship operational performance, directly or indirectly through minimum service standards. The minimum service standard variable can mediate the indirect effect of the seafarers' skill and ship worthiness variables on the operational performance of the ship. To meet the growing customer satisfaction as the consequences of tight competition, it is necessary to improve the quality of the fleet where durability, cleanliness of the fleet, and safety facilities in the fleet are expected to provide a high guarantee for safety.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah jam kerja dan jam istirahat telah diimplementasikan di kapal yang berbendera Indonesia (studi kasus pada Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta dan Pelabuhan Makassar). Jenis penelitian yang dilakukan melaui pendekatan kuantitatif. Metode penelitian menggunakan metode analisis deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah Anak Buah kapal (ABK) pada kapal-kapal berbendera Indonesia yang sandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta dan Pelabuhan Makassar. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non probability sampling dengan menggunakan purposive sampling. Data yang didapatkan diolah dengan menggunakan analisis deskriptif sedangkan perhitungan data menggunakan SPSS versi 20,0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi atas penerapan jam kerja dan jam istirahat di kapal berbendara Indonesia telah berada pada kategori tinggi. Meskipun masih terdapat beberapa indikator yang harus ditingkatkan untuk lebih meningkatkan pengimplemtasian jam kerja dan jam istirahat dalam kapal secara umum.
Kontainer adalah salah satu temuan penting dalam dunia pelayaran yang dapat mempercepat proses pemuatan barang dan transfer dari satu tempat ketempat lain. Pengikatan muatan yang benar akan mengikat muatan sehingga tidak bergeser dari tempatnya selama dalam pelayaran meskipun kapal diterjang badai. Penelitian ini mengalisa penggunaan alat pengikatan kontainer di kapal. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa bagaimana penggunaan alat pengikatan kontainer yang dilaksanakan oleh awak kapal di KM. Meratus Semarang. Penelitian ini dilaksanakan di KM. Meratus Semarang. Sumber data yang diperoleh adalah data primer yang diperoleh langsung dari tempat penelitian dengan cara melakukan pengamatan. Penenelitian ini menggunakan deskriptif. Penelitian ini membuktikan bahwa pelaksanaan pengikatan kontainer di kapal belum dilaksanakan sesuai ketentuan sehingga berpotensi pada kecelakaan. Penyebabnya adalah kurangnya pemahaman awak kapal dalam pengikatan kontainer, kurangnya pengawasan dari perwira bagian dek pada saat pengikatan dan terbatasnya peralatan pengikatan diatas kapal.
Dewasa ini masalah ketenagakerjaan di bidang jasa transportasi semakin ramai dibicarakan di Indonesia, apalagi akhir-akhir ini banyak terjadi musibah yang bertubi - tubi menimpa jasa transportasi di Indonesla baik yang bergerak di darat, laut, maupun udara.Menyangkut masalah musibah pasti ada pihak yang dirugikan baik dari pihak pengguna jasa maupun pemberi jasa.Oleh sebab itu, perlindungan hukum sangat berperan penting untuk melindungi khususnya untuk tenaga kerja atau pekerja. Menurut Pasa/ 2 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan kapal, disebutkan ada 5 macam kecelakaan kapal yang sering terjadi yaitu, kapal tenggelam, kapal terbakar, kecelakaan kapal yang menyebabkan terancamnya jiwa manusia dan kerugian harta benda, kapal tubrukan, kapal kandas, dan sebagainya. Sedangkan, menurut Baharudin Lopa (1984: 65.71) menyebutkan bahwa resiko bahaya di laut tidak hanya disebabkan oleh kelalaian manusia (pelaut) maupun usia kapal yang digunakan, akan tetapi juga dapat disebabkan oleh faktor-faktor lain yang tidak disebutkan dalam perjanjian kerja laut antara lain: angin laut, hantu laut, gurita besar, angin, batu karang, dan tubrukan perahu.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki wilayah laut yang sangat luas mencapai 3,25 juta km2 atau sekitar 63 % wilayah Indonesia serta garis pantai yang sangat panjang sepanjang 80.791 km2. Posisi strategis wilayah laut indonesia baik dari segi geopolitik dan geoekonomi menuntut adanya perubahan kebijakan yang lebih mengedepankan pengembangan potensi laut/maritim Indonesia. Pembangunan tol laut sebagaimana yang dimaksud dalam kebijakan Presiden Jokowi memang menjanjikan banyak perubahan utamanya kesenjangan antara kawasan barat dan kawasan timur Indonesia. Pelabuhan-pelabuhan inilah yang kemudian akan menopang pembangunan Tol Laut yang akan dibagi-bagi menjadi beberapa trayek angkutan laut yang menghubungkan wilayah Barat dan Timur Indonesia. Penelitian Efektivitas Penyelenggaraan Tol Laut ini menggunakan metode gabungan (mix method), yaitu mengkombinasikan antara pendekatankomparatif dan deskriptif kuantitatif, Lokasi survey dilakukan di Kota Ternate dan daerah hinterlandnya. Efektivitas pelaksanaan tol laut pada trayek T-5 belum mampu untuk menekan disparitas harga yang terjadi. Penurunan indeks harga hanya terjadi di Pasar Galela untuk komoditas Cabe besar dan daging sapi, sedangkan sisanya untuk semua komoditas selain beras medium di ketiga pasar menunjukkan kenaikan indeks harga, Rute pelayaran tol laut yang bersinggungan dengan jalur swasta yang telah lebih dulu bersaing sehingga jalur tol laut yang baru beroperasi akan sulit bersaing serta lama dan panjangnya jalur yang harus dilalui oleh jalur tol laut sehingga jalur swasta masih lebih diminati karena jalur yang lebih pendek dan waktu yang relative cepat walaupun dengan harga yang jauh lebih mahal, Trayek T-5 belum mampu untuk memenuhi kebutuhan akan komoditi bahan pokok pada wilayah yang dilaluinya, sehingga sektor swasta masih berperan besar dalam pemenuhan kebutuhan bahan pokok daerah tersebut.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.